Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

syerrilelizhafaAvatar border
TS
syerrilelizhafa
Prosa Untukmu
1. Bertahan Untukku

Bunga rumput keunguan yang berjajar itu, mekar serta jatuhnya tidak tercela. Ia tetap bertunas tanpa ingin, ikatan, pun seujung sentuh angin. Ia teguh berdiam di satu titik, meski pancaroba merebut atma dengan keras usaha. Seperti itu cinta, keberuntungan acapkali terselip-selip di antara batas.

Aku hanya memiliki engkau menguat hidup, segaris pelangi redup tersebut nirmala. Rasa, kata sebagian bekal menuruti langkah entah kemana hendak menuju singgah. Seorang pantas dikata kapas tertiup angin, barangkali tidak akan kerasan menetap di satu tempat. Engkau yang jauh, bisa berdamai tanpa dalih.

Beruntung, berujung puji aku merapal senyum.

Tetapi sungguh ketetapan hatimu untuk bertahan tidak pernah ku paksakan. Sebagaimana air dari hilir, menyatu di satu muara atau pecah menjadi persimpangan pikir, memohon dengan sangat pun sisi ketegasanku menolak, sebab adakalanya pergi adalah bagian takdir yang acuh kepada tanya, perihal kesalahan misalnya.

Selama masih kau temu secuil kebaikan, bertahanlah mengayomi keluh pun kisah. Jika sudah letih melihat warna monokrom di langit kita, pergi dengan tinggalkan pamit barangkali kebaikan paling baik.

Sekalipun melepas sulit.

Warna warsa menetap kehendak perjalanan yang tidak ada paksaan memilihnya.

Ponorogo, 17 Juni 2020

2. Semudah Merubah

Lamat-lamat kudengari detak napasmu. Dari kekata rindu yang berkali terisyarat, dari gemetar jemari mainkan ruas-ruas pagi. Saat-saat seperti ini, adalah semahal rintik di kemarau. Ingin tidak melewatkan, terlewat juga bagaikan bermimpi.

Seolah lebur rasa sakit pun keinginan undur, oleh kedatangan sebagian ketenangan. Senda pemanis kata biuskan lupa akan nelangsa yang masih menetap di tatap. Yang tinggal hanya cara merebut hatimu biar bertahan, apapun jadinya.

Nda ... menggamit ucapmu seperti menjaring angin. Aku tahu itu, namun terlalu egois menerima kesadaran seutuhnya. Benarlah jatuh cinta pewangi yang hanya bisa dihirup, lemas menenggaknya. Tak ingin lingsir, meski detik kerap melesatkan panah pemusnah.

Di kesendirian itu, sepenuh tekad luruh.

Sebagai yang terakhir.

Ponorogo, 1 Mei 2019
juisdotcomAvatar border
ceuhettyAvatar border
makolaAvatar border
makola dan 8 lainnya memberi reputasi
9
883
14
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.