adief.suryantoAvatar border
TS
adief.suryanto
Apakah Perokok Berisiko Tertular Corona

Setiap hari pasti kita menjumpai orang merokok baik di rumah, di tempat kerja maupun di jalanan. Rasanya mereka banyak yang tahu merokok dapat  membahayakan kesehatan untuk tubuh. Namun hingga kini kebiasaan merokok masih menjadi kebiasaan yang sering dilakukan banyak orang, asap rokok tidak hanya membahayakan perokok aktif juga mereka yang ada disekitar mereka yang tidak merokok. 

Di tengah2 pandemi covid 19 ini apakah Perokok dapat berisiko Tertular Corona.  Inilah saat Pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi masyarakat Indonesia, khususnya para perokok untuk berhenti merokok. Pasalnya, merokok dapat meningkatkan risiko penularan virus corona baru yang akan memperberat komplikasi penyakit. Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Prof Dra Yayi Suryo Prabandari MSi PhD mengungkapkan aktivitas merokok rentan menjadi wahana penularan Covid-19 karena melibatkan kontak jari  yang mungkin terkontaminasi dengan mulut secara intens. Hal tersebut memberikan peluang bagi virus dari jari tangan berpindah ke mulut dan masuk ke dalam tubuh. 

''Perokok tidak hanya lebih rentan terhadap virus corona. Apabila perokok terinfeksi virus ini maka akan memperberat kondisi tubuhnya,'' tandas Yayi.
Dosen pada Departemen Perilaku, Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial FKKMK UGM ini menjelaskan untuk berhenti merokok tidak mudah karena selain telah menjadi kebiasaan, rokok bersifat adiktif. Namun demikian, bukan berarti perokok tidak dapat berhenti merokok. Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan kebiasaan merokok.

 

Sumber : https://www.suaramerdeka.com/gayahidup/kesehatan

PEROKOK aktif lebih berisiko terinfeksi virus novel korona (Covid-19). Hal itu diungkapkan oleh Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Amin Soebandrio. Amin menyatakan, tubuh seorang perokok lebih banyak mengandung reseptor virus korona, sehingga memudahkan virus tersebut bereaksi dan menimbulkan penyakit. "Merokok meningkatkan peradangan DCs dan meningkatkan respon peradangan tubuh, dan mungkin berkontribusi terhadap terjadinya badai sitokin dalam tubuh pasien yang sakit berat," kata Amin di Kantor Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jakarta Pusat, Jumat (13/3). 



Amin menjelaskan, setiap orang memiliki potensi terinfeksi virus. Namun begitu, sel dalam tubuh setiap orang juga memiliki kapasitas yang berbeda dalam menerima virus tersebut. Adapun, dalam kasus Covid-19 sendiri, terdapat tiga sel yang menjadi reseptor virus tersebut, yakni sel ACE2, CD209, CLEC4M. "Kita lihat untuk perokok ACE2nya sangat signifikan menonjol, CD209-nya juga. Nah ini meningkat ekspresinya bagi orang-orang merokok. Pelabuhan virus tersebut semakin banyak. Sehingga berpontensi besar," tuturnya. Sementara, pada tubuh orang yang tidak merokok, reseptor tersebut tidak menonjol sehingga virus akan sulit masuk. Dalam kasus Covid-19, dikatakan Amin penderitanya kebanyakan berjenis kelamin laki-laki, perokok aktif, dan berusia lanjut. "Orang merokok itu rentan. Itu malah risikonya berlipat ganda. Tanpa Covid-19 saja sudah mengalami kerentanan di saluran napas. 80%-90% penderita kanker paru itu perokok Tapi itu efeknya jangka panjang. Covid-19 ini jangka pendek," tambah Ketua Pokja Masalah Rokok Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Feni Fitriani. Untuk itu dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk menjauhi rokok, dan segera berhenti merokok demi menjaga kualitas paru-paru. " Berhentilah merokok. Karena pada orang yang merokok reseptor untuk Covid-19 akan tersedia banyak, dosis banyak itulah yang memudahkan orang merokok lebih mudah sakit," tandasnya. (OL-12)


Sumber: https://mediaindonesia.com/read/detail/296497-perokok-aktif-lebih-berisiko-terinfeksi-covid-19



Air Putih
Ia mengatakan yang utama untuk berhenti merokok yakni niatan. Apabila tidak bisa total berhenti merokok, dapat mulai mengurangi jumlah konsumsi rokok per batang setiap harinya. Selanjutnya, memetakan waktu yang biasanya digunakan untuk merokok. Waktu yang biasanya digunakan untuk merokok dialihkan untuk melakukan hobi yang positif seperti otomotif, bercocok tanam, olahraga, dan lainnya.

''Jika hasrat merokok benar-benar kuat upayakan kembali mengingat niat awal berhenti merokok. Banyak dampak atau efek negatif merokok tak hanya bagi kesehatan diri sendiri, tetapi juga bagi keluarga dan sekitar,'' imbuhnya.

Biasanya perokok mulutnya akan terasa masam, rasa ini bisa dialihkan dengan banyak minum air putih, makan buah, atau  mengunyah permen rendah gula. Membatasi diri untuk tidak berkumpul dengan lingkungan yang mendorong kembali aktivitas merokok juga menjadi salah satu cara yang dapat mendukung niatan berkenti merokok.

Wabah corona jenis baru ini telah memaksa masyarakat untuk melakukan phsyical distancing dan beraktivitas di rumah saja. Hal itu secara tidak langsung turut berkontribusi mengurangi aktivitas merokok karena aktivitas untuk bertemu dan berkumpul dengan sesama prokok berkurang.

Sumber : https://www.suaramerdeka.com/gayahidup/kesehatan
nona212Avatar border
sinsin2806Avatar border
sinsin2806 dan nona212 memberi reputasi
2
386
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Green Lifestyle
Green LifestyleKASKUS Official
3KThread3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.