Artikel kali ini adalah tentang Moral, Kemanusiaan dan Spiritual dari NU dan Pesantren, terutama tentang Moral dan Humanisme dari Gus Dur (Alm. Abdurrahman Wahid) yang saya ketahui dan pahami. 

Abdurrahman Wahid atau yang kerap dipanggil Gus Dur adalah Mantan Presiden NKRI dan keluaran Pesantren Tebu Ireng. Kakek nya adalah Hasyim Asyari dan Ayahanda nya adalah Wahid Hasyim. Kakek Beliau adalah salah seorang Pendiri Pesantren Tebu Ireng dan turun temurun mengelola serta membaktikan hidup mereka untuk Pesantren dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Sebuah cerita yang pernah saya baca dan pahami yaitu, Gus Dur senang menertawakan diri sendiri dan takut akan aib-aib Beliau. Gus Dur tidak suka menertawakan orang lain, tidak suka membuka aib orang lain dan senang menebarkan kasih sayang kepada sesama manusia. Entah itu sesama Muslim dan terhadap non-muslim serta kepada sesama semua manusia

Dan cerita lain adalah Beliau pernah memasuki Gereja dan ditanya kenapa masuk gereja, karena ditakutkan Beliau menjadi non-muslim. Seketika dijawab oleh Gus Dur "Saya tinggal mengucapkan Syahadat lagi"

Begitulah Moral dan Kemanusiaan Gus Dur kepada sesama semua manusia. Tidak membedakan agama dan asal usul keturunan juga suku dan ras manusia lainnya. Semua lintas agama dan keturunan menyenangi Beliau.

Kenapa saya bisa yakin ?

BACA JUGA : THREAD : GUS DUR & MATA ALLAH

Ketahuilah, Hari Raya Imlek dijadikan Hari Libur Nasional juga karena Gus Dur. Dan Keyakinan Kepercayaan dari Etnis Tionghoa dijadikan Agama Keyakinan yang keenam cuma sejak Masa Pemerintahan Gus Dur. Sebelum masa pemerintahan Gus Dur, cuma ada 5 Agama dan Hari Raya Imlek belum dijadikan Hari Libur Nasional.

Ajaran-ajaran yang sangat dilaksanakan juga ditekankan dari Gus Dur adalah Beliau sangat mempunyai Rasa Kemanusiaan yang sangat mendalam. Gus Dur sangat menekankan tentang Toleransi, Pluralisme dan Nasionalisme. Dan salah satu contoh suri tauladan yang benar-benar pantas dan layak untuk NKRI.

Mungkin karena Gus Dur pernah mendalami dan membaktikan dirinya di Pesantren yang didirikan oleh kakeknya. Sehingga Beliau benar-benar sangat memahami dan mengamalkan esensi-esensi juga semua yang dibutuhkan untuk menjadi Muslim Sejati. Itulah Gus Dur.

Sekian dari artikel tentang Moral dan Kemanusiaan dari Gus Dur.

Semoga Warga Negara Indonesia semuanya tidak kehilangan identitas dan jati diri sebagai Bangsa Indonesia yang telah tertanam dan terpatri sejak leluhur-leluhur kita semua sejak dahulu kala.

Semoga NKRI menjadi RAYA dan bertahan 1000 Windu Lagi

...Sekian dan semoga bermanfaat...