Pada musim penghujan,jalan di desaku penuh dengan kubangan air yang tak pernah surut.

foto:by fitra
Belum lagi lalu lintas kendaraan warga pergi ke sawah dan anak anak sekolah membuat jalan semakin parah,pada akhir nya berbagi keluhan baik dari warga maupun masyarakat lain terus meronrong pemerintah yang di nilai kurang memperhatikan daerah pelosok seperti desa kami.
Pada tahun 2013 lalu,bantuan dana APPD dari pemerintah yang di gunakan untuk pembangunan jalan memang sudah terlaksanakan namun,tidak berlangsung lama pasal nya bahan yang digunakan untuk jalan tidak kokoh karena selang beberapa bulan jalan sudah berlobang dan kerikil tampak berhamburan.
Dengan keadaan sekarang,jujur saya yang setiap harinya hilir mudik kesawah merasakan betul parah nya jalanan ini untuk dilalui terlebih lagi lumpur yang semakin dalam saat terbenam oleh roda kendaraan membuat jalan semakin rusak.
Dan anak anak sekolah yang (sebelum tanggap covid-19) hilir mudik setiap hari nya dengan jarak 2 km harus merasakan sulitnya jalan yang rusak.

pada saat hari libur,saya dan berinisiatif untuk mengajak teman teman saya bergotong royong menimbun jalanan yang rusak,dengan peralatan cangkunl,parang,dan kapak.kami menebang beberapa batang pohon untuk di jadikan mettingjalan.
Setelah jalan di metting, kemudian di timbun dengan tanah walaupun ini hanya sementara setidak nya ke esokan hari kami tidak lagi kesulitan untuk melintasi jalan tersebut.saya merasa ada kebahagiaan tersendiri saat orang orang yang tadinya harus berusaha keras untuk melintasi rusak.namun,kini mereka bisa melewati nya dengan aman tanpa rasa khawatir bukan hanya senang melihat mereka tapi,saya dan teman teman juga merasakan manfaat dari gotong royong kami.

Seandainya jalan itu terus di biarkan rusak pasti kami akan terus kesulitan untuk beraktifitas dan juga anak anak sekolah.