Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

aryabanuaAvatar border
TS
aryabanua
Anja, Antara Mitos dan Fakta


Selamat Malam Agan n Sist. Ini adalah story pertama dari ane, Rimba Saga Banua. Mohon dukungan dan komentar yang membangun ya.

Bismillah.

1. Anja, Antara Mitos dan Fakta

Di Kalimantan kami menyebutnya Anja, yakni arwah yang datang ke rumah keluarga jauh untuk memberi tahu bahwa ia telah mati.

Saya sendiri pernah beberapa kali mengalami. Dulu ketika saya masih kecil. Kami sekeluarga baru saja selesai sholat Magrib, lalu terdengar suara seperti orang menggaruk-garuk dinding. Suara itu terdengar nyaring sebab dinding rumah terbuat dari papan—susun sirih. Abah yang penasaran kemudian membuka jendela dan menengok ke luar, tapi tak ada siapa-siapa. Besok paginya kami mendapat berita kalau Paman di kota sebelah baru meninggal dunia.

"Berarti yang menggaruk dinding semalam itu Anja!" ujar Abah.

Pernah juga suatu malam, saya terbangun dari tidur karena mendengar suara orang seperti memukul besi, lalu meludah berkali-kali. Suaranya dari arah gudang. Mengira itu adalah maling, bergegas saya bangunkan Abah untuk memeriksa ke sana. Namun, kami tak menemui apa-apa meski sudah mengelilingi rumah sampai dua kali. Besoknya, terdengar berita Bibi dari pihak Ibu telah tiada.

Dan boleh percaya atau tidak, kejadian terakhir yang lumayan menakutkan dialami oleh ibuku. Pada malam yang entah kapan, beliau mendengar suara berisik dari arah dapur, lalu riuh suara piring pecah. Setelah didatangi, dapur terlihat kosong, tapi makanan (nasi kuning) di meja sudah tanpa sisa. Besoknya, ada kabar Uwa kami meninggal.

Lalu entah ini benar apa bukan, salah satu cerita tentang Anja yang melegenda di daerahku adalah kisah tentang satu pasangan suami istri. Si istri bernama Fatimah dan suaminya bernama Jumri. Mereka mempunyai satu anak yang masih kecil. Sementara orang tua Fatimah ada di kampung sebelah.

Pada suatu malam, Fatimah yang sedang hamil (tujuh bulan) dilanda resah karena Jumri belum juga pulang dari hutan, tempat ia biasa menebang kayu. Fatimah bertambah resah karena anaknya yang kecil sibuk menangis memanggil-manggil sang bapak dari sore tadi. Namun, untungnya saat tengah malam terdengar suara ketukan dari arah pintu, berlanjut suara batukan dari Jumri.

"Syukurlah! Bapak dah pulang," ujar Fatimah, sembari gegas membuka pintu. Ia mendapati wajah Jumri terlihat pucat dan lelah.

Jumri berkata, "Bu, kita mesti cepat-cepat ke rumah bapakmu. Bapak meninggal, Bu!"

Mendengar berita itu Fatimah menangis seketika. Namun, ia bingung.

"Lalu anak kita, apakah harus dibawa, Pak? Ini sudah tengah malam!"

"Tinggal saja di rumah tetangga," jawab Jumri dengan suara parau, sedikit berbeda dengan biasanya.

Singkat cerita, mereka akhirnya pergi ke kampung sebelah. Purnama mengembang ketika pasutri itu berjalan menyusuri hutan dengan bermodalkan satu obor.

Lelah dirasakan Fatimah yang sedang hamil. Kemudian Jumri menggendong istrinya di punggung. Cahaya remang. Suara langkah mereka terdengar bersahutan dengan suara burung hantu dan binatang hutan yang lain.

Fatimah, jadi merasa ketakutan.

"Sepi, Pak! Aku takut!" lirih Fatimah.

"Tak usah takut, kan ada bapak!"

"Tapi aku masih takut!"

Untuk menghibur sang istri, Jumri kemudian bersyair ....

Tarang bulan salau-salau
Anja mati bajalan sanja
kirip-kirip mata belau
Kukunya panjang sadapa

Sesampainya di kampung sebelah, rumah orang tua Fatimah sudah ramai berkumpul manusia. Pintu terbuka dan terlihat satu jenazah yang dikelilingi oleh orang banyak. Surah Yasin bergema nyaring ketika ....

"Ibu masuk ke rumah duluan, bapak mau ke belakang dulu," kata Jumri pada istrinya.

Fatimah kemudian masuk, ia langsung mendekati jenazah tersebut. Air matanya jatuh berurai dan terus berurai ketika kain jenazah terbuka, yang dilihat di sana ternyata jenazah si Jumri, suaminya.

Jumri mati, tertimpa pohon senja tadi.

Selesai.

Martapura, 2020.



2. Menanti Senja

Aku menanti senja bersama embun di cangkir kopi, sembari membuka kembali gulungan kertas lusuh yang kaukirim beberapa tahun nan lalu; berisi puisi, harap, serta janji-janji.

Bayangmu menari-nari, tulismu. Dan entah berapa bait lagi harap yang bergemintang di kertas lusuh itu, yang jujur, tak pernah buatku berhenti membaca dan coba 'tuk memahaminya.

Engkau bak langit yang hanya bisa kupandang dengan menengadah! Sementara ayah dan ibumu, adalah hujan yang memanahku dengan kesombongannya. Apatah, bumi yang hina dina pantas berharap dan membalas semua rasa yang kautulis? Pernah kucoba dan berusaha, namun caci maki meremukkan segalanya. Luka menganga di sudut hatiku yang terdalam. Itu ... meracuni atma!

Hinaan dan ludah ayahmu yang tertoreh di keningku, sungguh tak bisa terhapus meski ....

"Ma'aff! A—ampuunnn! Heggkk ...." seloroh ayahmu dalam tangis, ketika secara perlahan kuiris pipinya baris demi baris. Kunikmati pekik kesakitan si tua bangka itu memenuhi langit gudang miliknya. Sementara ibumu, menunggu giliran di sudut sana dengan tubuh yang terpasung! Aku bisa melihat kengerian dari mata biru wanita jahanam itu—melihat darah yang keluar dari tubuh sang suami. Ya, aku bukan hanya mengiris pipi, namun juga hidung, telinga, serta dada suaminya.

Dingin. Perasaanku dingin ketika ibumu yang congkak itu memintaku 'tuk berhenti. Kutulikan telinga saat memotong leher ayahmu dengan sekali tebas.

"Kejam! Kau manusia keparat!!" Ibumu berteriak.

Aku sudah mulai terbiasa memilah beberapa alat yang berserakan di atas meja, tapi kesombongan ibumu belum berhenti dengan sempurna. Gunting: alat satu-satunya yang belum kugunakan di malam itu. Lalu ide liar berkelindan di kepalaku.

Ibumu.
Ibumu.
Ibumu yang congkak itu, sudah tak berteriak lagi ketika bibir merahnya tergunting dengan rapi!


Martapura, 2020
Diubah oleh aryabanua 11-05-2020 08:30
ButetKerenAvatar border
abellacitraAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 22 lainnya memberi reputasi
23
1.1K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.