TS
istijabah
Mengenal Daul Dug-dug, Musik Pembangun Sahur khas Madura Tempo Dulu!
Musik Tradisional
Sumber: pinterest
Daul dug-dugadalah salah satu kesenian tradisional masyarakat Madura. Dahulu, awal munculnya daul dug-dug hanyalah berupa bebunyian yang dihasilkan dari tong-tong (gentongan). Namun, akhirnya semakin berkembang dengan adanya tambahan alat musik yang lain, seperti: gong, kenong, gendang, rebana, serta kereta dorong sebagai alat penggeraknya.
Untuk menghasilkan suara yang indah dan lebih dinamis maka harus menggunakan beberapa alat musik lainnya, seperti, peking, kenong, gendang.
Sumber: Pinterest
Sedangkan ciri khas dari alat musik Daul dug-dug ini adalah tong-tong, dung-dung, dug-dug, bung-bung atau sejenisnya (gentongan).
Awalnya, Daul dug-dug yang masih terdiri dari alat musik gentongan saja itu digunakan untuk membangunkan orang-orang sahur saat bulan Ramadhan dengan diiringi ogoh-ogoh raksasa yang didorong dengan kereta kayu (gledek kata orang Madura).
Saat aku berusia 7 tahun tradisi membangunkan sahur dengan tong-tong dan ogoh-ogoh ini sangat ditunggu-tunggu, meski mungkin menurut sebagian orang mengganggu karena biasanya beroperasi di jam satu sampai jam tiga pagi. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga membantu dan menghibur.
Semenjak beberapa tahun lalu di daerahku, kampungku khususnya tradisi membangunkan sahur dengan berkeliling kampung ini sudah tidak lagi ditemukan. Kini hanya dibangunkan melalui pengeras suara dari langgar atau masjid-masjid kampung. Mungkin karena pemuda-pemuda yang biasa melakukannya pada pergi merantau, sedangkan generasi selanjutnya tidak ada yang mau mempelajari dan meneruskan tradisi ini.
Namun, Saat ini setelah zaman semakin maju kesenian daul dug-dug atau biasa disebut Ul Daul ini sering dilombakan, biasanya diadakan di saat lebaran ketupat. Dukungan penuh dari pemerintah Madura akan ajang perlombaan ini membuat para peserta dari beberapa grup-grup Ul Daul ini semakin semangat untuk memeriahkan.
Dalam ajang perlombaan ini tidak hanya keahlian dalam bermain musik saja yang ditampilkan, tapi juga tarian-tarian dan peragaan penampilan dengan berbagai bentuk aksesoris. Seperti dekorasi kereta dorong yang dihias semenarik dan semeriah mungkin.
Entah untuk tahun sekarang ini, apakah akan tetap diadakan atau tidak. Pasalnya, kita semua pasti sudah tahu, Ramadhan tahun ini kita lagi dilanda pandemi virus Corona atau Covid-19. Besar kemungkinan akan ditiadakan bila melihat dari anjuran pemerintah untuk diam di rumah saja dan menghindari kerumunan.
Harapannya, bila tahun ini tidak bisa menikmati meriahnya perlombaan Ul Daul semoga tahun besok kita bisa menikmatinya dan semoga pandemi ini segera berakhir.
Referensi: di sini
Sumber: pinterest
Daul dug-dugadalah salah satu kesenian tradisional masyarakat Madura. Dahulu, awal munculnya daul dug-dug hanyalah berupa bebunyian yang dihasilkan dari tong-tong (gentongan). Namun, akhirnya semakin berkembang dengan adanya tambahan alat musik yang lain, seperti: gong, kenong, gendang, rebana, serta kereta dorong sebagai alat penggeraknya.
Untuk menghasilkan suara yang indah dan lebih dinamis maka harus menggunakan beberapa alat musik lainnya, seperti, peking, kenong, gendang.
Sumber: Pinterest
Sedangkan ciri khas dari alat musik Daul dug-dug ini adalah tong-tong, dung-dung, dug-dug, bung-bung atau sejenisnya (gentongan).
Awalnya, Daul dug-dug yang masih terdiri dari alat musik gentongan saja itu digunakan untuk membangunkan orang-orang sahur saat bulan Ramadhan dengan diiringi ogoh-ogoh raksasa yang didorong dengan kereta kayu (gledek kata orang Madura).
Saat aku berusia 7 tahun tradisi membangunkan sahur dengan tong-tong dan ogoh-ogoh ini sangat ditunggu-tunggu, meski mungkin menurut sebagian orang mengganggu karena biasanya beroperasi di jam satu sampai jam tiga pagi. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga membantu dan menghibur.
Semenjak beberapa tahun lalu di daerahku, kampungku khususnya tradisi membangunkan sahur dengan berkeliling kampung ini sudah tidak lagi ditemukan. Kini hanya dibangunkan melalui pengeras suara dari langgar atau masjid-masjid kampung. Mungkin karena pemuda-pemuda yang biasa melakukannya pada pergi merantau, sedangkan generasi selanjutnya tidak ada yang mau mempelajari dan meneruskan tradisi ini.
Namun, Saat ini setelah zaman semakin maju kesenian daul dug-dug atau biasa disebut Ul Daul ini sering dilombakan, biasanya diadakan di saat lebaran ketupat. Dukungan penuh dari pemerintah Madura akan ajang perlombaan ini membuat para peserta dari beberapa grup-grup Ul Daul ini semakin semangat untuk memeriahkan.
Dalam ajang perlombaan ini tidak hanya keahlian dalam bermain musik saja yang ditampilkan, tapi juga tarian-tarian dan peragaan penampilan dengan berbagai bentuk aksesoris. Seperti dekorasi kereta dorong yang dihias semenarik dan semeriah mungkin.
Entah untuk tahun sekarang ini, apakah akan tetap diadakan atau tidak. Pasalnya, kita semua pasti sudah tahu, Ramadhan tahun ini kita lagi dilanda pandemi virus Corona atau Covid-19. Besar kemungkinan akan ditiadakan bila melihat dari anjuran pemerintah untuk diam di rumah saja dan menghindari kerumunan.
Harapannya, bila tahun ini tidak bisa menikmati meriahnya perlombaan Ul Daul semoga tahun besok kita bisa menikmatinya dan semoga pandemi ini segera berakhir.
Referensi: di sini
Diubah oleh istijabah 15-05-2020 04:06
nona212 dan 22 lainnya memberi reputasi
23
5K
5
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Madura
1.7KThread•691Anggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya