Selamat malam, GanSist. Ane mau review novel lagi, nih. Mumpung lagi demen baca. Kali ini review punya kakak ane. Cekidot, yuk

Review novel ini murni pendapat pribadi, sebagai bentuk apresiasi karya. Semoga bisa menjadi penyemangat bagi si penulis untuk membuat karya lebih baik lagi. Terlebih sebagai pemicu semangat bagi saya sendiri, untuk terus berkarya dan bermanfaat bagi orang lain. Karena menurut saya, mengulas karya jauh lebih baik ketimbang mengurusi urusan orang lain, terutama kehidupan si penulis.

Bagi para pecinta novel, semoga review ini bermanfaat. Silakan baca sampai akhir, sebelum kalian membeli novelnya. Asik pokoknya, bikin pengen.

Pertama. Saya ingin membahas tentang cover.

Untuk desain cover tidak diragukan lagi, creator-nya guru saya sendiri, guru desain. Always the best, biarpun saya belum bisa mengopi seujung kuku ilmu yang dia ajarkan.

Gambar yang terpajang pada sampul ialah, seorang wanita yang dipotret dari belakang. Tengah menikmati pemandangan alam, ini memberikan kesan sejuk di mata. Mengenakan kain Upo ulen-ulen atau kain Kerawang, khas suku Gayo kebanggaan provinsi Aceh. Ini bisa menjadi daya tarik sekaligus untuk mengenalkan kain tersebut kepada masyarakat dunia. Poin plus-plus menurut saya. Sosoknya misterius, mungkin akan kita dapatkan jawabannya dalam cerita.

Lalu judul. Cut Nyak Lahore. Judul sudah pas menggambarkan isi. Tentang kisah cinta seorang wanita bernama Cut Nyak Lahore, Inen Melani yang berlatar Aceh.

Lalu sub judul. 2.3.5 GelAs-GElas Kristal 4.0 Cinta. Sebelumnya, saya kurang paham dengan apa yang ingin disampaikan penulis. Setelah membaca novel ini, barulah saya mengerti dengan apa yang dimaksudkan sebelumnya.

Selanjutnya. Mari kita simak blurb-nya.

Blurb
.
Satu jam lagi undangan ini, apakah aku akan menghadiri pelantikan Musrian?
Pantaskah aku hadir di sana? Bagaimana dengan besok? Murdi juga pelantikan, apakah aku harus memenuhi undangannya juga?

Lusa, Bang Akmal akan datang ke rumahku membawa Kak Lia--istrinya--yang akan berobat di Rumah Sakit Zainal Abidin, tetapi untuk beberapa hari dia ingin tinggal bersamaku.

Bagaimana dengan Danuar? Dia juga ingin aku hadir pada acara buka puasa bersama pembukaan showroom usaha barunya.

Ya Allah, Ramadan-Mu dalam Covid-19 ini berilah aku kemenangan dengan kesucian tanpa menodai statusku agar bisa capai fitri yang mulia. Aku berusaha menjaga 2.3.5 gelas-gelas kristal itu agar tetap di tempatnya dan tidak menjadi beling dalam mencari 1 dari 4 cinta. Kendati aku kadang akan merangkak dari nol untuk mendapatkan 1 cinta yang masih misteri.

***

Blurb atau apa pun itu yang terletak di sampul belakang, tujuannya adalah menarik calon pembaca. Ini sudah cukup maksimal menurut saya. Ada rasa penasaran, ketika saya membaca pada tiap-tiap kalimatnya.

Dimensi 14cm x 20cm. Ketebalan kertas pada novel ini sangat-sangat baik. Tidak mudah sobek.

Narasi. Gaya bercerita yang disajikan tidak kaku. Sehingga pembaca tidak bosan. Feel tergali dengan baik, ceritanya pun mengalir. Saya bisa merasakan masuk ke dalam cerita dan itu sungguh menguras emosi.

Kaidah kepenulisan. Pada halaman 27, saya menemukan kalimat yang jujur kurang nyaman saat membacanya.

'Sejak itu, dia lebih banyak murung dan terkadang merasa tidak berguna.'

Kalimat tersebut sedikit menganggu pikiran saya sebagai penikmat karya. Saya juga sempat bertanya-tanya, apa maksudnya 'sejak itu?' Apa mungkin maksudnya ialah 'sejak saat itu'. Sebagai pembaca tentu saya akan lebih nyaman jika kalimatnya diubah menjadi.

'Sejak saat itu, dia lebih banyak murung dan terkadang merasa tidak berguna.'

Lalu, pada halaman 46 saya menemukan tanda baca yang dobel.

'Rintihan hati ini hanya bisa aku ungkapkan pada Allah Swt., tentang kerinduan, juga gelas-gelas kristal yang mendera.'

Sebaiknya hapus salah satu setelah kata (Allah Swt). Ini saran saya menjadi.

'Rintihan hati ini hanya bisa aku ungkapkan pada Allah Swt, tentang kerinduan, juga gelas-gelas kristal yang mendera.'

Tentang penulis. Saya cukup kenal dengan penulis, bahkan beliau adalah kakak online saya sendiri. Beberapa kali satu frame dalam antologi membuat hubungan kami semakin erat, mudah-mudahan persaudaraan ini bisa sampai ke akhirat kelak. Aamiin.

Beliau mulai giat berliterasi di FB sejak Mei 2019. Selain cantik, beliau juga ramah dan penuh semangat. Selain penulis, beliau juga seorang pengajar. Banyak penghargaan yang sudah diraih, tentu tidak diragukan lagi kemampuannya.

Sebagai wujud dukungan pribadi, saya beli karya beliau ini tanpa sepengetahuannya. Tahu-tahu beliau kaget saat foto ini terkirim padanya. Hehe.

Karakter. Setiap karakter sudah tergambar jelas. Saya bisa merasakan feel yang sangat terasa pada tokoh Inen, bahkan larut merasakan apa yang dia rasakan. Tetapi, menurut saya dia terlalu sempurna. Ayolah berikan dia sedikit saja kekurangan, setiap manusia pasti punya kekurangan, bukan?

Logika cerita. Sudah bagus. Minim plot hole.

Konflik. Penulis sudah baik dalam meramu konflik. Dikemas apik hingga ending.

Plot. Penulis sukses dalam meramu plot twist, di mana clue-clue sudah terbaca sepanjang cerita, hingga meledak di ending.

Page turner. Ending per part selalu menyuguhkan rasa penasaran, menggerakkan jari untuk membuka lembar demi lembar. Padahal saya pun masih menyelesaikan naskah saya sendiri. Godaan untuk melanjutkan bab berikutnya sangat terasa, karena sangat menikmati ceritanya.

Ada lagi yang menarik bagi saya pribadi, yaitu sisipan foto penulis di tiap pergantian part. Jujur saya sangat memuji ide tersebut. Saya berasa terbawa ke Aceh, membayangkan menikmati pemandangan alam di sana, sambil bercengkrama dengan beliau--penulis.

Favorit. Saya bisa merasakan lebur dalam pergulatan batin tokoh utama. Inen Melani sukses mencuri perhatian saya, sejak awal hingga akhir.

Dalam novel ini kaya akan quote yang bisa kita ambil hikmahnya. Favorit saya adalah "Kejar asa wujudkan mimpimu, meski untuk itu ada beribu kalajengking dengan racunnya mengitari langkahmu."

Tokoh lain yang mampu mencuri perhatian saya adalah Murdi. Gemes banget sama ini orang, pegen nabok aja kalau ada. Ups.

Kelebihan. CNL adalah novel karya perdana penulis. Bangga rasanya bisa ikut memeluk buku best seller ini. Mudah-mudahan kelak bisa nular ke saya. Aamiin.
Dalam novel ini, kaya akan bahasa suku Gayo. Saya bersyukur dengan buku ini bisa sedikit belajar bahasa daerah tersebut. Sangat-sangat patut mendapatkan apresiasi tinggi.

Kekurangan. Menurut saya pribadi tokoh utama masih terlalu sempurna. Berikan sentuhan kekurangan, misal dalam keadaan yang sudah sangat terpojokkan, dia bisa melabrak orang. Jahad amat ya, saya.

Kesimpulan. Novel ini sangat direkomendasikan untuk kalian pecinta karya yang berlatar daerah. Ada juga pesan moral yang saya tangkap, tetapi tidak terkesan menggurui..

Saran.
Untuk penulis. Semoga berkah dan semakin sukses, ditunggu next karyanya.
Untuk pembaca. Sangat-sangat menyarankan untuk memiliki novel ini, ada banyak pelajaran yang bisa dipetik. Tentang kesabaran dan keikhlasan.

Rating : 8,9 dari 10.

Review ini tentu masih banyak kekurangan. Kerena tidak ada karya yang benar-benar sempurna kecuali kitab suci, begitu pula manusia. Untuk itu saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyampaian.

Buat yang mau peluk bukunya bisa langsung hubungi penulis Lasma Farida
Atau untuk wilayah Jawa bisa saya bantu, inbox aja nanti saya berikan kontak seller-nya. Kebetulan saya kenal baik dengan orang-orang di balik layar novel ini.