sebelumnya tadi saya buka buka tulisan dari para rekan kaskuser yang betebaran di website yang katanya Djarum menyuntikkan dana di situs ini.

salah satu yang aye hampiri adalah pertanyaan yang ditujukan kepada siapa saja tentang usia 27 seorang wanita yang belum menikah, apakah sudah masuk kategori tua atau belum untuk ukuran seusia dia.

fakta lain yang disodorkan adalah dalam usia 27 ini si perempuan yang belum menikah masih melakukan studi, gampangnya disebut dengan mahasiswi.

sayangnya tidak disebutkan apakah dia sebagai mahasiswa pada jenjang strata 1 atau S2 ataupun S3.

akan relatif lumrah jika seseorang yang berusia 27 sedang menempuh jenjang s2 ataupun s3.

akan tetapi jika di usia 27 masih belajar s1 dengan asumsi dia habis sekolah langsung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi akan nampak termasuk mahasiswi abadi.

akan tampak wajar jika ada perempuan usia 27 menempuh jenjang s1 karena tuntutan pekerjaan.

tapi yang akan diulas bukan masalah usia 27 dengan jenjang pendidikan s1 atau s2 ataupun s3.

yang dibahas adalah lontaran dari akun yang dengan nama @luhutpandjaitan (saya yakin bukan menteri yang sangat terkenal itu yang mendaftarkan akun nya).

dia mengomentari begini:



nah disitu saya menyadari, bahwa penggabungan 2 buah kata untuk kata kata tua muda dan gadis perawan agak mengganggu logika saya.


secara logika saja, semakin tua seorang wanita maka kans kehilangan perawan akan semakin besar (meski tidak berlaku pada kasuistik), ini hanya logika saya saja.

kenapa saya jadi bingung dengan istilah perawan tua?

karena ada istilah lain yang memiliki padanan dengan perawan yaitu gadis.

secara pengertian awam, perawan adalah seorang wanita yang masih suci belum pernah melakukan hubungan badan.

sedangkan gadis adalah wanita yang belum pernah menikah.

untuk kata perawan, biasanya diikuti kata tua yang konotasinya kurang baik dengan arti wanita yang telat menikah.

sedangkan kalau gadis, apa kata paling lazim mengikutinya?

yups, untuk kalimat positif yang berada setelah kata gadis adalah muda atau belia.

sehingga sering kita baca tulisan atau ungkapan kata gadis belia ataupun gadis muda.

kalau kata negatif yang mengikutinya sih menurut saya sudah tepat yaitu "binal" tepat disematkan untuk gadis, karena banyak ungkapan gadis bukan perawan.

agak aneh juga khan kalau ada istilah perawan binal  

dengan begitu in my humble opinion, lebih tepatnya pertanyaan di benak saya, kenapa untuk kata perawan tidak diikuti dengan belia atau muda? sedangkan penyematan wanita sudah berumur belum menikah tidak disebut dengan gadis tua?

akhirnya setelah melalui proses dialektika dalam otak saya sendiri juga bisa menerima bahwa perawan tua memang cocok disematkan untuk istilah ini.

why? seberapapun umur dia jika masih perawan maka dia tetap disebut dengan istilah perawan meskipun sudah tua.

sedangkan seorang gadis adalah rujukan untuk penyebutan wanita berdasarkan ukuran usia dan belum menikahnya.

Dampaknya jika dia sudah melewati masa masa muda meskipun dia belum menikah, karena kelewat umur maka akan tidak cocok disebut dengan gadis, lebih tepat dipanggil dengan wanita atau perempuan matang.

akhirnya saya menyadari tepat dan pas dengan sebutan perawan tua dan akan salah jika ada istilah gadis tua.

catatan : awalnya saya berpikir perawan tua itu salah, setelah saya menelaah secara mendalam ternyata istilah ini ditinjau dari manapun lebih tepat.

yang pertama adalah karena kita berprasangka baik kepada wanita yang belum menikah dia belum pernah melakukan hubungan wik wik ihik ihik.

dan yang kedua penyebutan gadis terbatas pada usia tertentu saja menurut kewajaran dan kearifan lokal sekitar.

ada para ahli bahasa yang bisa memberikan pencerahan lebih kepada saya tentang istilah ini?

terima kasih pencerahannya.