Polisi sebagai pengayom masyarakat seharusnya memberi teladan. Tetapi sayangnya ada beberapa diantaranya yang malah bertindak seratus delapan puluh derajad. Bahkan diantara mereka ada yang berpangkat dan berkedudukan.




Ya, Citra Korps Bhayangkara akhir-akhir ini tercoreng oleh dua orang oknum polisi yang sama-sama Berpangkat Iptu dan sama-sama menduduki jabatan sebagai Kapolsek pada Bulan Mei 2020 ini. Satu dari Sulawesi dan yang satunya dari Jawa Tengah.




Sang Kapolsek pertama adalah Iptu BP. Ia adalah Kapolsek Mowewe. Dilansir sindonews.com, 14 Mei 2020, Iptu BP dilaporkan oleh Ibu Muda berumur sekitar 34 tahun berinisial NR. Iptu BP dilaporkan atas tuduhan menghamili NR sendiri sampai telah melahirkan anak berusia 4 bulan. 




NR melaporkan Iptu BP ke Polda Sulawesi Selatan pada 14 Mei 2020. Laporan itu karena Sang Kapolsek Mowewe menurutnya tidak bertanggungjawab atas perbuatan terhadap dirinya. 

Sebelumnya menurut NR, Iptu BP berjanji akan menikahinya. Karena janji itu suami NR pun diceraikan. Tetapi setelah itu Iptu BP belum juga melaksanakan janjinya. 

Dilansir media yang sama, atas laporan itu Polda Sulawesi Selatan pun memanggil Iptu BP. Jabatannya sebagai Kapolsek dicopot. Selain itu Sang Kapolsek Mowewe juga harus menjalani sidang kode etik atas dugaan menghamili istri orang lain.

Kapolsek yang kedua adalah Iptu S dari Polres Rembang Jawa Tengah. Ia membuat geger publik setempat karena telah menabrak rumah seorang warga di Rembang, Senin, 25 Mei 2020, dan menewaskan dua penghuninya. 

Dilansir detik.com, 26 Mei 2020, insiden itu terjadi di Desa Banjarrejo, Kecamatan Pamotan sekitar pukul 19.00. Mobil Panther bernomor L 1476 GK menabrak sebuah rumah dan menewaskan dua orang masing - masing seiorang balita umur sekitar tiga tahun dan neneknya yang berumur sekitar 50 tahun. 

Parahnya, pada saat kejadian itu Iptu S diduga sedang dalam keadaan mabuk. Hal itu disampaikan oleh seorang saksi bernama Mahfudz yang sekaligus orang tua balita yang menjadi korban tewas.

Dugaan sedang mabuk itu menurut Mahfudz ditengarai dari bau alkohol yang menyeruak dari mulut Iptu S ketika berhadapan dengannya sesaat setelah kejadian. Selain itu tanda lain yang menguatkan Iptu S diduga mabuk menurut Mahfudz adalah karena matanya merah dan juga berbicara agak sedikit gagap.

Lebih lanjut Mahfudz juga memberikan keterangan bahwa Sang Kapolsek sebelumnya tidak mengakui bahwa mobil panther yang menabrak rumahnya adalah milik Sang Iptu S. Setelah kaca mobil akan dipecahkan baru Iptu S mengakuinya.

Sedangkan Kabid Humas Polda Jateng mengatakan perkara Iptu S ini sedang dalam penanganan Polda Jateng. Adapun berkaitan dengan adanya dugaan bau alkohol yang menyertainya masih dalam proses pendalaman.

Kapolsek yang seharusnya memberi teladan malah bertindak berkebalikan. Benar-benar memperburuk citra kepolisian...I]



Referensi:

1. https://daerah.sindonews.com/read/27...ban-1589418327

2. https://news.detik.com/berita-jawa-t...-bau-alkohol/2