senjahari311Avatar border
TS
senjahari311
LS "Ketika Ia Datang Untuk Pergi" Part 27-28(sepenggal Harapan Keluarga)





Part 27-28 (Sepenggal harapan keluarga!)









Part 27




Gua teringat dengan kata kata pak de,

Karena, papah mu dari keluarga miskin, dulu papah mu hanya lulusan SMA dan pekerjaan papah mu adalah seorang supir bajaj yang merantau ke jakarta, sedangkan mamah adalah anak dari orang yang terpandang dan mamah mu lulusan sarjana.

Dulu sewaktu pak de melamar mamah mu, untuk papah mu, karena pak de anak tertua dari kakek dan nenek kamu, jadi pak de sama kakek kamu dateng kerumah mamah mu untuk melamarnya buat papah mu, karena keluarga pak de orang miskin dan tidak berpendidikan tinggi, ahirnya lamarannya di tolak mentah mentah-mentah sampai di usir, dan sampai papah mu dan mamah mu menikah pun tidak ada restu dari orang tua mamah mu, mamah mu pun di usir dari rumahnya, karena mamah mu memilih hidup dengan papah mu, dari pada di paksa menikah dengan seorang tuan tanah yang punya banyak istri.

Tapi ren yang membuat pakde takjub dan bangga, papah mu tidak pernah sedikitpun menaruh rasa benci kepada kedua orang tua dari mamah mu, walaupun jelas jelas papah mu di caci, maki, dan di hina, papah mu selalu menghormati mertuanya, dan tidak pernah membantahnya sama sekali tidak.


Tanpa sepengetahuan mamah mu, papah mu sering main ke rumah mertuanya, dan di sambut baik sama kedua orang tua mamah mu, karena bapak dan ibu dari papah mu, pernah berpesan ke anak anaknya,


BAHWASANNYA ADA TIGA GOLONGAN ORANG TUA, YAITU PESANNYA ADALAH :

1. Orang tua yang melahirkan mu
الأب الذي ولدك
2. Orang tua yang mengawinkan mu
الأب الذي زوجك
3. Orang tua yang mengajari mu
الأب الذي علمك



Yang pertama disebut "orang tua kandung", kedua disebut mertua, "yaitu orang tua dari pasangan hidup kita", dan ketiga adalah guru yaitu "orang tua yang senantiasa mendidik dan mengajari kita berbagai ilmu"

Dan pesan dari ayah pakde yang paling utama adalah JUJUR, karena jujur pintu gerbang kebenaran dan kebaikan, begitu pesan ayah pakde kepada kedua anaknya, yaitu pakde dan papah mu,


Kamu tau ren, itu semua yang membuat pakde bangga sama papah mu, pakde rela tidak melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya, yang penting papah mu di sekolahkan sampai SMA, sedangkan pakde sekolah cuma sampai SMP itu pun tidak sampai lulus karena terbentur biaya, ibu dan ayah pakde tidak punya biaya untuk menyekolahkan kedua anaknya, akhirnya pakde mengalah berhenti sekolah dan papah mu yang di sekolahkan ke jenjang berikutnya,


DARI SUPIR BAJAJ SAMPAI KULI PANGGUL BERAS, KULI PANGGUL GULA, KULI PANGGUL BAMBU, DULU ADA PABRIK GULA ILEGAL, PADA SAAT DI GEREBEG POLISI PAPAH LOLOS KARENA PAS MAU BERANGKAT KERJA, DIA MAMPIR UNTUK MELIHAT HIBURAN ORANG HAJATAN, SAMPAI LUPA KALAU DIA MAU BERANGKAT KERJA, KARENA PAPAH MU PULANG PAGI DARI MENONTON HIBURAN ORANG HAJATAN, PAPAH MU SELAMAT TIDAK TERTANGKAP, KARENA PAPAH MU TIDAK TAU KALAU PABRIK DIA TEMPAT BEKERJA ADALAH PABRIK ILEGAL, PADA WAKTU ITU KIRA KIRA KAMU MASIH BERUMUR 1/5 TAHUN, DIA CERITA SAMA PAKDE, KARENA KETIDAK TAHUNANNYA DENGAN PABRIK GULA ILEGAL, PAKDE HAMPIR MENAMPAR PAPAH MU, KARENA KERJA TIDAK BENAR, PAKDE MARAHIN PAPAH MU HABIS HABISAN, KALAU MENCARI REZEKI ITU YANG HALAL, TAPI DIA BERSIH KERAS KALAU DIA TIDAK TAU MENAHU KALAU PABRIK ITU ILEGAL.


Itu lah kata kata pak de yang telah merubah pemikiran gua terhadap kakek dan nenek dari pihak mamah, dan mamah pun belum pernah menceritakannya, tiba tiba mamah bilang itu ayah ibu mamah, berarti kakek dan nenek gua.



Sebuah tamparan keras mengenai pipi sebelah kanan gua, Rendi papah dan mamah tidak pernah mengajarkan kamu untuk tidak menghormati orang yang lebih tua, apa lagi dia itu, kakek kamu, suka gak suka, mau gak mau, ada darah beliau yang mengalir dalam tubuh kamu,


papah dan mamah membesarkan mu untuk membahagiakan papah dan mamah, kamu di sekolahkan, agar perilaku kamu itu benar, mempunyai adab yang bagus, baik dan bisa memilih mana yang baik dan yang salah, tapi hari ini mamah sangat begitu kecewa dengan mu,

"Terdengar pelan suara tangisan mamah, di samping kanan gua"


Tapi mah, dia tidak merestui hubungan mamah dan papah, yang ber arti, dia tidak mau menerima kehadiran Rendi sebagai cucunya, karena dia sudah menghadang jalan yang Rendi lalu untuk keluar dari rahim seseorang yang cintanya tak di restui,


"Begitu berat ku ungkapkan kata yang ingin ku ucapkan, tapi ku akan terus tegar hadapi kenyataan"



Semakin jelas suara tangisan mamah, omah pun mendekap tubuh mamah,


Omah : sudah nak, sudah, apa yang di katakan Rendi cucu omah itu, benar, yang salah itu omah sama opah, yang tidak memberikan restu untuk kalian berdua,
Karena omah sayang sama mamah mu, omah juga sama, seperti apa yang mamah mu bilang tadi, kedua orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak anaknya 😊

"Kata omah dengan bijak, berhiaskan senyuman hangat"

Opah : maafin opah sama omah ya Rendi, cucu opah😊


"Kata opah tersenyum sambil membelai rambut gua"



Gua pun hanya terdiam tak bisa berkat kata lagi, seakan akan bibir ini terkunci oleh kenyataan, hanya air mata yang terus menetes,



Gua melangkah menuju kamar, dan gua ambil kunci motor, gua keluar lagi ke teras mengeluarkan motor gua, gua pun menaiki motor kesayangan gua, gua tarik gas dan kopling,


Gua kaget secara tiba tiba ada dini didepan gerbang di bonceng, dengan pria yang tidak gua kenal,


Dini : mas... Mas Rendi mau kemana, ada omah sama opah kok di tinggal pergi,

"Kata dini saat gua berpapasan di depan gerbang"


Dengan masih meneteskan air mata gua pergi, entah kemana arah yang di tuju, fikiran gua di liputi rasa bersalah atas tindakan gua tadi dan di suatu sisi gua kecewa dengan opah dan omah,


Gua tarik dalam dalam gas motor, melaju dengan kencang, gua telusuri jalan di antara tetesan hujan yang semakin lebat, sesekali tangan gua menyeka wajah gua, Yang terkena air hujan,

Air mata gua bercampur dengan derasnya air hujan yang terus menerus menerpa wajah gua, dengan terus menerus dalam hujan yang menerpa tubuh ini, tak sedikit pun gua kedinginan, mungkin karena hati panas dan fikiran tak tentu yang membuat gua hangat dalam terpaaan hujan yang sangat begitu lebatnya.




PART 28





Di dalam derasnya hujan yang semakin mereda, samar samar terdengar suara yang terus memanggil gua dari belakang, semakin jelas suara itu mendekat,


Rendi... Berhenti... Ren...


Rendi tolong berhenti, om pengen ngobrol sebentar sama kamu..


Gua pun dengan perlahan berhenti ke tepi jalan, melepaskan ke dua tangan dari setir motor dan menggosok kan kedua tangan, agar dapat merasakan sedikit hangatnya di kedua telapak tangan gua,


Om gua tepat berhenti di samping gua, dia turun dari motor dan berdiri tepat di depan gua yang masih duduk di atas motor gua,


Om : ren . .. Minta waktu sejenak saja, untuk, gua cerita, dan menerangkan yang sebenarnya, om laki laki kamu laki laki, kita bicara dengan dewasa.
"Kata om gua"


Gua hanya terdiam yang entah harus melakukan apa, tapi kata hati gua, menuruti apa yang om gua katakan,


Om : di depan ada warung, kita ngobrol di situ.
"Tambah om gua lagi"


Gua berjalan menuju warung di depan mengikuti om gua, dan gua masih terdiam,


Setelah sampai warung yang tidak jauh dari gua dan om berhenti, di pinggir jalan.


Om : bu ada rokok?
"Tanya om gua kepada ibu yang punya warung"
Ibu warung : ada mas, rokok apa ya?
"Kata ibu pemilik warung"
Om : rokok mild merah dua bungkus bu, kopi ada bu?
"Kata om gua"
Ibu warung : ada mas, hemmm... Kopinya kopi apa mas?
"Tanya ibu warung"
Om : kopi hitam dua, ya bu 🙂
"Jawab om gua"
Om : bu boleh, berteduh?
"Sambung om gua lagi"
Ibu warung : silahkan mas 😊
"Kata ibu warung dengan tersenyum"



Di samping warung ada satu meja berukuran 1,5 m x 600 cm, dan dua bangku panjang, di sebelah kanan dan kiri,

Gua dan om menuju meja, lalu duduk, posisi duduk gua saling berhadapan sama om,

Lima menit berlalu kami masih saling terdiam, tanpa ada kata kata satu huruf pun terucap, yang terdengar hanya rintikan hujan dan deru suara motor yang melintas,

Dengan datangnya ibu warung yang menghampiri om dan gua sambil membawa dua bungkus rokok dan dua cangkir kopi ☕♨, yang telah mengagetkan suasana hening antara gua dan om gua,

Ibu warung : ini mas rokok sama kopinya "Kata ibu warung dengan senyum ramah"

Om : 😊 Terima kasih bu
"Jawab om gua"
Ibu warung : sama sama mas 😊
"Kata Ibu warung sambil berlalu meninggalkan gua dan om"

Om : ini ren kopi sama rokok, biar gak kedinginan,
"Kata om membuka obrolan di antara gua dan om"
Gua : ia om, makasih
"Ucap gua dengan kaget, di tawarin rokok dan secangkir kopi☕♨"
Om : udah gak usah sungkan dan takut, dulu waktu om SMA nakal dan udah ngerokok, bukannya om ngajarin kamu gak bener, disini kita ngobrol secara dewasa,
" Kata om gua, sambil menyalakan satu batang rokoknya"

Gua masih terdiam dan bingung, akhirnya gua meraih satu bungkus rokok yang ada di depan meja, gua buka itu bungkusan, gua ambil satu batang, dan menyelipkan di antara bibir gua sambil tangan kanan gua mengambil korek api lalu menyalakannya, gua hisap dalam dalam,

Om : emang bener ren dulu mamah mu tidak di restui oleh orang tua om ya itu kakek dan nenek kamu, karna apa? Karena orang tua om tidak mau terlihat hidup susah, sementara waktu itu papah mu pengangguran, siapapun orang tuanya tidak akan rela jika anak nya hidup susah, terus masalah perjodohan dengan seorang tuan tanah itu hanya bohongan agar, papah mu tidak jadi melamar mamah mu, dan asal kamu tau ya ren, setelah mamah mu menikah, ibu om sakit sakitan, hingga di vonis oleh dokter, ibu terkena kangker payu darah, namun masih setadium satu, masih bisa di sembuhkan, dan sampai sekarang ibu semakin sehat, dan mamah mu tidak tau kalau ibunya mengidap kangker, makannya kamu harus berfikir dewasa ren, memang bener itu kesalahan keluarga om, tapi bagaimanapun, kamu darah daging nya ibu dan bapak om,
"Kata om gua dengan serius"



Dengan sekuat hati gua mencoba membuka pemikiran dari apa yang om ceritakan, walaupun pertempuran batin tidak bisa di hindarkan, namun di suatu sisi gau hanya anak ingusan yang baru beranjak gede, sulit untuk bicara kebijakan, yang gua tau dan yang gua rasakan, begitu sabarnya papah menghadapi semua ini,


Dengan hembusan asap dari rokok ini gua mencoba tenang, dalam diam begitu banyak pertanyaan yang sulit gua ungkapkan kepada om gua,


Om : ren... Rendi, loh kok malah melamun sih, denger gak apa yang om bicarakan?
"Tanya om yang mengagetkan gua"


Gua : ia om, Rendi denger kok apa yang om katakan, namun.
"Entah kenapa tiba tiba gua sulit untuk melanjutkan kata kata gua"

Om : ok ren, om mengerti, apa yang kamu fikirkan, ingat ren, "kedewasaan seseorang bukan di lihat dari umur, tapi tindakan untuk bisa membedakan yang baik dan benar"

"Kata om gua, sambil meminum kopinya, dan mengambil rokok dari bungkusnya satu batang dan dia nyalain lagi rokoknya"



Gua pun terdiam kembali dan menundukan kepala, gua raih lagi bungkusan rokok yang ada di depan meja, gua ambil satu batang rokok terus menyalakan kembali rokok yang ke dua gua, om gua hanya senyum menatap gua, gua pun sedikit malu jadinya,


Om : bukan jawaban yang om harapkan dari kamu, om hanya berharap fikirkan semua yang tadi om ceritakan, om tau jawabanya walaupun kamu tidak mau menjawab, hayuuuu... Ren kita pulang, ujannya juga udah berhenti☺
"Kata om gua tiba tiba"


Gua : ia om, kita pulang
"Jawab gua dengan sedikit males"



Gua keluar memuju motor yang terparkir di samping warung, dan om gua menuju ibu warung untuk membayar yang tadi kita pesan, setalah membayar gua dan om pulang ke rumah,


Ahirnya sampai di depan gerbang rumah gua, gua turun terus membuka gerbangnya, om gua duluan masuk terus gua juga masuk,


Terlihat pintu rumah terbuka dan di dalamnya ada kakek, nenek, mamah dan dini,


Nenek : loh... Kok basah kuyup semua sih, anak omah sama cucu omah ini, habis ngapain,
"Tanya omah gua"

Om : ia tadi habis jalan jalan terus kehujanan mah
"Jawab om gua"


Gua liat opah sama omah wajahnya tersenyum, tapi gua liat mamah matanya sebab dan mukanya tanpa expresi, berarti mamah marah beneran ke gua,


Nenek : sana mandi dulu kalian berdua, nanti demam lagi, ini om sama keponakannya sama sama susah di atur ☺😊
" Kata omah sambil tersenyum lebar"


Dini : ia mas, om sana mandi dulu gih,
"Timpal dini dengan nada sedikit sewot"


Om : ren om pinjem baju kamu ya, soalnya om gak bawa baju ganti nih?
"Kata om"
Gua : ia om, banyak kok,
"Jawab gua"
bukhoriganAvatar border
nona212Avatar border
khumanAvatar border
khuman dan 2 lainnya memberi reputasi
3
464
4
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.9KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.