Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Buku
  • Terbit Indie atau Mayor? Pertimbangkan 2 Hal Berikut!

aniesdayAvatar border
TS
aniesday
Terbit Indie atau Mayor? Pertimbangkan 2 Hal Berikut!

Sumber gambar : Nurulhaq91.blogspot.com

"Buuun, lagi galau, lagi bingung. Ini naskah novel ane, enaknya dikirim ke penerbit indie apa mayor, masukannya ya bun."


Satu chat masuk dari novelis muda yang pernah menerbitkan beberapa buku masuk ke gawai. Dia dilanda kegalauan karena karya novelnya yang biasa diposting via medsos bergenre young adult sepi peminat. Padahal biasanya like seperti hujan untuk kisah-kisah yang dia posting sebelum dibukukan.

Naskah telah jadi, cerita sudah dibuat. Sayang kalau tidak dibukukan. Makannya Reni, sebut saja begitu untuk dia yang sudah chat saya tadi galau. Ada dua pilihan. Diterbitkan indie, biaya mandiri dengan resiko kurang laku karena sepi peminat atau nekat ke penerbit mayor, tentu dengan momok naskah tidak segera ada kabar untuk diterbitkan.

Sebelum memberikan keputusan saya ajak dia berbincang. Tentang genre novelnya, urgensi segera diterbitkan, pangsa pasar juga. Dia bilang tu novel untuk young adult tidak begitu perlu segera terbit, pasar jelas sepi. Hehe

Meski demikian saya beri pertimbangan padanya untuk memilih penerbitan. Ada dua hal yang perlu dipikirkan sebelum setor naskah, tentu sesudah naskah tersebut siap kirim ya.

Pertama, Untuk dijual atau sekedar dokumentasi.

Kalau mau dijual untuk mendapat uang tentu selera pasar serta kualitas tulisan harus dipikirkan. Mayor atau indie bukan masalah, semua memberikan keuntungan royalty. Mayor lewat sebaran toko-tokonya di seantero negeri, juga online. Indie agresif lewat penjualan online dan media sosial.

Kalau untuk dokumentasi pribadi, bisa pula dikirim ke Mayor. Saran saya E book kan saja. Bisa cetak terbatas dengan kualitas bagus. Cetak berdasar pesanan bisa, meskipun sebiji pun. Tapi ya itu tadi mahalnya bisa 3 kali lipat dari terbit berdasar paper book.

Sedangkan kalau mau cetak indie, lebih simpel. Cetak saja minimal 3 biji. 2 untuk perpusnas, 1 untuk penulis. Harga juga tidak mahal kok. Asal penulis bisa design cover dan layout serta editing sendiri urusan cetak dan isbn serahkan penerbit. Perkiraan Rp. 300.000 sudah bisa dapat 5 buku itu.

Kedua, Urgensi terbit

Quote:

Kecepatan dan ketepatan waktu terbit indie lebih menjanjikan.

Secara kita yang membayar untuk jasa mereka. Meski demikian perlu pula dilihat kapabilitas penerbitan tersebut. Untuk yang akan memakainya demi kepentingan kenaikan pangkat pilih yang sudah menjadi anggota IKAPI, Ikatan Penerbit Indonesia. Biasanya agak lebih mahal di biaya jasa layout, design dan editing, tapi hasilnya lumayan bagus memang.

Sedangkan yang tidak memerlukan untuk kepentingan serupa tersebut lebih bebas. Bisa memilih penerbitan dengan kualitas terserah kita juga. Ono rego ono rupo, Ada harga ada rupa, kadang pameo itu tidak berlaku.

Bisa jadi penerbit indie yang bukan anggota IKAPI kualitasnya lebih bagus, karena mereka mempertimbangkan service. Melayani penulis sepenuh hati agar tidak berpindah haluan. Maklum untuk menjadi anggota IKAPI ada syarat iuran lumayan mahal yang tidak semua penerbit mampu membayar.

Disinilah pentingnya kita survey macam-macam penerbit. Pilih sesuai kebutuhan dahulu. Misal butuh cepat dan ikapi cari yang bisa melayani demikian. Atau bila butuhnya cetak sedikit saja untuk kepentingan ada pada saat acara, maka indie biasa sudah bisa diandalkan.

Spoiler for Cek Kantong Sebelum Cetak Indie:


Quote:


Keuntungan menerbitkan di mayor jelas berbeda dengan indie. Gratis biaya terbit karena semua ditangani penerbit. Editing, design, layout, juga segala tetek bengek percetakan hingga pemasaran penulis bebas tugas. Dapat royalty lagi. Kalau laku sih.

Tapi lama loh ya, 6 bulan biasanya baru kelar. Itu yang saya alami sih. Jadi Prosesnya gini, naskah diterima, editor memeriksa, menentukan kelayakan naskah. Kalau naskah itu pesanan, dalam arti penulis langsung bersedia membeli minimal 1000 eksemplar buku, karya itu bakal masuk meja korektor. Untuk dibetulkan dari sisi tata bahasa dahulu. Terutama PUEBI, baru di layout, menentukan cover design hingga diproses isbn.

Tenang aja, sebagai penulis kita dikirimi dulu kok hasil layout dan design cover sebelum terbit. Kita juga berhak mengajukan pembetulan kalau ada kesalahan. Juga usul untuk font atau covernya. Sehingga hasil finishing diperoleh kesepakatan antara editor dan penulis.

Lalu bagaimana dengan naskah yang bukan pesanan, berdasarkan kiriman penulis yang sedang berburu peruntungan? Bersiap sabar ya. Bakal lebih lama prosesnya. Karena masuk meja antrian dahulu sebelum dilakukan proses di atas.

Itupun kalau dari pintu pertama naskah pada belepotan dari sisi bahasa bakal diabaikan dah. Sukur bila dikembalikan atau diberi catatan kesalahan, yang nyesek tuh kalau tak ada kabar.

Paling asik kalau ada challenge dari penerbit mayor. Karya pemenang pasti diterbitkan tanpa lewat proses apapun. Tapi memenangkan sebuah lomba juga gak mudah gan. Butuh perjuangan.

So agan, sista siap berjuang? Pilih mayor. Mau terbit sesuai kepentingan? Pilih Indie. Semua memberi peluang menerbitkan karya kita. Penulis bebas memilih yang diinginkan. Asik kan?


Anis Hidayatie, untuk Kaskus
Diubah oleh aniesday 12-06-2020 12:31
raliakbarrrAvatar border
majorminor666Avatar border
hikayat0120Avatar border
hikayat0120 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
2.7K
40
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
BukuKASKUS Official
7.7KThread4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.