sumber : di sini

Pandemi corona ini nampaknya memberikan banyak cobaan sekaligus pelajaran bagi banyak umat manusia. Mungkin ini saatnya untuk orang-orang berhenti sementara mengejar dunia, merenung dan saling memahami. Tuhan ingin tahu seberapa besar iman kita dalam menghadapi cobaan hidup dan kesusahan ini. Tuhan juga ingin kita untuk segera sadar bahwasanya apa yang kita miliki di dunia ini hanya titipan , semuanya hanya sementara dan dapat diambil kapan saja.

Sebenarnya hidup di dalam keadaan yang serba pas-pasan ini sudah aku jalani sejak lama sehingga tidak kaget dengan keadaan. Jatuh bangun merasakan perekonomian yang pasang surut juga sudah seperti sahabat dalam kehidupan rumah tanggaku. Namun tidak ada satupun yang luput dari rasa syukur ini karena Tuhan selalu memberikan jalan di setiap kesusahan dari arah yang tidak pernah disangka-sangka.

Kami tahu, itu bukan suatu kebetulan. Itulah jalan Tuhan agar kami senantiasa beriman dan tidak lalai dengan segala kenikmatan yang diberikan. Aku dan suamiku hanya orang biasa yang tidak memiliki jabatan. Suami bekerja sebagai office boy, sedangkan aku seorang pengajar les dan freelance content writer. Penghasilan tiap bulan kami tidaklahh fantastis seperti yang lain, namun kami bersyukur masih terus diberikan rizki yang mengalir tak ada habisnya.

Karena virus corona yang terjadi ini, pekerjaanku sebagai pengajar les terhenti. Tentu saja demi kebaikan bersama memutus mata rantai penyebaran virus yang kita tidak pernah tahu. Seharusnya bulan april ini adalah puncak dari masa panen pengajar les sepertiku karena anak-anak banyak yang ujian. Namun Tuhan berkehendak lain, sekolah diliburkan, UN ditiadakan. Jadwalku juga banyak yang tidak berjalan seperti yang direncanakan sebelumnya.

Tidak hanya itu saja, suamiku juga dirumahkan oleh perusahannya untuk menenkan pengeluaran. Dia hanya akan menerima 25% gajinya. Panik? Tidak. Aku tidak panik karena pernah menghadapi hal yang lebih buruk dari ini sebelumnya saat suami tidak digaji dari perusahaan sebelumnya. Tuhan telah melatihku untuk selalu percaya dengan setiap jalan yang diberikannya, dengan semua keajaiban yang terjadi di dalam hidup. Tuhan telah memampukan dan menguatkan kami lewat serangkaian kisah-kisah yang telah lalu.

Bukan riya atau pamer, namun kebiasaanku untuk menyempatkan diri mengerjakan shalat dhuha yang dipercaya membuka rizki sepertinya yang membuat Allah terus membantuku dalam waktu-waktu sulit ini. Selain itu aku juga selalu menyisihkan 2,5% pendapatanku untuk anak yatim yang sudah lama kusantuni. Kami hanya melatih diri ini untuk bermental kaya walaupun dalam kesempitan. Tak ada alasan bagi kami takut jatuh miskin karena bersedekah karena Allah selalu memberikan jalan rizki dari berbagai arah tanpa disangka-sangka dan melipatgandakannya.

Yang aku syukuri, selama les tidak berjalan aku masih bisa mendapatkan sedikit rupiah dari menulis artikel. Dan beberapa kali ada rizki yang tidak disangka hadir lewat beberapa murid lesku yang kesulitan menghadapi pelajaran online. Dari sini Allah bukakan pintu rizkiku yang jumlahnya cukup berbeda dari hari biasanya karena durasi pertemuannya juga lebih lama dari biasanya. Tak hanya mendapatkan uang, tak jarang para orangtua siswa juga memberikan makanan dan juga masker untuk digunakan selama wabah corona ini.

sumber : dokumen pribadi

Semalam, aku juga mendapatkan whatsapp dari salah satu mantan muridku yang sekarang sudah menjadi mahasiswa. Dia mengabarkan bahwa dia masih punya hutang belum membayar uang les terakhir sebelum UN. Aku sendiri sebenarnya sempat ingat, namun tak enak hati untuk menagih dan lupa berapa nominalnya. Di dalam hati aku sudah mengikhlaskannya. Namun ternyata di saat keuangan sedang genting seperti ini malah dia sendiri yang mengabarkan bahwa masih berhutang dan akan mentransfernya.

Ya Allah, maka nikmat manakah lagi yang akan kudustai? Engkau yang maha tahu, yang maha memberi rizki dari segala arah yang tak disangka-sangka. Tak ada lagi ragu dalam hati ini akan ketetapanMu Ya Rabb. Akan selalu ada jalan yang kau berikan dalam setiap kesusahan. Terimakasih atas segala kesehatan yang tak ternilai harganya ini hingga aku masih kau mampukan untuk menebar manfaat bagi banyak orang. Semoga pandemi ini segera berakhir dan dunia kembali dalam keadaan yang lebih baik lagi. Dengan orang-orang yang terbebas dari segala penyakit hati dan keinginan mengejar dunia.

Bagi-bagi cendol