chapter 10 = house of blood

aku akan bercerita tentang persahabatan karena aku dan temanku adalah seorang dokter
di sebuah rumah sakit sebelum kami berkerja di rumah sakit hanya seorang orang biasa
yang kuliah jurusan kedokteran.

awal pula aku pun dari desa ke kota saat itu aku pun pendatang baru datang ke kota bersama
orangtuaku saat itu umur 17 tahun aku pun disekolah di kota tapi saat itu aku masih malu
untuk memasuki sekolah itu saat aku bertemu dia baru turun diantar orang tuanya ke sekolah
dia melihat kenapa masih di luar sekolah saat itu dia memanggil kenapa di luar saja tidak
masuk aku pun bercerita kepadanya baru pindahan dari desa.

tapi dia mau bersahabat dengan di sekolah saat itu jam pertama pun dimulai bilang padaku
nanti istirahat mau bicara denganmu saat itu aku pun melanjutkan pelajaran jam istirahat
pun berbunyi saat dia memanggil di kantin sekolah.

keesokan aku pun sudah tidak malu masuk sekolah ada dia mau menjadi temanku mau pertengahan
semester aku dan dia tugas untuk membuat karya tulis tentang cita-cita kami nanti dewasa
saat itu aku  menulis mau menjadi dokter saat itu dia melihatku ternyata dia memiliki cita-cita
yang sama denganku.

akhirnya kami terus bersama karena memiliki cita-cita yang sama tapi jam istirahat kami pun saling
bercerita soal kehidupan kami masing-masing.

beberapa bulan kemudian kami lulus dari sekolah mau masuk ke jenjang kuliah saat itu kami terpisah karena
berbeda kampus tapi kami berjuang untuk mencapai cita-cita walaupun terpisah saat itu aku dapat tugas
untuk survei ke rumah sakit saat bersama bertemu dia sedang survei buat tugas akhirnya kami bersama
mengerjakan tugas kampus kami.


saat kami beres survei dalam beberapa minggu tinggal kasih laporan tugas kami  ke dosen saat itu
memberikan nomor telepon tetap terhubung walaupun saling jauhan akhirnya kami saling menelepon 
dan bercerita tentang kehidupan saat ini.


beberapa tahun kemudian kami lulus kuliah mencari pekerja di rumah sakit saat itu mendaftar sebagai
dokter penyakit dalam dan dia sebagai psikiater di rumah sakit saat aku belum bahwa dia berkerja
ditempat yang sama denganku.

jam istirahat aku pun kaget ternyata psikiater baru ke ruang dokter psikologi itu adalah dia
reaksi dia sama padaku akhirnya aku berpikir apa ini takdir persahabatan kami tidak akan bisa
terpisah selamanya.

segini cerita persahabatanku.

pesan :
persahabatan melihat dari kota atau desa jika hati saling mengerti dan membantu sebagai sahabat
tidak akan terpisah kita berbeda cita-cita.