Saya bukanlah pecinta sepakbola namun saya masih ingat jelas dulu ayah saya adalah penggila sepakbola. Kegilaannya itu ditunjukkan dengan rela memasang parabola berbayar demi dapat menonton piala dunia 2010 lewat tv.

Kota tempat saya tinggal hanyalah kota kecil. Hanya sedikit orang yang punya akses menonton piala dunia jadi banyak sekali orang yang memilih untuk nobar. Karna itulah rumah saya juga dijadikan tempat nobar waktu itu.

Awalnya tidak tertarik karna saya waktu itu sekolah kelas 5 sd. Harus tidur agar bisa sekolah esoknya jadi nggak ada waktu buat nonton piala dunia. Meski demikian banyak juga kawan kawan saya di sekolah yang membicarakan bola.

Waktu pun berjalan dan sudah waktunya untuk final. Spanyol VS Belanda.

sumur

Banyak sekali kawan saya yang membicarakannya sampai banyak juga yang jadi bandar judi dadakan. Karna memang hanya 4 tahun sekali jadi wajar sajalah. Waktu itu pun saya berpikir untuk menonton karna memang sudah final dan juga belum tentu 4 tahun lagi bisa ketemu piala dunia.

Akhirnya di hari senin pagi saya pun memaksakan diri untuk bangun dan menonton. Meski saat itu hujan sehingga enak buat tidur saya tetap memaksakan diri bangun. Bersama keluarga dan beberapa tetangga kami pun menonton pertandingan final yang di nanti nanti tersebut.

Sulit rasanya, selain karna dingin rasa kantuk ini pun amat berat untuk dilawan namun teriakan antusias dari para orang dewasa membuat mata saya tetap terbuka.

Dengan ditemani kacang rebus kami menonton pertandingan itu selama 2 jam lamanya. Wow, tak disangka saya merasa tercerahkan. Meski tak begitu paham aturan sepak bola namun pertandingan itu menarik untuk di ikuti.

Kala itu saya cuma tau 1 pemain yakni david villa dari spanyol jadi setiap namanya disebut saya otomatis melek untuk menatap layar tv.

Akhirnya setelah banyak sekali konflik dan tendangan akhirnya pertandingan pun berakhir 1-0 untuk kemenangan spanyol. Well, lumayanlah. Tidak sia sia rasanya bangun pagi pagi.

Dengan mata berat saya paksakan diri untuk tidur 1 jam sebelum akhirnya berangkat sekolah.

Nah, itulah pengalaman pertama saya menonton sepak bola. Sejak saat itu saya tak pernah lagi menonton piala dunia namun tak diragukan lagi pertandingan itu sangat membekas di ingatan saya.

Untuk piala dunia u-20 di indonesia nanti, mungkin akan saya tonton. Kali ini lengkap dengan kacang rebus dan secangkir kopi panas. See you.