TS
marianne.kim
SHADOW
Hello, Dark Tears!
This is a sad love story~ I hope you like it!
đ¸đ¸đ¸
Siapa yang menjadi bayangan dalam hubungan ini? Apakah ini permainan baru dalam hubungan dua remaja yang baru saja menginjak usia 19th ini? Tak perlu ditanyakan lagi, mereka tahu. Tahu akan siapa diantara mereka yang tengah berperan menjadi bayangan dan cahaya. Ini adalah kisahnya, si bayangan.
Apgujeon-dong, Gangnam-gu; Seoul, South Korea.
07.45KST
Bugh! Bugh! Bugh!
âA..aku akan mengakuinya! Kumohon.. lepaskan akuâ lirih seorang siswa SMA pada siswi yang kini tengah mencekiknya.
âHarus dengan cara yang memalukanâ tegas siswi itu.
Saat siswa itu mengangguk paham padanya, barulah siswi itu melepaskan cekikkannya. Dengan segera siswa itu kabur dengan terbirit-birit. Siswi itu hanya memandangi kepergian siswa itu dengan dingin.
âCk!â decak siswi itu kesal.
Kring!
Ponsel siswi itu bergetar dari dalam tas sekolahnya. Dia segera mengambil ponselnya dan melihat siapa yang tengah menelfonnya. Min Yoongi, sebuah nama yang tertera di layar ponselnya.
âSialan, kenapa harus panggilan video, sih?!â umpat siswi itu sambil me-reject panggilannya.
Tapi, dengan segera ia mulai menelfon balik orang yang bernama Min Yoongi itu melalui panggilan biasa. Tanpa menunggu terlalu lama, orang yang bernama Min Yoongi itu telah mengangkat panggilannya.
âKim Yoonji! Dimana?! Ini sudah jam berapa?! Kenapa me-reject ku, hah?!â cicit Yoongi pada siswi ini, Kim Yoonji.
âBerisik~â henti Yoonji.
âApa? Kau bilang apa barusan, hah? Dimana kau, katakan! Aku akan menjemputmu!â marah Yoongi.
âAku sudah di jalan, kok! Sudahlah, tunggu saja disana~ Kau sudah di sekolah kan?â tanya Yoonji.
âTentu saja! Aku kan siswa teladan! Memangnya kau? Tukang tidur!â balas Yoongi mengejek.
âKubunuh kau 15 menit lagiâ ucap Yoonji.
âKenapa lama sekali? Memangnya kau dimana?â tanya Yoongi heran.
âDi surgaâ jawab Yoonji datar.
âSiapa seseorang yang turun dari surga hanya untuk membunuh malaikat sepertiku?â sindir Yoongi.
âAkuâ balas Yoonji mengakhiri panggilannya.
Yoonji berjalan dengan santainya sambil membersihkan darah yang ada di wajahnya. Meskipun wajah dinginnya telah babak belur, hal itu tak mengurangi pesonanya. Dingin dan pucat, image yang dimiliki seorang Kim Yoonji.
Sekolah Menengah Atas Apgujeong,
20 Apgujeong-ro 39-gil, Apgujeong-dong, Gangnam-gu; Seoul, South Korea.
08.00KST
Yoonji telah sampai di sekolahnya. Saat berada di lapangan, dia melihat seorang siswa tengah berdiri dengan mengalungkan papan di lehernya. Siswa itu terlihat sangat acak-acakan dan babak belur. Hampir semua siswa-siswi sekolahnya mengerumuni siswa itu, hanya untuk merekam dan memotretnya. Dari balik maskernya, Yoonji bisa melihat tulisan yang tertera pada papan siswa itu.âAku adalah babi merah segar yang membuat hoax tentang Min Yoongi di situs sekolahâ, itu adalah sebuah kalimat yang membuatnya tersenyum seringai dari balik maskernya.
Kelas 2-3, kelas yang dimasuki oleh Kim Yoonji. Kelasnya yang kini menjadi teramat ramai membuatnya kesulitan untuk masuk. Pengap sekali,batinnya. Yoonji sampai melepas maskernya hanya untuk bernafas. Belum juga sampai di tempat duduknya, seseorang yang berasal dari kerumunan itu tak sengaja mendorongnya hingga menabrak papan tulis.
âHEI! DISINI MASIH ADA KEHIDUPAN, SIALAN!â murka Yoonji mendorong seseorang itu ke arah kerumunan.
Semua siswa-siswi yang berada dalam kerumunan itu sampai terdiam dan sontak menoleh ke arah Yoonji yang menatap mereka kesal. Siswa-siswi itu mulai berbisik-bisik, menjelek-jelekkan Yoonji yang merupakan siswi terkasar di sekolah ini.
âBicarakan aku lebih keras lagi, kurobek mulutmu sampai menyentuh telingamuâ hardik Yoonji.
Semua bergidik mendengar perkataannya, tak sedikit pula dari mereka yang malah menatapnya tak suka.
âKim Yoonji!â panggil seseorang padanya dari tengah-tengah kerumunan, Min Yoongi.
Ternyata Min Yoongi lah yang siswa-siswi itu kerumuni. Hanya untuk mengetahui reaksi Yoongi atas perbuatan siswa yang telah mempermalukannya di situs sekolah.
âCih,â decak Yoonji tak suka melihatnya yang tersenyum padanya di tengah kerumunan ini.
Yoonji tak menggubris panggilannya dan malah menuju bangkunya. Tak ada yang memperdulikannya, dan mereka kembali mewawancarai Yoongi. Yoongi yang sadar akan wajah babak belur Yoonji, segera menghampiri Yoonji yang sudah mulai duduk. Dengan frontalnya, Yoongi memegang wajah Yoonji dengan kedua tangannya.
âApa yang terjadi?â tanya Yoongi khawatir yang dibalas tepisan kasar oleh Yoonji.
âBukan urusanmuâ jawab Yoonji risih lalu tidur di atas tangannya yang ia lipat di atas meja.
Yoongi melihatnya sedih. Meski Yoonji bersikap kasar setiap harinya, tetapi ia tahu jika Yoonji tak menggubrisnya itu berarti Yoonji sedang kesal dan tak ingin diganggu. Yoongi memahaminya dengan baik. Sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul saat ia akan mengusap kepala Yoonji yang mulai tertidur membelakanginya.
âMenurutmu kenapa siswa itu tiba-tiba mengakui perbuatannya?â tanya salah satu siswa di belakangnya.
âApa mungkin siswa itu diancam oleh seseorang?â tanya salah satu siswi dalam kerumunan membuat Yoongi sontak menoleh ke arahnya.
âMengancam? Apa maksudmu?â tanya Yoongi heran pada siswi itu.
âCoba pikirkan, kenapa dia tiba-tiba mengakuinya? Padahal baru semalam ia memposting hal buruk tentangmuâ papar siswi itu membuat beberapa siswa-siswi yang ada di kelas ini mengangguk-angguk menyetujuinya.
âTerlebih lagi, dia meminta maaf padamu dengan cara yang sangat memalukan! Babi merah segar? Menjijikkan sekali~â imbuh siswi lainnya membuat semua mata membulat dan mengangguk-angguk.
Mereka semua yang ada di kelas ini percaya akan adanya seseorang dibalik permintaan maaf memalukan yang di lakukan siswa itu. Yoongi terdiam dan berpikir keras, sedangkan Yoonji menatap jendela dengan dinginnya. Ia mendengarkan semuanya. Kini, semua penasaran dengan reaksi yang akan Yoongi berikan atas semua spekulasi yang dibeberkan oleh teman-temannya. Tak terkecuali Yoonji, ia juga sama penasarannya.
âMemangnya orang bodoh mana yang mau melakukan hal itu? Maksud kalian dia melindungiku dari belakang? Apa-apaan itu? Memangnya dia bayangan pelindung?â cecar Yoongi membuat semua mata membelalak, Yoonji demikian.
âWah~ kata-katamu kejam sekali, Min Yoongiâ ungkap salah satu siswa mengejek membuat semuanya tertawa.
âBayangan pelindung? Haha, itu bagus juga~â ledek salah satu siswi membuat tawa di kelas ini semakin keras menggelegar.
Tidak dengan Yoonji yang mendengarnya. Kesal. Dia sangat kesal dengan kata-kata pedas Yoongi. Kata-kata yang mencerminkan bahwa dirinya tak tahu cara berterimakasih. Yoonji bangun dari tidurnya, lalu bersandar pada punggung kursinya sambil menatap lurus dengan dinginnya. Semua tawa seketika terhenti dengan sendirinya saat melihat Yoonji bangun dari tidurnya. Berbeda dengan Yoongi yang masih tertawa hingga mengeluarkan air mata.
âOh? Kau tidak tidur ya?â tanya Yoongi sambil mengelap air matanya akibat tertawa terlalu keras.
âBagaimana aku bisa tidur jika mulut kalian terus saja berdecit? Gemas sekali, rasanya ingin kurobek saat ini jugaâ sungut Yoonji dengan intonasi rendah.
âKami sedang membicarakan bayangan pelindungku, haha! Seperti kura-kura ninja saja, benarkan?â jelas dan tanya Yoongi dengan nada mengejek.
âBukankah kau keterlaluan?â tegur Yoonji.
âKeterlaluan? Memangnya apa yang telah kulakukan?â tanya Yoongi tak bersalah.
âKau tak tahu cara berterimakasih ya?â sindir Yoonji menatap sinis Yoongi.
âApa? Hei, aku akan berterimakasih padanya jika aku tahu orangnya..â bela Yoongi pada dirinya sendiri.
âOmong kosong, belum berterimakasih saja kau sudah menghinanyaâ sela Yoonji.
âAda apasih denganmu?â protes Yoongi melihat sikap aneh Yoonji padanya.
Tak biasanya Yoonji mengajaknya berdebat seperti ini. Pasti ada sesuatu yang salah, pikir Yoongi. Yoonji tiba-tiba berdiri tepat di depan Yoongi dan menatapnya tajam.
âKau merasa disini adalah cahaya yang bersinar terang atas semua kejadian ini?â kritik Yoonji.
âKim Yoonji,â henti Yoongi tak mau berdebat dengan Yoonji.
âTakkan ada bayangan jika kau tak bersinar, Min Yoongiâ ujar Yoonji.
âAku tak ingin berdebat denganmu, Yoonji-ya!â geram Yoongi.
âKenapa?â tanya Yoonji tak kalah geram.
âKarena aku menyukaimuâ ungkap Yoongi menatap Yoonji dalam.
Yoonji membelalak mendengarnya. Ia terkekeh mendengar pernyataan Yoongi tiba-tiba. Yoonji kembali menatapnya sinis.
âKau cahayanya, dan aku bayangannya. Kita memang selalu bersama, tapi bukankah kita tak pernah sama?â papar Yoonji berlalu pergi meninggalkan Yoongi.
âApa maksudmu?â tanya Yoongi menghentikan langkah Yoonji.
âAku lah orangnya, bayanganmu yang mengancamnya. Kulakukan karena aku menyukaimu sekaligus melindungimuâ aku Yoonji.
đ¸đ¸đ¸
Instagram >> yandaa.anne
Joylada >> anne_marianne
Wattpad >> anne_marianne29
Blog >> Anne's Writing
This is a sad love story~ I hope you like it!
đ¸đ¸đ¸
Siapa yang menjadi bayangan dalam hubungan ini? Apakah ini permainan baru dalam hubungan dua remaja yang baru saja menginjak usia 19th ini? Tak perlu ditanyakan lagi, mereka tahu. Tahu akan siapa diantara mereka yang tengah berperan menjadi bayangan dan cahaya. Ini adalah kisahnya, si bayangan.
Apgujeon-dong, Gangnam-gu; Seoul, South Korea.
07.45KST
Bugh! Bugh! Bugh!
âA..aku akan mengakuinya! Kumohon.. lepaskan akuâ lirih seorang siswa SMA pada siswi yang kini tengah mencekiknya.
âHarus dengan cara yang memalukanâ tegas siswi itu.
Saat siswa itu mengangguk paham padanya, barulah siswi itu melepaskan cekikkannya. Dengan segera siswa itu kabur dengan terbirit-birit. Siswi itu hanya memandangi kepergian siswa itu dengan dingin.
âCk!â decak siswi itu kesal.
Kring!
Ponsel siswi itu bergetar dari dalam tas sekolahnya. Dia segera mengambil ponselnya dan melihat siapa yang tengah menelfonnya. Min Yoongi, sebuah nama yang tertera di layar ponselnya.
âSialan, kenapa harus panggilan video, sih?!â umpat siswi itu sambil me-reject panggilannya.
Tapi, dengan segera ia mulai menelfon balik orang yang bernama Min Yoongi itu melalui panggilan biasa. Tanpa menunggu terlalu lama, orang yang bernama Min Yoongi itu telah mengangkat panggilannya.
âKim Yoonji! Dimana?! Ini sudah jam berapa?! Kenapa me-reject ku, hah?!â cicit Yoongi pada siswi ini, Kim Yoonji.
âBerisik~â henti Yoonji.
âApa? Kau bilang apa barusan, hah? Dimana kau, katakan! Aku akan menjemputmu!â marah Yoongi.
âAku sudah di jalan, kok! Sudahlah, tunggu saja disana~ Kau sudah di sekolah kan?â tanya Yoonji.
âTentu saja! Aku kan siswa teladan! Memangnya kau? Tukang tidur!â balas Yoongi mengejek.
âKubunuh kau 15 menit lagiâ ucap Yoonji.
âKenapa lama sekali? Memangnya kau dimana?â tanya Yoongi heran.
âDi surgaâ jawab Yoonji datar.
âSiapa seseorang yang turun dari surga hanya untuk membunuh malaikat sepertiku?â sindir Yoongi.
âAkuâ balas Yoonji mengakhiri panggilannya.
Yoonji berjalan dengan santainya sambil membersihkan darah yang ada di wajahnya. Meskipun wajah dinginnya telah babak belur, hal itu tak mengurangi pesonanya. Dingin dan pucat, image yang dimiliki seorang Kim Yoonji.
Sekolah Menengah Atas Apgujeong,
20 Apgujeong-ro 39-gil, Apgujeong-dong, Gangnam-gu; Seoul, South Korea.
08.00KST
Yoonji telah sampai di sekolahnya. Saat berada di lapangan, dia melihat seorang siswa tengah berdiri dengan mengalungkan papan di lehernya. Siswa itu terlihat sangat acak-acakan dan babak belur. Hampir semua siswa-siswi sekolahnya mengerumuni siswa itu, hanya untuk merekam dan memotretnya. Dari balik maskernya, Yoonji bisa melihat tulisan yang tertera pada papan siswa itu.âAku adalah babi merah segar yang membuat hoax tentang Min Yoongi di situs sekolahâ, itu adalah sebuah kalimat yang membuatnya tersenyum seringai dari balik maskernya.
Kelas 2-3, kelas yang dimasuki oleh Kim Yoonji. Kelasnya yang kini menjadi teramat ramai membuatnya kesulitan untuk masuk. Pengap sekali,batinnya. Yoonji sampai melepas maskernya hanya untuk bernafas. Belum juga sampai di tempat duduknya, seseorang yang berasal dari kerumunan itu tak sengaja mendorongnya hingga menabrak papan tulis.
âHEI! DISINI MASIH ADA KEHIDUPAN, SIALAN!â murka Yoonji mendorong seseorang itu ke arah kerumunan.
Semua siswa-siswi yang berada dalam kerumunan itu sampai terdiam dan sontak menoleh ke arah Yoonji yang menatap mereka kesal. Siswa-siswi itu mulai berbisik-bisik, menjelek-jelekkan Yoonji yang merupakan siswi terkasar di sekolah ini.
âBicarakan aku lebih keras lagi, kurobek mulutmu sampai menyentuh telingamuâ hardik Yoonji.
Semua bergidik mendengar perkataannya, tak sedikit pula dari mereka yang malah menatapnya tak suka.
âKim Yoonji!â panggil seseorang padanya dari tengah-tengah kerumunan, Min Yoongi.
Ternyata Min Yoongi lah yang siswa-siswi itu kerumuni. Hanya untuk mengetahui reaksi Yoongi atas perbuatan siswa yang telah mempermalukannya di situs sekolah.
âCih,â decak Yoonji tak suka melihatnya yang tersenyum padanya di tengah kerumunan ini.
Yoonji tak menggubris panggilannya dan malah menuju bangkunya. Tak ada yang memperdulikannya, dan mereka kembali mewawancarai Yoongi. Yoongi yang sadar akan wajah babak belur Yoonji, segera menghampiri Yoonji yang sudah mulai duduk. Dengan frontalnya, Yoongi memegang wajah Yoonji dengan kedua tangannya.
âApa yang terjadi?â tanya Yoongi khawatir yang dibalas tepisan kasar oleh Yoonji.
âBukan urusanmuâ jawab Yoonji risih lalu tidur di atas tangannya yang ia lipat di atas meja.
Yoongi melihatnya sedih. Meski Yoonji bersikap kasar setiap harinya, tetapi ia tahu jika Yoonji tak menggubrisnya itu berarti Yoonji sedang kesal dan tak ingin diganggu. Yoongi memahaminya dengan baik. Sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul saat ia akan mengusap kepala Yoonji yang mulai tertidur membelakanginya.
âMenurutmu kenapa siswa itu tiba-tiba mengakui perbuatannya?â tanya salah satu siswa di belakangnya.
âApa mungkin siswa itu diancam oleh seseorang?â tanya salah satu siswi dalam kerumunan membuat Yoongi sontak menoleh ke arahnya.
âMengancam? Apa maksudmu?â tanya Yoongi heran pada siswi itu.
âCoba pikirkan, kenapa dia tiba-tiba mengakuinya? Padahal baru semalam ia memposting hal buruk tentangmuâ papar siswi itu membuat beberapa siswa-siswi yang ada di kelas ini mengangguk-angguk menyetujuinya.
âTerlebih lagi, dia meminta maaf padamu dengan cara yang sangat memalukan! Babi merah segar? Menjijikkan sekali~â imbuh siswi lainnya membuat semua mata membulat dan mengangguk-angguk.
Mereka semua yang ada di kelas ini percaya akan adanya seseorang dibalik permintaan maaf memalukan yang di lakukan siswa itu. Yoongi terdiam dan berpikir keras, sedangkan Yoonji menatap jendela dengan dinginnya. Ia mendengarkan semuanya. Kini, semua penasaran dengan reaksi yang akan Yoongi berikan atas semua spekulasi yang dibeberkan oleh teman-temannya. Tak terkecuali Yoonji, ia juga sama penasarannya.
âMemangnya orang bodoh mana yang mau melakukan hal itu? Maksud kalian dia melindungiku dari belakang? Apa-apaan itu? Memangnya dia bayangan pelindung?â cecar Yoongi membuat semua mata membelalak, Yoonji demikian.
âWah~ kata-katamu kejam sekali, Min Yoongiâ ungkap salah satu siswa mengejek membuat semuanya tertawa.
âBayangan pelindung? Haha, itu bagus juga~â ledek salah satu siswi membuat tawa di kelas ini semakin keras menggelegar.
Tidak dengan Yoonji yang mendengarnya. Kesal. Dia sangat kesal dengan kata-kata pedas Yoongi. Kata-kata yang mencerminkan bahwa dirinya tak tahu cara berterimakasih. Yoonji bangun dari tidurnya, lalu bersandar pada punggung kursinya sambil menatap lurus dengan dinginnya. Semua tawa seketika terhenti dengan sendirinya saat melihat Yoonji bangun dari tidurnya. Berbeda dengan Yoongi yang masih tertawa hingga mengeluarkan air mata.
âOh? Kau tidak tidur ya?â tanya Yoongi sambil mengelap air matanya akibat tertawa terlalu keras.
âBagaimana aku bisa tidur jika mulut kalian terus saja berdecit? Gemas sekali, rasanya ingin kurobek saat ini jugaâ sungut Yoonji dengan intonasi rendah.
âKami sedang membicarakan bayangan pelindungku, haha! Seperti kura-kura ninja saja, benarkan?â jelas dan tanya Yoongi dengan nada mengejek.
âBukankah kau keterlaluan?â tegur Yoonji.
âKeterlaluan? Memangnya apa yang telah kulakukan?â tanya Yoongi tak bersalah.
âKau tak tahu cara berterimakasih ya?â sindir Yoonji menatap sinis Yoongi.
âApa? Hei, aku akan berterimakasih padanya jika aku tahu orangnya..â bela Yoongi pada dirinya sendiri.
âOmong kosong, belum berterimakasih saja kau sudah menghinanyaâ sela Yoonji.
âAda apasih denganmu?â protes Yoongi melihat sikap aneh Yoonji padanya.
Tak biasanya Yoonji mengajaknya berdebat seperti ini. Pasti ada sesuatu yang salah, pikir Yoongi. Yoonji tiba-tiba berdiri tepat di depan Yoongi dan menatapnya tajam.
âKau merasa disini adalah cahaya yang bersinar terang atas semua kejadian ini?â kritik Yoonji.
âKim Yoonji,â henti Yoongi tak mau berdebat dengan Yoonji.
âTakkan ada bayangan jika kau tak bersinar, Min Yoongiâ ujar Yoonji.
âAku tak ingin berdebat denganmu, Yoonji-ya!â geram Yoongi.
âKenapa?â tanya Yoonji tak kalah geram.
âKarena aku menyukaimuâ ungkap Yoongi menatap Yoonji dalam.
Yoonji membelalak mendengarnya. Ia terkekeh mendengar pernyataan Yoongi tiba-tiba. Yoonji kembali menatapnya sinis.
âKau cahayanya, dan aku bayangannya. Kita memang selalu bersama, tapi bukankah kita tak pernah sama?â papar Yoonji berlalu pergi meninggalkan Yoongi.
âApa maksudmu?â tanya Yoongi menghentikan langkah Yoonji.
âAku lah orangnya, bayanganmu yang mengancamnya. Kulakukan karena aku menyukaimu sekaligus melindungimuâ aku Yoonji.
đ¸đ¸đ¸
Instagram >> yandaa.anne
Joylada >> anne_marianne
Wattpad >> anne_marianne29
Blog >> Anne's Writing
Diubah oleh marianne.kim 21-06-2020 11:46
0
535
4
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
7.7KThreadâ˘4KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru