Menjadi perempuan seolah sudah fitrahnya penuh dengan kerumitan. Ribet. Harus ini, harus itu. Seakan tiada habisnya opsi 'harus' yang melekat pada diri perempuan.

Termasuk jilbab.

Mengapa wanita harus berjilbab? Dalam surat An-Nur ayat 31 Allah katakan hendaklah wanita menutupkan kain kerudung hingga ke dadanya. Itu artinya, wanita harus 'tertutup'.

Jilbab seakan menjadi tameng atau pelindung bagi muslimah. Ibarat sebuah permen yang manis, jika dibiarkan terbuka akan dikerubungi oleh semut. Kita analogikan semut-semut ini sebagai lelaki ajnabi (orang asing).

Bagaimana nasib permen yang sudah 'dicicipi' semut-semut itu? Begitu pun wanita. Hendaklah ia menjaga auratnya. Rambut panjangnya akan jauh lebih indah ketika terbungkus kain jilbab. Pun tidak ada lagi leher putih yang mampu mengundang syahwat ajnabi.

"Panas, ah!"

"Kayak ibu-ibu pengajian."

"Belum dapat hidayah, nih. Nanti aja pakai jilbabnya."

Bukan. Bukan seperti itu. Menutup aurat adalah sebuah kewajiban bagi wanita. Seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, kita sudah tahu hal itu. Perihal hidayah, bukan ditunggu, melainkan dijemput.

Pernahkah hati kalian merasa bergetar tiap kali mendengar lantunan ayat alquran dibacakan? Pernahkah kalian merasa 'ingin' sebaik wanita-wanita yang berpakaian syar'i meskipun tahu bahwa mereka juga belum baik? Itu adalah hidayah!

Saya pun begitu ketika awal mula melihat wanita yang mengenakan baju lebar dengan jilbab senada, saya berpikir mereka terlalu berlebihan perihal agama, ternyata saya salah. Sayalah yang terlalu mencintai dunia.

Panas dunia karena kita mengenakan jilbab belum ada apa-apanya dari panas neraka karena kita belum sempat menutup aurat, Salihah. Sayangi Ayahmu. Jangan sampai karena kita tidak menutup aurat ikut menjadikannya terseret ke neraka. Naudzubillahimindzalik.

Berjilbablah meski belum menjadi baik. Berjilbablah meski 5 waktumu belum sempurna. Berjilbablah untukmu, untuk Ayahmu, untuk Allah SWT. Berjilbablah sembari memperbaiki diri menjadi muslimah yang lebih baik lagi. Luruskan niat, bulatkan tekad. Innallaha ma'ana, sesungguhnya Allah bersama kita.

Genggam erat orang-orang yang dapat menjadikanmu lebih baik. Nasihat Imam Syafi'i, genggam erat teman yang membantumu dalam ketaatan, mendapatkan sahabat itu sulit dan melepaskannya itu sangat mudah.

Mulai sekarang, berjilbab, yuk, Salihah.