Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

king.mbsAvatar border
TS
king.mbs
Shaleh Kamel Wafat, Kebaikan Miliarder dan Filantropis Saudi itu akan Dikenang Selama


Wasathiyyah.com, Riyadh – Syaikh Shaleh Kamel, seorang miliarder Saudi yang mengawali hidupnya dari keadaan yang sangat sederhana kemudian bangkit sebagai pengusaha sukses, taipan media dan dermawan, wafat Senin (18/05) pada usia 79 tahun dan telah dimakamkan di Mekkah.

Miliarder yang sangat dermawan ini telah tiada, namun warisannya akan bertahan lama.

Saat usianya 79 tahun, meski tengah mengalami masalah kesehatan karena faktor usia, Syaikh Kamel tetap aktif dan sibuk. Turki Ad Dakhil, duta besar Arab Saudi untuk UEA, mengatakan pada akun Twitternya bahwa Kamel, yang akrab juga disapa Syaikh Shaleh telah menghubunginya untuk menyampaikan ucapan selamat Ramadhan.

“Dia menghubungi saya pada dua minggu pertama (Ramadhan) untuk memfasilitasi dua warga (Saudi) yang menderita penyakit kronis. Dia bantu perjalanan mereka dengan jet pribadinya,” ungkap Ad Dakhil.

Shaleh Kamil lahir di Mekkah pada tahun 1941 dari keluarga biasa saja, dengan kemampuan ekonomi kelas menengah. Ayahnya bekerja sebagai pegawai negeri dan menjabat sebagai manajer umum kantor kabinet Saudi.

Abdul Aziz Khoja, mantan menteri media dan duta besar Saudi untuk Libanon dan Maroko, bertemu Kamel di sekolah menengah dan sejak itu bersahabat selama 60 tahun lamanya.

“Dia adalah teman masa kecil saya,” kata Khoja. “Dia sepanjang hidupnya digunakan untuk membantu masyarakat Arab dan Islam. Dia melakukan upaya besar untuk mendirikan bank dan lembaga keuangan syariah.”

“Dia adalah seorang pemikir dan seorang Samaria, yang mencurahkan waktu dan tenaganya untuk kebaikan yang lebih besar. Kami telah kehilangan seorang pria baik,” ungkap Khoja.

Karir sebagai pengusaha telah dimulai oleh Kamel sejak belia yaitu sejak usia 8 tahun.

“Bisnis pertama yang saya lakukan adalah ketika saya meminta ibu saya untuk membuat Balela (sup buncis tradisional), dan saya menjualnya kepada teman-teman saya di jalan,” cerita Kamel saat wawancara dengan TV Success Maker.

Shaleh Kamel menyelesaikan sekolah dasar dan menengah di Mekkah dan Thaif. Dia meneruskan sekolah lanjutan di Jeddah. Lalu, ia lulus dari King Saud University di Riyadh pada tahun 1963 dengan gelar sarjana administrasi bisnis.

Semasa kuliah, dia menjalankan bisnis kecil bernama Dar dan Maktab Al-Kashaf Al-Saudi, yang menjual salian cetak catatan-catatan kuliah kepada sesama mahasiswa. Setelah lulus, ia bekerja di Kementerian Keuangan Saudi.

“Saya bergabung dengan kementerian untuk belajar dan menambah pengetahuan lebih,” kata Kamel pada satu kesempatan.

“Saya tidak bermimpi mendapatkan posisi yang tinggi di kementerian. Saat itu saya bekerja sebagai perwakilan keuangan di kementerian dan tugas saya bersentuhan dengan semua kementerian di Riyadh, Thaif, Jeddah dan Madinah. Dari pekerjaan ini saya mendapat banyak sekali pengalaman di banyak sektor dan bidang,” cerita Kamel.

Setelah 10 tahun bekerja di kementerian, Kamel memutuskan pindah ke sektor swasta. Dia mendirikan perusahaan induknya Dallah Al-Baraka Holding di tahun 1969 di Riyadh.

Kemudian dia memperluas kegiatannya melalui Dallah Al-Baraka Group untuk memasukkan layanan keuangan dan perbankan, perawatan kesehatan, manufaktur, real estate, pariwisata, perdagangan, dan banyak lagi. Dallah Al-Baraka Group juga mendapat kehormatan dipilih untuk membersihkan dan mensterilkan Dua Masjid Suci.

Kamel mengisahkan bahwa nama Dallah dipilih sebagai nama perusahaan karena terinspirasi dari nama panggilan untuk Abdullah, sebuah nama yang umum di barat Saudi.

“Nenek saya dulu memanggil ayah saya dengan panggilan Dallah. Jadi saya menggunakan nama itu untuk nama perusahaan besar saya,” ungkap Kamel.

Kamel juga merupakan investor terkenal dalam produksi media dan televisi satelit. Dia mendirikan Radio dan Televisi Arab dan membentuk kemitraan dengan saluran MBC Arab.

Dijuluki “Bapak keuangan Islam kontemporer,” ia menerima Penghargaan Kerajaan Malaysia untuk Keuangan Islam pada November 2010.

Kekayaan taipan ini diperkirakan mencapai $ 2,3 milliar.

Kamel pernah mengungkapkan dalam sebuah wawancara bahwa karirnya sebagai pengusaha didasari pada perubahan.

“Jika saya memulai bisnis dan itu kemudian menjadi rutinitas, maka saya kehilangan minat di dalamnya,” katanya. “Saya bukan manajer harian. Jadi setelah pekerjaan selesai, saya kehilangan minat dan saya membuat proyek baru.”

Kamel percaya bahwa semua orang harus memiliki martabat dan bahwa setiap sisi kehidupan adalah berharga dan pantas untuk dihormati. Dia mengatakan bahwa dia bercita-cita untuk membuka seluas mungkin lapangan kerja.

“Ambisi saya adalah membangun ekonomi Saudi yang kuat dan fondasinya yang kokoh. Kemudian yang kedua adalah membuka lapangan kerja seluas mungkin sehingga mengurangi angka pengangguran,” katanya.

Sebagai ketua Kamar Dagang dan Industri Jeddah, ia berharap setiap sektor di kerajaan Saudi dapat fokus mengikis angka pengangguran.

“Jika kita dapat mengurangi angka pengangguran, maka kita dapat menghilangkan terorisme,” katanya.

Mowafaq Al Nowaiser, pemimpin redaksi surat kabar Mekah, mengatakan bahwa dia akan mengenang sosok Shaleh Kamel dengan segenap cinta dan penghormatan.

Pertama kali saya bertemu dengannya di rumahnya pada 2013, pada pertemuan itu adalah kelahiran surat kabar Mekah,” kata Al Nowaiser.

Al Nowaiser mengisahkan bahwa ketika Kamel mendirikan surat kabar Mekkah, dia ingin secara khusus menyediakan halaman berita kematian, untuk memberi ruang bagi para keluarga yang ditinggalkan untuk mengenang secara istimewa orang yang mereka cintai.

“Dia (Kamel) memberi tahu saya bahwa orang yang wafat itu mungkin bukan siapa-siapa, tidak dikenal dunia, tapi bagi keluarganya ia adalah orang yang sangat istimewa,” ujar Al Nowaiser mengisahkan besarnya kepedulian Kamel.

Meskipun memiliki banyak perusahaan dengan kesibukan yang padat, Shaleh Kamel dikenal sebagai pembaca buku yang rajin. Dia menaruh minat sangat besar pada tema-tema kebudayaan. Dan, selalu berusaha terlibat dalam kegiatan kebudayaan internasional.

Atas semua kesuksesannya, Shaleh Kamel tidak pernah melupakan akarnya, yaitu satu tempat yang lebih dia cintai daripada yang lainnya : Mekkah.

“Dia sangat mencintai kota Mekkah lebih dari apapun di dunianya. Dia ingin melayani kota Mekkah dan semua jamaah yang berkunjung ke sana. Dia ingin membaktikan dirinya untuk Mekkah dan segala hal yang berkaitan dengan kota itu. Mekkah mendapat tempat yang sangat istimewa di hatinya,” ungkap Al Nowaiser. (WST/RS/arabnews)


https://www.wasathiyyah.com/berita/b...ang-selamanya/


O Sheikh.
0
299
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.1KThread10.9KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.