EnisutriAvatar border
TS
Enisutri
Lepaskan Aku
Part 1



Berbagai usaha sudah Hana lakukan, sering pula ia menolak ajakan Ikhsan untuk membina kembali rumah tangga yang hancur. Penghianatan-lah yang memicu keretakan rumah tangga mereka. Hana hanya ingin semua segera berakhir.


“Dek, ayo kita rujuk,” suara serak diujung telpon.

“Enggak akan pernah, sudah cukup aku beri kesempatan!” jawab Hana dengan nada marah.

“Dek, jangan teruskan, bersandiwaranya!”

“Sandiwara apa?” tanya Hana ketus.

“Kamu chat dengan banyak lelaki di medsos, aku tahu, kamu merayu mereka. Tapi, itu bukan kamu, aku mengenalmu. Kamu hanya ingin aku membencimu kan?” Nada bicara Ikhsan makin meninggi.

“Aku sudah berubah, tak sebaik dulu, aku sudah muak dengan apa yang aku peroleh dari ketulusanku. Sekarang jangan gangu aku! Kita sudah selesai!” tukas Hana kesal.

“Dek, apapun yang terjadi kamu harus kembali kepadaku,”


Tanpa menjawabnya Hana memutus sambungan telpon. Beberapa kali Ikhsan mencoba menghubungiku. Tapi tak kuangkat.


Hana memang sengaja membuat Ikhsan marah dan membencinya, dengan melakukah hal konyol merayu pria-pria yang hanya suka dengan fisik. Apalagi di medsos setiap kali basa-basi kenalan dengan pura-pura tulus dan meminta foto, Hana pura-pura ramah untuk meyakinkan
bahkan sesekali merayu, “i love you” belum beberapa menit sudah bilang itu, dari mana coba datangnya kata itu, aneh bukan?, itulah kebanyakan lelaki yang Hana kenal.

Tuttt ... tuuttt ...
Tanda notifikasi chat masuk di ponsel Hana. Ia meraih ponselnya dan membaca sebuah chat dari seseorang yang baru ia konfirm petemanan di medsos.

[Malam Cantik]

[Malam, 😊] balas Hana pura-pura ramah.

[Boleh kenalan, minta fotonya dong]

[Ya udah kamu dulu yang kirim, nanti aku kirim balik] jawab Hana singkat.

“Dasar laki-laki mesti minta foto,” Hana menyerngit.

Beberapa saat foto dikirim, Hana mengunduhnya kemudian menghapus dari galeri. dalam hati berkata ‘Maaf ya sebenarnya aku gak tertarik sama foto kamu, tapi aku ingin kasih pelajaran sama kamu.' Batin Hana.






Kemudian Hana memilih satu foto di galeri untuk dikirim balik.

“ini dia, lihat saja pasti dia bilang cantik dan terus mengangu”

[Kamu Cantik, boleh minta nomor hp-nya? Aku ingin kenal lebih jauh]

Kali ini Hana memberikan nomor telponnya. Beberapa saat chat sudah masuk. Dengan berbagai rayuan mautnya, mulai dari berkata sudah makan belum, jangan lupa makan, menu andalan lelaki merayu.

Hana tersenyum puas. “Lihat aja, aku akan buat kamu sadar cinta itu tidak hanya tumbuh dengan hitungan detik, yang benar saja,”


Setelah dirasa cukup untuk membuat lelaki itu percaya, Hana menolak cinta abal-abal lelaki yang merayunya.


“Maaf aku tidak tertarik dengan Anda, kenapa? Karena Anda sering mengobral janji padahal Anda sendiri belum mengenal siapa saya. Imposible kalo cinta tumbuh hanya dengan hitungan menit, hanya dengan melihat foto langsung tertarik, Anda hanya menilai wanita dari fisik, fix Anda bukan lelaki yang baik.” beberapa kali Hana mengakhiri obrolan seperti itu.

“Berarti kamu tukang PHP?”

“Terserah Anda mau bilang apa, situ yang chat duluan? Iya kan?”

Sambungan telpon terputus.

"Alhamdulillah, puas rasanya memberi pelajaran," senyum puas kembali mewarnai bibir Hana. Itulah yang dilakukan Hana yang menurutnya benar.

“Aku benci lelaki!” kata itu setiap kali keluar dari mulut Hana setelah membalas chat seseorang di medsos dan berakhir dengan menyakitinya.


Quote:




Hana yang penuh dendam pada lelaki yang dulu sangat ia cintai, berusaha membuat dibenci oleh lelaki, dengan tujuan agar ia tidak lagi dipaksa untuk kembali.


***

“Sampai kapan kamu akan berhenti melakukan hal itu Han?” tanya Mbak Arin yang sudah menganggap Hana seperti adik sendiri.


“Sampai dia benci aku sebenci-bencinya dan tidak lagi memintaku untuk kembali,” jawab Hana.


“Han, kamu seneng dengan apa yang kamu lakukan?” tanya Mbak Arin.


“Aku benci diriku sendiri, aku muak, dan aku merasa hina” suara Hana mulai serak menahan amarah dan sedih.


“Berhentilah Han, apa kamu tidak ingin menjadi kamu yang seperti dulu?” tanya Mbak Arin sambil menangis.

“Han, kamu ikut Mbak yuk, kamu kerja disini, anak-anak biar Mbak yang urus. Mbak ingin jodohkan dengan Ustadz Wafiq. Mbak rasa kamu cocok sama dia,” kata Mbak Arin sambil sesenggukan.


“Mbak, aku bukan Hana yang dulu polos, sekarang Hana yang Mbak kenal ini adalah Hana yang penuh dengan dendam dan kebencian pada laki-laki, aku hanya ingin membuat Ikhsan jijik denganku saat ia membuka akun medsosku, melihat chat mesraku dengan lelaki lain, sehingga dia tak lagi memberatkan perpisahan kami, karena dia pernah bilang, dia tak akan pernah ikhlas aku menikah lagi, dia akan berusaha menghalanginya.


AstagfirullohHan, berhentilah untuk berbuat hal yang kamu sendiri benci,” tangis Mbak Arin menjadi.


“Mbak, aku sebenarnya ingin berhenti dari situasi ini, Tapi ....”


Sambungan telpon pun terputus. Butiran air mata menetes di pipi-nya.


'Aku juga berharap semua ini berakhir, menemukan sosok yang bisa merubahku seperti semula, aku rindu aku yang dulu'.



Bersambung







abellacitraAvatar border
indrag057Avatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 28 lainnya memberi reputasi
29
2.2K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.