chapter 2 = the love of art

dia pun tidak bertabrak seorang wanita sedang membawa kamera
saat wanita itu kaget melihat kameranya pecah dan rusak saat
bertabrak dengan dia akhirnya membuat janji suatu hari nanti
aku ganti kameramu yang rusak dengan yang baru tapi wanita itu
bilang "kamera ini peninggalan orang tuaku yang sudah lama meninggal
dunia karena harta kenangan bersama orang tuaku sebelum meninggal dunia"
dia bilang "aku harus bagaimana ? gantinya atau memperbaikinya saja" wanita
itu bilang "diperbaiki saja karena kau sudah berjanji kepadaku" akhirnya
wanita itu menunggu dia selesai bekerja dan langsung ke tukang reparasi kamera
tapi tukang reparasi kamera bilang waktu sangat lama sekitar dua atau tiga hari
untuk diperbaiki akhirnya dia berjanji kepada wanita akan menembus kesalahannya
dengan memperbaiki kamera wanita itu.


beberapa hari kemudian dia pun datang ke tukang reparasi kamera untuk mengambil
kamera sudah diperbaiki tapi dia tidak punya nomor telepon wanita untuk mengembalikan
kamera itu dia langsung ke gallery untuk bekerja saat jam istirahat wanita itu pun
datang ke gallery dia langsung memanggil wanita itu untuk mengembalikan kameranya
saat diberikan wanita itu berterima kasih padanya tapi tiba-tiba wanita menariknya
ke taman untuk bicara langsung bilang "jujur aku sudah lama memperhatikanmu sejak awal
berada di kota ini aku sebenarnya jatuh cinta kepadanya sejak pandangan pertama tapi
aku tidak berani mengucapkannya kepadanya" tapi dia membalas "aku belum bisa menerima
cinta seseorang karena aku butuh waktu untuk berpikir dulu dengan kata-katamu" wanita itu
membalasnya "tidak apa-apa aku akan menunggu jawabanmu sampai kau bisa menerima cintaku"
akhirnya wanita itu menaktirnya makan siang dan mereka saling mengobrol satu sama lain
di cafe itu dia melihat jam di tangan sudah masuk kerja langsung kembali ke gallery
berterima kasih kepada wanita itu atas makan siangnya.

saat pulang kerja seniman mural baru pulang larut malam karena membuat mural di sebuah
terowongan jalanan langsung masuk ke kamarnya bertanya ke dia "kenapa muka tersenyum terus ?
ada apa hari ini yang membuat tersenyum begitu" dia membalasnya "aku tidak tersenyum" seniman
mural bilang lagi "jangan bohong aku tahu kau sedang kasmaran kepada seseorang wanita di kota"
dia membalasnya "iyah aku jujur akan bilang aku bertemu seorang wanita photographer tidak sengaja
kamera rusak di gallery wanita itu mengatakan cintanya padaku tapi aku ragu harus jawaban apa"
seniman mural bilang "terima saja cintanya. wanita itu tuluskan mencinta karena karyamu bukan karena
hal lain" dia membalasnya "iyah sih. wanita itu berkata suka denganku karena suka seni yang aku
buat" keesokan harinya dia berangkat kerja tidak sengaja melihat wanita itu menunggu di gallery
langsung bilang pada wanita itu datanglah di cafe saat kau menaktirku nanti ada hal yang harus aku
katakan kepadamu.

setelah jam istirahat pun berbunyi dan langsung datang ke cafe untuk bertemu wanita itu memesankan
minuman untuk mereka berdua sambil menunggu pesanan dia bilang "aku menerima sebagai pacarku sekarang"
tiba-tiba wanita memeluknya dan wajah langsung tersenyum kepadanya dia bingung bertanya "kenapa kau langsung
memelukku di tempat umum ?" wanita itu bilang "itu sebagai tanda telah menerima cintaku" mereka saling menukar
nomor telepon untuk berkomunikasi langsung pamit dengan pacarnya untuk berkerja kembali.