Gambar 1. Ini ilustrasi wajah gue (Sumber : sumber gambar 1)

Agak susah memang menceritakan hal yang sudah diketahui endingnya. Yah, cerita ini adalah salah satu cerita yang kandas akibat suatu perbedaan mendasar yang kita miliki, status sosial. Meskipun agan-sista tahu bagaimana cerita ini akan berlangsung, Let me tell you the story...

Gambar 2. Ilustrasi cewek gue (Sumber gambar 2 )

Aku lahir di Jawa Timur, kota Ken Arok merebut tahta dan wanita dari Tunggul Ametung, Kediri. Singkat cerita saat umurku 18 tahun aku nerusin pendidikan di Kota Yogyakarta, UGM. Ketahuilah agan-sista, aku bukanlah orang yang banyak bicara atau banyak tingkah, sebagian dari kalian akan bilang kalau aku ini introvert. Walaupun gue juga ga suka dipanggil seperti tetapi temen gue banyak yang bilang gitu. Bahkan sebagian lagi dari mereka bilang aku ini insecure,f*ck that, Who cares!

Tetapi, mungkin mereka ada benarnya juga. Karena dari ribuan gamada (*sebuatan mahasiswa baru UGM), hanya sedikit yang mau berteman dengan aku. Bahkan sampai lulus pun aku cuma kenal 5 sampai 8 orang saja. Padahal awal OSPEK kami selalu digembleng agar bisa selalu mencari teman sehingga jika lulus nanti kita bisa ber-networking, f*ck with the networking.

Okay, back to the topic. Gue lewatin masa kuliah dengan biasa-biasa. Kuliah-Pulang-Ngerjain Tugas-UTS-Kuliah-UAS dan seterusnya, ga ada organisasi, ga ada UKM, just DO what I have to DO, kuliah sungguh-sungguh.

Hingga di suatu hari,

Saat gue makan di kantin sendirian ("ya sendirian, gue jarang makan bareng teman gue, karena memang teman gue sedikit, cenderung tidak ada"), tiba-tiba ada cewek nyamperin. Oh iya, gue kuliah di MIPA jurusan ELINS by the way  (*anak mipa mesti tau apa itu ELINS). Gue ngiranya dia salah orang, jadi engga gue tanggepin.

Singkatnya, Mba iiu ternyata adik kelas yang minta penjelasan terkait suatu praktikum. Oh, iya gue selain kuliah, juga jadi asisten praktikum, biasa mahasiswa IP 4.

Gue ga begitu inget dan peduli dengan yang gue asistenin, tapi ni akan ternyata aku asistenin tadi dan ingin minta penjelasan.

Setelah gue lihat ternyata paras cantik juga, "well why not try the adventure?!", pada waktu itu.

Sehabis njelasin praktikum, ternyata ga disangka-sangka dia minta no gue. Wah, rejeki anak sholeh, keknya dia suka juga ama gue. Maklum, wajah gue kata orang-orang baby face apa lagi pakai kaca mata, jadi kayak afgan gitu.

Malamnya, gue dichat lagi. Katanya ada yang engga ngerti tentang penjelasan tadi. Bullsh*t! She likes me. Aku tahu itu, tapi aku main calm, main berwibawa sok jadi pemimpin, biasanya cewek suka dengan sikap seperti itu.

Well, singkat cerita gue jadi dekat dengan dia. Ternyata dia sama-sama introvertnya sama aku. Katanya lagi butuh keberanian ekstra untuk ngomong dan menanyakan terkait dengan tugas pas praktikum.

Karena teman gue sedikit dan teman dia juga ga banyak, hubungan kita jadi sangat intens. Kita ga peduli apa kata-kata orang, pokoknya jalan aja. Dan bersama dia membuat kuliahku sedikit lebih berwarna dari coretan hitam-putih kuliah-pulang kuliah-pulang.

Gambar 3. Ilustrasi gaya pacaran sehat aku dan si Doi (Sumber : gambar 3 )

Singkat cerita, gue lulus. Karena gue ga mau jauh sama dia, gue mutusin untuk kerja di Jogja. Gue berhasil lolos di salah satu perusahaan IT jogja dengan gaji yang menurut gue ga besar-besar amat. Tapi gapapa, yang penting gue dekat dengan si Doi.

Setelah nunggu akhirnya si Doi lulus juga. Fyuuh...

Malam kelulusannya, sebagai hadiah gue ingin melamar dia (*umur aku 25 tahun, dia 23 tahun).

Sebelum berangkat ... tiba dia chat WA :

"I can't meet you Honey. But, I need talk to you."

Gue ga balas, gue kecewa. Terus dia balas chat WA lagi :

"Honey, sepertinya aku engga bisa nerusin hubungan kita! Aku dijodohin, maaf Honey."

Yea, gue diputusin dengan menggunakan chat WA pas gue ingin melamar dia.

Gue tetap ga balas.

"Maaf, Honey aku tahu aku selfish. Tetapi aku ga bisa apa-apa."

Yeah, intinya dia bilang itu keputusan keluarga dia. Ternyta dia sudah lama ingin dijodohin oleh orang tuanya dengan keluarga PNS (anak bapak ibunya semua PNS, gue tahu setelah gue stalking instagramnya).

Well, gue sedih...

Gue galau ...

Jadi gini rasanya diputusin pas lagi sayang-sayange. Sh*t!

I have no friend, dan seseorang yang gue trust, betray me.

Maap, tulisannya belepotan, tapi paling engga aku jujur pada kalian semua. Semoga dengan menulis ini aku bisa nemu jodoh baru lagi :'(