Kembali berjumpa diforum Militer dan Kepolisian, semoga para pembaca tidak bosan dengan tulisan TS. Kali ini TS mau membahas kendaraan dari TNI. Bukan tank, pesawat, atau kapal. Kali ini yang ingin dibahas adalah truk gan sist, dimana sepanjang tahun 2016 lalu. TNI jor-joran dalam membeli armada truknya, sekitar 965 unit truk dibeli untuk dibagi pada 3 matra TNI. Uniknya TNI memilih menggunakan Isuzu sebagai kendaraan angkutnya kali ini, setelah beberapa dekade lebih banyak menggunakan truk dari Eropa. Mari kita simak sepak terjang Isuzu didunia militer.



Peremajaan Alutsista


Tahun 2014 Kementerian Pertahanan memesan 965 unit truk Isuzu untuk kebutuhan TNI dengan nilai pembelian US$ 110 juta. Pengadaan truk militer ini rampung bulan Oktober 2014, pemesanan truk angkut TNI ini terbagi atas dua bagian, yakni 665 unit berkapasitas 2,5 ton dengan sistem penggerak roda 4x4 dan 300 unit berkapasitas 5 ton dengan sistem penggerak roda 6x4.


Pengadaan 965 kendaraan taktis TNI ini sepenuhnya disediakan Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ melalui mekanisme pinjaman luar negeri, kredit untuk pembelian 665 unit kendaraan 2,5 ton 4x4 senilai US$ 50 juta. Sedang kredit untuk pengadaan 300 truk sebesar US$ 60 juta.


Truk kapasitas 2,5 ton yang berjumlah 665 unit seutuhnya diproduksi di Fujisawa, Jepang, karena permintaan pasar untuk truk dengan spesifikasi sebesar itu sangat minim. Konsumen Indonesia umumnya meminati truk dengan penggerak roda 2x4. Harga on the road truk berkapasitas 2,5 ton yang diproduksi di Jepang sebesar US$ 74.500 per unit. Biaya terbesar adalah cabin chasis yang mencapai US$ 54.300 per unit. Selebihnya adalah biaya winch US$ 4.900 dan karoseri US$ 15.300. Total biaya pengadaan 665 unit truk ini, diluar penambahan suku cadang dan biaya distribusi sebesar US$ 49,5 juta.




Sumber


Sementara 300 unit lainnya dibuat di Indonesia, untuk harga on the road truk berkapasitas 5 ton 6x4 yang dibuat PT Isuzu Astra Motor Indonesia US$ 95.600 per unit. Biaya terbesar adalah cabin chasis US$ 71.700, selebihnya, winch US$ 4.900 dan karoseri US$ 19.000 per unit. Di luar biaya tambahan suku cadang dan distribusi, total harga 300 unit truk ini sebesar US$ 28,6 juta. Meski 665 unit truk Isuzu diproduksi di Jepang, perakitannya tetap dilakukan di Indonesia, dibawah naungan pabrik PT Isuzu Astra Motor Indonesia.



Alasan TNI Memilih Isuzu




Sumber


Pasti ada yang bertanya, kenapa harus Isuzu ?, dan tidak dari pabrikan yang lain. Ini beberapa faktor kenapa TNI memilih Isuzu, dirangkum dari wawancara dengan pihak Kemenhan tahun 2014 lalu. TNI memilih Isuzu karena masalah teknologi dan purnajual. Pabrik mobil di Indonesia rata-rata belum memproduksi truk dengan penggerak roda 4x4, pabrik yang ada di Indonesia memproduksi truk dengan penggerak roda 4x2. Sementara TNI meminta truk dengan penggerak roda 4x4 agar lebih tahan di medan berat.


Truk 4x2 sebenarnya bisa dimodifikasi menjadi 4x4 dengan penambahan beberapa part. Daripada menggunakan truk tipe 4x2 dengan tambahan modifikasi menggunakan komponen dari Tiongkok atau negara lain, lebih baik memesan langsung dari pabrikan yang sudah biasa memproduksi kendaraan dengan berbagai penggerak roda. Tak perlu modifikasi dan suku cadangnya tersedia, serta mutu sesuai standar internasional. Walaupun harga lebih mahal, tapi TNI punya kendaraan standar internasional. Jika diminta PBB untuk menjadi pasukan penjaga perdamaian, TNI tidak ada masalah dengan standar.


Selain itu Isuzu sudah menggunakan teknologi Euro-3, yang sudah disesuaikan dengan bahan bakar yang masih standar Euro-2 di Indonesia. Untuk bisa memberikan pelayanan optimal, Isuzu juga memberi pendidikan kepada para mekanik TNI. Setiap 15 unit truk akan dididik satu mekanik yang mempunyai kemampuan overhaul kendaraan, akan ada sekitar 50-60 mekanik untuk merawat truk Isuzu yang mencapai 965 unit. Hal ini tentu sebuah kerjasaam yang menguntungkan buat TNI, karena mekaninknya sendiri mendapat ilmu baru.



Truk yang Dipakai TNI, Produk Dari Isuzu


1.Isuzu NPS 75 4 x 4




NPS 75 4x4

Sumber


Yang pertama ada NPS 75, truk ini masih masuk keluarga Elf. Dimana lampu depannya mengikuti Isuzu NMR yang sudah ada dipasaran, truk ini juga dilengkapi sistem penggerak 4 roda (4WD). Truk ini adalah pesanan khusus TNI kepada Isuzu, dimana versi asli yang dipasarkan tidak memakai sistem 4WD. Perbedaan mencolok dari versi sipil adalah truk ini dibuat dengam dimensi body yang lebih besar dan lebar, spare part truk ini seutuhnya diproduksi di Jepang. Namun perakitannya tetap dilakukan di Indonesia.


NPS 75 4×4 masuk kelas truk dengan beban maksimal 2,5 ton. Ditenagai mesin berkode 4HK1-TCN, Direct Injection, OHC, Intercooled Turbo berkapasitas 5.193 cc. Dengan tenaga maksimal mencapai 150 PS di 2.600 RPM. Isuzu menggunakan teknologi Euro-3, memakai common real engine yang disesuaikan dengan bahan bakar yang masih standar Euro-2 di Indonesia. Truk ini mampu menembus medan terjal, dan berlumpur. Untuk pengereman, Isuzu NPS mengandalkan rem hydraulic dual circuit dengan didukung fitur pengereman pada gas buang dan rem parkir pada transmisi. Kapasitas tangki bbmnya mencapai 100 liter.


Isuzu NPS 75 versi militer dilengkapi 40 komponen tambahan khusus. Komponen itu adalah winch (alat penarik beban, dipasang pada bumper depan) yang terintegrasi dengan bumper baja yang dilengkapi bulbar, sepasang lampu tengkorak depan belakang, sebuah lampu black out sebelah kanan bumper, lubang palka diatas kabin, hook model anting depan, dan towing hook belakang, dudukan senapan serbu di dalam kabin, socket untuk alat komunikasi dan lampu baca di dashboard. Untuk memperpanjang jarak tempuhnya, truk ini dibekali dua tangki jirigen tambahan yang ditempatkan pa baknya. Dalam jajaran TNI truk ini masuk dalam jajaran kendaraan taktis (rantis).


2.Isuzu FVZ 34 6x4




FVZ 34 6x4

Sumber


Truk yang dipesan sebanyak 300 unit ini diproduksi didalam negeri, sementara untuk pembuatan bak dan aksesorisnya dilakukan oleh karoseri di daerah Magelang, Jawa Tengah. Seperti truk rantis Isuzu NPS 75 4×4, pengadaan Isuzu FVZ 34 6×4 dilakukan dalam proyek yang sama, yakni dalam pengadaan MEF (Minimum Essential Force) I periode tahun 2010-2014. Truk ini mempunyai ukuran yang lebih besar dari truk 4x4, truk ini juga merupakan kendaraan sipil yang kemudian dikembangkan jadi kendaraan angkut militer. Karena ukuran yang besar truk ini masuk jenis kendaraan mengangkut amunisi (ranmum), digunakan membawa berbagai senjata milik TNI.


Isuzu FVZ 34 6×4 masuk kelas truk 5 ton dan ditenagai mesin diesel dengan kode 6HK1-TCN Direct Injection. Kapasitas mesinnya 7.790 cc, ditanami mesin dengan kode 6HK1-TCN. Dapat menghasilkan tenaga hingga 285 ps pada 2.400 rpm. Sudah menggunakan Euro-3, dan dibekali common real engine yang disesuaikan dengan bahan bakar yang masih standar Euro-2 di Indonesia. Sektor pengereman, sama dengan Isuzu NPS 4x4 diatas mengandalkan rem hydraulic dual circuit juga, kapasitas tangki bbmnya mencapai 200 liter.


Truk ini juga dilengkapi komponen yang 11/12 dengan versi 4x4. Diantaranya adalah winch yang terintegrasi dengan bumper baja yang dilengkapi bulbar, sepasang lampu tengkorak depan belakang, sebuah lampu black out sebelah kanan bumper, hook model anting depan, dan towing hook belakang, dudukan senapan serbu di dalam kabin, socket untuk alat komunikasi dan lampu baca di dashboard. Untuk memperpanjang jarak tempuh, ditambahi dua tanki jirigen di baknya. Khusus truk ranmum dilengkapi lampu rotary serta alat pengukur suhu dan exhaust fan, untuk menjaga suhu kabin tetap stabil.



Isuzu Bukan Muka Baru


Isuzu bukan muka baru dikesatuan militer TNI, sebelum adanya NPS 75 dan NPS 34 FVZ. TNI juga sudah menggunakan merek Isuzu untuk keperluan angkut senjata dan pasukannya, truk Isuzu yang pertama biasa disebut jga NPS Gen 1. Namun truk ini belum banyak diekspos dulu, pesona Isuzu masih kalah dengan truk legend TNI yang lain seperti Unimog, Bedford MK dan Reo M35.


Tapi semakin banyak unit yang dipakai TNI saat ini, nama Isuzu juga semakin dikenal. Mengalahkan nama besar seperti Bedford dan Unimog. Salah satu tipe Isuzu Gen 1 saat ini dipakai oleh Batalyon Arhanud Ringan 1 Kostrad TNI AD, biasa disebut sebagai rantis (kendaraan taktis), truk yang digunakan adalah Isuzu Elf NPS 4×4 Gen 1.


Pada bagian belakang bak truk Isuzu NPS Gen 1 ini dipasang meriam Giant Bow 23 mm, meriam yang dipasang merupakan salah satu alat pertahanan untuk melawan serangan udara. Meriam ini bisa ditembakan saat truk sedang melaju, menjadi salah satu andalan milik TNI AD.




Isuzu NPS Gen 1.

Sumber




Isuzu NPS Gen 1, dengan neriam Giant Bow.




Meriam yang dipakai.

Sumber Foto


Kecepatan luncur proyektil dari meriam ini mencapai 970 meter per detik. Sementara jarak tembaknya untuk sudut vertikal mancakup 1.500 meter, dan sudut horizontal maksimum 2.000 meter. Jarak tembak mendatarnya, maksimum mencapai 2.500 meter. Meriam ini dirancang menjatuhkan pesawat yang terbang rendah, tentu perlu kecepatan tembak yang cepat untuk tugas itu, secara teori 1.500 – 2.000 proyektil dapat ditembakan dalam 1 menit. Untuk kecepatan tembak praktisnya mencapai 400 proyektil per menit.


Total 665 unit truk Isuzu NPS 75 4×4 yang dipesan, 305 unit diserahkan untuk TNI AD dengan warna army green, TNI AL mendapat 175 unit dengan warna marine green, TNI AU mendapat 113 dengan warna empire blue, serta Mabes TNI mendapat 64 unit dengan warna black solid. Selain itu ada empat unit Isuzu NPS 75 dengan warna super white khusus untuk misi pasukan perdamaian PBB. Sementara sisa 300 unit FVZ 34 6x4 dibagi rata untuk ketiga Matra TNI.




Sumber


Semoga kedepan bukan hanya kendaraan angkutnya yang diremajakan. Tapi juga alutsista tempur lain seperti pesawat, tank dan kapal juga akan segera diremajakan. Mengingat luasnya wilayah Indonesia, tentu membutuhkan alutsista yang mumpuni untuk menjaga setiap jengkal wilayah ibu pertiwi. Sekian tulisan dari ane, mohon koreksinya kalau ada yang salah. Bagi yang mau menambahkan, ditunggu kehadirannya dikolom komentar


Referensi: 1.2.3
Ilustrasi: blog militer dan blog otomotif