• Beranda
  • ...
  • Buku
  • Part.2 Finish From Novel After Today By Novitasari

novitasari94Avatar border
TS
novitasari94
Part.2 Finish From Novel After Today By Novitasari


Design Cover by me



Part.2 Finish From Novel After Today by @novitasari94


Untuk yang belum baca part sebelumnya, monggo baca juga ya, di link kolom komentar.😘❤️






Seorang pemuda bermata grayterkejut setengah mati, kala melihat sesosok gadis cantik yang tengah melintas dan hampir saja motor sport itu menyentuh tubuh mungil di depannya. Ia langsung menepikan kendaraan tersebut, lalu menghampiri sang gadis yang masih sok di tepi jalan.

Are you ok?”

Pemuda yang memakai headband bercorak merah pun, menyentuh pundak Dashyta. Namun, ia terkejut melihat respon tak biasa dari gadis itu.

Dada Dashyta bergemuruh tak karuan. Kilasan bayang masa lalu terngiang kembali, sehari sebelum sang ayah berubah total. Dashyta menggigiti bibir bawah menahan tangis yang mungkin sudah tak dapat ia bendung lagi sekarang. Tak ia hiraukan tatapan aneh dari semua orang, bahkan pemuda yang hampir saja merenggut sisa hidupnya itu.

“Hei—”

Don’t touch me!” sentak Dashyta dengan tubuh yang kian menegang tak terkendali, saat baru saja mendapat sentuhan di area pundak. Ia beringsut mundur sambil menggelengkan kepala tak percaya. Baru saja hendak mengambil langkah seribu, dari arah belakang terdengar suara seseorang yang sudah mengakibatkan dirinya nyaris meninggal hari ini.

Vannrino langsung mencekal lengan Dashyta begitu sampai, tapi langsung ditepis gadis itu dan berlari tak mau melihatnya. Dadanya sama bergejolak, saat Dashyta hampir tertabrak seseorang di sebelah mereka.

“Urusan kita belum selesai, Rimeral!”

“Dasar bucin kau, Vann.”

Pemuda yang baru saja dipanggil dengan nama belakang keluarganya hanya terkekeh gemas, kala melihat Vannrino yang terus mengejar gadis bermata biru laut. Entah kenapa, perasaan asing itu masuk dalam ruang kosong yang belum pernah dijamah siapa pun. “Menarik,” gumamnya sambil memakaikan helm dan berlalu dari sana dengan kecepatan sedang.

Vannrino langsung berlari dan menyusul Dashyta ke arah taman. Dalam hati ia bersyukur karena gadis itu membawanya ke sebuah taman yang lumayan sepi. Ia spontan memelankan laju kaki, kemudian duduk di samping Dashyta yang masih membisu dengan tatapan kosongnya.

Dashyta masih terdiam, lalu beringsut menjauh saat Vannrino duduk di sebelahnya. Semua potongan memori dalam otak kecilnya terus berputar seperti kaset rusak, dengan berat hati ia menghela napas kasar dan terus memandangi taman bunga di depannya.

Sorry, kalau aku membuatmu kecewa.”

Mendengar perkataan Vannrino, membuat Dashyta menoleh dan mengerutkan keningnya bingung. Lain halnya dengan Vannrino, ia justru memarekan senyum manisnya pada Dashyta kala melihat gadis itu merespon, meski hanya berupa kerutan di dahi. Namun, sungguh itu sangat berharga dalam hidupnya.

Nothing. Lagian, kita gak ada hubungan apa pun, kan? Kau boleh menjalin dengan mereka. Tenang aja, aku pasti dukung kok,” ucap Dashyta dengan senyum kecilnya.

Meskipun Dashyta berbicara santai, tapi entah mengapa dirinya merasa sangat bersalah pada gadis yang sejak pandangan pertama mencuri perhatiannya. Menelan saliva susah payah, lalu dengan berani menggenggam kedua tangan mungil Dashyta, yang begitu tersentak oleh pergerakan tersebut. Dadanya bertalu tak menentu, kala bibir ranum Vannrino mencium punggung tangannya selama beberapa detik. Hal yang sangat sukses membuat ia menahan napas.

“Padahal, aku berharap kalau kau cemburu Babe, aw!” pekik Vannrino saat pinggangnya dicubit kecil oleh Dashyta. Gadis itu langsung membuang muka, ketika pemuda di depannya menampilkan senyum menjengkelkan. “Aku suka deh, kalau kau cemburu seperti ini. Jadi makin gemesin tahu gak.”

“Aku gak cemburu, Ino! Kau aja yang terlalu bermimpi. Lagian kita ini hanya teman dekat, gak lebih dari itu.” Dashyta mendelik dan melipat tangan di dada. Vannrino langsung mencubit gemas hidung mancung Dashyta dan tertawa saat mendapat pelototan dari si netra biru laut.

Vannrino tertawa miris lalu berkata, “Kalau kau tidak cemburu, terus kenapa tadi langsung pergi tanpa menunggu penjelasanku dulu?”

Dashyta memutar bola matanya, sebisa mungkin menyembunyikan semburat pink di pipi. Namun, hal itu justru membuat Vannrino kian gencar menggoda dirinya. Dari mengejek hingga menusuk-nusuk pipi Dashyta yang sangat kentara tengah bersemu itu.

“Aku hanya tak ingin mengganggu hubungan kalian aja.”

Vannrino mengangkat alis saat Dashyta memandangi pipi kanannya. Baru saja hendak bertanya, tetapi pergerakan Dashyta membuatnya mengurungkan niat dan menunggu dengan sabar, ketika ibu jari gadis itu mengusap pelan wajahnya. Netra coklat itu tak beralih sedikit saja dari mata biru laut di depannya. Terus memandangi ciptaan Tuhan yang paling indah, sampai sebuah interupsi menghampiri gendang telinga.

“Pipimu jadi jelek kalau ada bekas lipstik kayak tadi. Aku gak perlu nunggu penjelasan kau lebih jauh lagi. Dari tanda ini udah ngebuktiin semuanya kalau kalian ada hubungan lebih dari temen.” Seraya memamerkan ibu jarinya yang dihiasi warna pink menyala akibat usapannya barusan.

“Kau bahkan—, sudahlah gak perlu dibahas. Tadi aku mencari ini,” tutur Vannrino seraya memberikan kotak merah. “bagaimana, apa kau menyukainya?"

What?”

Dashyta terkejut bukan main, saat melihat gelang kaki yang tadi ia inginkan ketika melihat brosur di mall tersebut. Tak terasa, bulir bening mulai meluruh dari sudut netranya. Lantas ia beralih pada manik coklat yang sedang tersenyum lebar ke arahnya.

“Bagaimana? Itu asli, loh. Bukan imitasi dan bukan gambar yang cuman bisa kau pamdangi dengan tatapan lapar seperti tadi.” Dengan sebuah senyum yang belum juga pudar daei bibirnya.

“Kau ... thanks, Ino. I like it. Ini benar-benar real yang sesungguhnya,” bisik Dashyta lalu memeluk erat tubuh tegap Vannrino.

Vannrino diam terpaku saat mendapat serangan yang begitu mendadak dari Dashyta. Pemuda itu membalasnya kalah erat. Terdiam dalam posisi tersebut, dengan ragu Vannrino melerai pelukan, lalu merangkum pipi Dashyta sangat lembut, seiring wajahnya yang kian mendekat.

“Untuk yang tadi aku minta maaf. Please jangan pernah pergi dariku lagi,” balas Vannrino tepat di depan bibir ranum Dashyta. Hingga di detik selanjutnya, bibir mereka saling menempel. Hal yang membuat jantung Dashyta seolah copot dari tempatnya.

Mata biru lautnya kian melebar saat ....



[Cut]🤣⛏️



Untuk bagian ini kayaknya aku bakal nulis bertahap, idenya baru nyampe segitu.

Ditunggu di next part.2 bagian b-nya, ya.

See you next part.😘❤️💕




Sumber:
Dokumentasi & imaji pribadi.
likdarkunAvatar border
FaridaraAvatar border
Faridara dan likdarkun memberi reputasi
2
430
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
BukuKASKUS Official
7.7KThread4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.