Pemenang lelang motor listrik yang ditandatangani Jokowi, M Nuh tengah menjadi perbincangan publik. Hal ini setelah dirinya dikabarkan menyerahkan diri ke polisi untuk meminta perlindungan.

Kepada polisi, warga yang diketahui tinggal di Jambi itu mengaku takut ditagih pemerintah usai dinyatakan menang lelang senilai Rp 2,55 milyar.

Lalu, bagaimana penjelasan polisi terkait kabar viral ini? 


1. Pemenang lelang motor Jokowi diamankan polisi 


Dilansir dari Liputan6.com, Jum’at (22/5), Kapolda Jambi Irjen Firman Shatyabudi memberikan penjelasan terkait kabar warga Jambi bernama M Nuh yang disebut diamankan polisi setelah jadi pemenang lelang motor listrik Jokowi.

Dia mengatakan bahwa kabar tersebut tidak sepenuhnya benar, hal ini karena M Nuh tidak ditangkap dan malah datang sendiri kepada polisi untuk meminta perlindungan.






2. Mengaku tak paham ikut lelang


Kepada polisi, M Nuh juga mengakui bahwa dirinya sama sekali tidak paham telah mengikuti lelang dalam acara konser amal virtual ‘Berbagi Kasih Bersama Bimbo’ yang digelar pada Minggu (17/5) lalu.

Dia hanya tahu bahwa dirinya akan mendapatkan hadiah motor listrik, bukan mengikuti lelang seperti yang saat itu dilakukan.





Firman juga memastikan dalam masalah ini tidak ada unsur penipuan yang dilakukan oleh M Nuh dan murni salah paham belaka.

“Jadi tidak ada unsur penipuan dan sebagainya, semata-mata karena tidak paham dan salah persepsi pada acara yang digelar,” jelas Firman.


3. Identitas asli M Nuh terkuak

Sementara itu, M Nuh yang sebelumnya dikabarkan merupakan salah satu pengusaha besar di Jambi ternyata memiliki identitas yang berbalik 180 derajat.

Dia diketahui merupakan seorang buruh harian lepas. Polisi bahkan menyebut M Nuh masuk dalam kategori warga tak mampu dan harus mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.






Polemik pemenang motor listrik bertanda tangan Presiden Joko Widodo yang dilelang senilai Rp 2,55 milyar memang tengah menyita perhatian publik.

Bagaimana tidak, sosok pemenang yang awalnya dikabarkan sebagai pengusaha kaya raya ternyata merupakan warga biasa yang hanya bekerja sebagai buruh.