Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Batam
  • [COC Regional Batam] Batam, Kota dengan Pesona Seribu Mimpi.

tuliptulipjeAvatar border
TS
tuliptulipje
[COC Regional Batam] Batam, Kota dengan Pesona Seribu Mimpi.



Foto: google.de

Hai Agan Sista kesayangan ane semua. Kali ini sepertinya ane akan mengulak ngalik kenangan yang ternyata telah puluhan tahun berlalu. 17 tahun lalu, seketika dada bergolak mengingatnya.


Tahun 2002

Tahun ajaran berakhir, masa usai, saatnya melanjutkan sekolah pada tingkat lebih tinggi.

"Setelah lulus MTsN kamu bisa memilih sekolah mana saja yang kamu mau. SMK, SMA atau STM silakan saja," ucap Abak saat beberapa bulan sebelum lulus sekolah. Harapan mulai menyala-nyala dalam dada. Aku ingin masuk SMA saja.

Namun, rencana sudah nasib berbeda. Tuhan punya rencana lain. Sehingga sehari sebelum daftar sekolah, Amak jatuh sakit dan mesti dirawat untuk tiga hari, diinfus pula. Sehingga uang pegangan sebanyak enam ratus ribu kala itu buat aku masuk sekolah, ludes tak tersisa.

"Kamu terpaksa menunggu dulu satu tahun ini, mungkin tahun depan kamu bisa masuk SMA, karena kita tak punya uang lagi kini." Dengan wajah bersalah Abak menjelaskan padaku. Aku mengerti, karena mau dapat uang dari mana, jika waktu pendaftaran SMA tinggal dua hari lagi. Aku mesti mengalah, menunggu tahun berganti.

Masa-Masa Penantian

Waktu berlalu, aku menghabiskan masa remaja sebagai gadis 14 belas tahun di ladang, sawah dan bekerja.

Hingga keresahan mulai datang, lamaran yang tak sepatutnya, desas desus bahwa aku tak akan sekolah lagi.

"Apakah kamu mau menikah? Ada lamaran dari si Andre," kata Amak suatu petang membuat amarahku ke ubun-ubun. Impianku masih terlalu jauh, di usia sehijau itu tak pernah terpikirkan untuk kata itu, menikah muda, horor sekali buatku.

Hingga kabar itu sampai ke Pulau Batam, tempat Mamak atau Omku bermukim, dia tentu saja tidak rela aku menikah di usia semuda itu. Hingga aku disuruh antar ke Batam.

Masa-masa di Batam,di Kota Pesona Seribu Mimpi

Suatu siang di tahun 2002, aku berangkat ke Batam bersama Mamakku yang paling bungsu dengan naik Bus ANS ke kota Pekanbaru, lanjut dengan bus ke Dumai dan dengan feri kita menyeberang ke Pulau Batam.

Pada tahun 2002, yakni 17 tahun lalu. Batam baru saja bernapas, belum semegah hari ini. Pembangunan di mana-mana, masih banyak hutan di sisi-sisi jalan, tanah-tanah kosong merah melintang, serupa kenangan.

Tak banyak yang ane lihat di sini, karena selain di sini hanya tiga bulan saja, ane yang masih kategori anak kecil tidak bisa kemana-mana sendirian kala itu. Mesti menunggu Om dan Tante dulu buat ajak jalan.

Perumahan-perumahan di daerah Batu Aji kala itu tak lebih dari perumahan-perumahan desa yang baru dibangun, belum ada jalan yang memadai, jalan-jalan perumahan masih banyak yang tanah dan perumahannya pun masih banyak yang belum dihuni.

Batam masih belum kota seperti hari ini, belum begitu bersinar dan disorot.


Foto: google. de

Aviari Plaza dulu belum semegah hari ini, waktu itu baru dibangun dan masih dipoles di mana-mana, masih ingat kala itu belum beberapa tokonya yang berisi. Tapi sayang ane tak punya fotonya, zaman itu belum ada smartphone.


Foto : google.de

Jalan-jalan masih banyak yang tanah serta pembangunan waktu di mana-mana. Ya, pastinya, karena 17 tahun setelahnya, hari ini Batam menjadi pusat industri dan mimpi-mimpi.

Masjid agung nan megah luar biasa hari ini, waktu itu juga baru jadi. Bisa dibandingkan dari foto ini. Bagaimana terlihat 17 tahun lalu dan kini.



Foto: google.de


Foto: google.de



Foto: koleksi pribadi tahun 2002



Foto: koleksi pribadi tahun 2002

Jembatan barelang waktu itu baru beberapa tahun selesai dibangun, masih berupa jembatan yang tak menarik perhatian. Sayangnya tidak banyak yang bisa ane lihat waktu itu.

Tapi, di kota itu ane belajar banyak hal. Setidaknya belajar semangat untuk mencapai mimpi. Untuk menjadi lebih baik.

Kenapa Ane Sebut Kota Seribu Mimpi

Pada tahun 2006, saat ane mau lulus sekolah menengah atas, saat itu tak ada niat untuk kuliah, tidak ada dana. Hingga ane ingin lagi menginjakkan kaki di tanah Batam. Karena masa-masa 2006 itu Batam mulai harum dengan mudahnya mencari pekerjaan.

Hingga tidak sedikit generasi angkatan ane pergi merantau ke Batam setelah lulus sekolah, mengadu nasib meraih mimpi serta mewujudkan cita-cita yang terpendam.

Banyak yang merantau ke Batam kala itu buat batu loncatan biar bisa kuliah atau punya pekerjaan bagus. Tak dipungkiri, banyak di antara mereka yang sukses pulang dari sana. Hingga pesonanya sampai ke mana-mana.

Namun sayangnya ane urung menginjakkan kaki lagi di kota ini, karena nasib berkata lain, dan bisa menempuh masa kuliah hingga Batam sampai kini hanya tersimpan di dalam kepala. Belum sempat dijelang lagi.

Menjadi bongkahan kenangan, yang hidup dari kota yang gemerlap ini nan dulunya masih redup.

Namun kelak, insyaAllah, atau semoga tahun depan, rencananya akan menginjakan kaki ke Batam lagi, napak tilas kenangan puluhan tahun silam.

[Ditulis di Arnstadt,10 51.21.06.2020

Narasi Pribadi + foto dari google.de
Diubah oleh tuliptulipje 21-06-2020 11:53
jakompankAvatar border
AtkaHasenaAvatar border
jokoariyantoAvatar border
jokoariyanto dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.9K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Batam
BatamKASKUS Official
878Thread460Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.