Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ryudhappAvatar border
TS
ryudhapp
Kenali Istilah Self Talk
Mungkin Sebagian Orang tidak asing dengan Istilah diatas, tetapi beberapa diantaranya banyak yang belum mengetahui mengenai apa itu Self-talk, atau mungkin saja kalian sering mendengar kalimat tersebut tetapi tidak sepenuhnya mendalami makna Istilah dari Self-talk itu sendiri,

Self-talk diartikan dengan Istilah talk or thoughts directed at oneself, yang berarti Pikiran yang diarahkan kepada diri sendiri, Sigmund Freud-lah yang pertama kali menciptakan gagasan bahwa kita memiliki tingkat pikiran sadar dan tidak sadar, dengan proses kognitif bawah sadar memengaruhi perilaku kita dengan cara yang tidak kita sadari (Cherry, 2019).

Self-talk dapat pula diartikan sebagai cara kita berdialog dengan inner voice diri sendiri saat menghadapi berbagai macam situasi. Self-talk yang dapat kita lafalkan baik dalam hati maupun dengan suara lantang akan menjadi sebuah sugesti untuk diri. Sejatinya, self-talk membantu diri sendiri menjadi lebih sadar dalam berpikir, merasa, dan bertindak.

Tanpa disadari, sebagian besar orang terus-menerus mengobrol dengan diri mereka sendiri tentang kegiatan sehari-hari mereka. Terkadang dialog internal mencerminkan pengamatan sederhana (cth., "Ini hari Senin.") Atau interpretasi peristiwa (cth., "Saya benar-benar malas di sini."). Suara batin ini mempengaruhi cara kita memandang diri sendiri, lingkungan, dan orang-orang di sekitar kita. Lebih jauh, terdiri dari pikiran-pikiran yang kita sadari dan pikiran-pikiran bawah sadar.

tidak hanya sampai disini saja , istilah self-talk ini pun terbagi menjadi dua, ada yang negatif juga yang positif lho teman-teman... mau tahu pengertiannya lebih dalam? mari kita lanjutkan...

Negative Self-talk
Dalam hal ini, seseorang cenderung berpikiran negatif terhadap dirinya juga apa yang menimpa dalam dirinya, seseorang terkadang terfokuskan dengan gagasan yang terbentuk sebelumnya bahwa "Saya tidak cukup baik," atau selalu melontarkan kata "Saya selalu gagal," ataupun "Saya tidak dapat melakukan sesuatu dengan benar", dan pikiran-pikiran negatif lainnya. Otak kita dirancang untuk lebih mengingat pengalaman negatif daripada pengalaman positif, dan ketika kita berulang kali mengatakan hal negatif tersebut, tentunya dapat memicu perasaan negatif lainnya. (Jantz,2016)

Baca Selengkapnya
Diubah oleh ryudhapp 11-09-2020 14:06
0
486
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
EducationKASKUS Official
22.6KThread13.7KAnggota
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.