gilangg23Avatar border
TS
gilangg23
ARWAH PEMAKAI SUSUK PEMIKAT


Malam ini, saya terduduk di dapur sambil mengetik di laptop dan mencoba menuangkan pengalaman saya bertemu dengan sosok yang mengganggu saya belakangan hari ini. Ditemani dengan segelas kopi hangat sambil mencoba rileks dan membuka gerbang dialog dengan perempuan itu.

Wanita yang malang - batinku sambil menyeruput secangkir kopi hangat dan menghembuskan nafas berat.

Sejenak memejamkan mata dan membayangkan sosok yang menggangguku. Benar saja, kini dia muncul tempat di sampingku yang sudah siap dengan laptop di depan mata. Perasaan takutku menjalar disekujur tubuh ketika sosok wanita itu kini berdiri mematung di sampingku yang berjarak hanya -+1 meter dari posisiku yang sedang duduk mengetik. Aku mencoba untuk menutup layar laptopku dan mencoba untuk berkomunikasi dengannya. . .

Seorang wanita mengenakan kebaya berwarna merah dan selendang berwarna hijau di bahunya, rambutnya disanggul sepeerti penari ronggeng pada umumnya. Aku duduk di sana, di bangku plastik berwarna hijau dan berada di posisi tengah - tengah. Wanita ini sedang menari bersama 7 wanita lainnya, musik gamelan dan alunan khas sunda bergema di dinginnya malam. Lalu mataku tertuju pada seorang pria yang mengenakan kemeja bergaris warna putih yang sedang menatap wanita berkebaya warna merah itu dengan senyuman manis di bibirnya. apa kaitannya?

Tubuhku dibawa ke adegan berikutnya. Kali ini aku berada di depan rumah sederhana dengan berpenerang bohlam berwarna kuning redup. Tidak asing, aku melihat wanita berkebaya itu bersama pria kemeja bergaris putih tadi. Aku sekilas mendengar percakapan mereka. . .

"Aa, apa aa ngga mau nemenin ratih malem ini?" Nada manja keluar dari mulut wanita itu. (Oh... namanya ratih, batinku saat melihatnya berbincang)

"Nanti istri aa curiga kalau tidak pulang malam ini"

"Kalau gitu, ratih ngambek sama aa"

"Jangan dong, Sayang. Kamu mau aa kasih apa? pasti aa beliin"

"Bener ya? Ratih mau baju baru a, sama uang"

"Yaudah, besok aa kasih ya. Sekarang aa harus pulang dulu"

Lagi dan lagi tubuhku seperti ditarik maju ke ruang hampa yang kosong dan perlahan muncul sebuah latar ruangan berbau kemenyan. Terlihat ratih sedang duduk berhadapan dengan pria tua berbadan besar, rambutnya gimbal berantakan serta jari tangannya penuh dengan batu cincin.

"Susuknya manjur mbah, saya kira abah akan menipu saya. Kali ini saya sangat senang sekali mbah, saya kira dia ngga akan terpincut, eh ternyata kepincut juga"

"Kamu harus ingat. Jika kamu tidak rutin menjalankan ritualnya, maka ada ganjaran yang kamu tanggung sendiri."

Random, adegan ini sangat menjijikan. Hanya menggambarkan kisah cinta terlarang yang semakin dalam, beruntung Ratih tak pernah ketahuan oleh istri sah dari pria tersebut. Lalu, gambaran Ratih muncul dikala sedang menari di sebuah pagelaran yang cukup ramai. Dia meringis kesakitan karna merasa terbakar di area wajahnya, temannya memutuskan untuk membiarkan ratih pulang dan mencari penari pengganti. Ratih terus meringis kesakitan di sepanjang jalan dan terus menggaruk wajahnya. Ketika ia sudah sampai di rumah dan langsung menuju cermin, dibuat terkejutnya dia karena wajahnya dipenuhi dengan borok dan darah. Ratih tersadar, dia lupa melakukan ritual hingga akhirnya wajahnya menjadi rusak.

Aku ditarik lagi ke sebuah tempat hamparan tebing dan dibawahnya mengalir sungai dengan deras. Ternyata aku tidak sendiri di sana, aku tersadar ada ratih yang sedang menangis dengan kerasnya. Aku tahu ini adalah sebuah rasa penyesalan dan malu yang sedang ia luapkan. Sepertinya dia ditolak lagi untuk manggung, bajunya sama persis seperti saat aku melihat di adegan awal. Aku sudah mempersiapkan diri, ini adalah adegan yang paling aku tidak suka. Ya, Ratih melangkah perlahan menuju ujung tebing dengan isakan tangis yang menderu. Dia diam sejenak di tepi tebing hingga akhirnya menghempaskan tubuhnya menuju sungai yang deras itu.

Aku membuka mata, sosok perempuan ini hanya berjarak beberapa senti saja dari diriku. Dia berbisik di telingaku dengan suara yang parau...
"Hatur nuhun tos ngadangukeun teteh nya jang, da teu apal kedah ka mana deui. ampun jeung hanjakal teteh mah ka gusti."
Lalu menghilang. . .
Mendengarkan kisah Ratih membuatku tersadar, hidup jangan disia - siakan dengan hal buruk. Sesuatu yang dipaksakan tidak pernah berujung baik. . .
Diubah oleh gilangg23 02-12-2023 11:04
zeze6986Avatar border
pulaukapokAvatar border
july00arthaAvatar border
july00artha dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.7K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Supranatural
SupranaturalKASKUS Official
15.6KThread10.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.