Kalimat pembuka sarat makna yang berasal dari tokoh panutan Emha Ainun Nadjib ini teramat pas dengan diri kisah kasih yang pernah dialami diri ini.

Kisah yang begitu menyayat hati namun begitu memberi pelajaran berharga pada diri.

Dia kuberi nama Nanda dalam narasi yang aku ceritakan malam ini, dia adalah cewek yang aku kenal dari temanku Andi.

Aku ingat betul kala temanku yang kerap mengoleksi cewek ini bercerita sewaktu aku dan dia berangkat ke sekolah, mengiringi tapak kaki yang terus berjalan dia mengenalkan seorang cewek yang rupanya nya saja dulu aku tak tahu.

Ya, tentu saja Nanda, sejak kudengar namanya saja aku sudah jatuh cinta.

Dalam hal ini aku belajar jika cinta adalah dia yang jauh dari kita namun mampu membuatmu kita bahagia; benar kata penyair.



Ilustrasi Nanda

Nanda adalah seorang perempuan yang satu-satunya fakta kala pertama kali ia diperkenalkan oleh temanku adalah jika ia adalah anggota para pembaris gerak jalan, nama pasukannya pasopati pasukan siap tempur 17 Agustus 2016 dari sekolahku SMU 76.

Aku menyukainya, terlebih ketika aku tahu jika ia adalah seorang santriwati di sebuah pondok pesantren di tetangga desa, tentunya tak ada alasan untuk aku tidak mencoba mengharap cintanya karena kurasa aku mulai jatuh cinta kala itu.

29 Juli 2019 aku mencoba mendekatinya, istilah anak muda jaman now pdktnamanya.

Handphone cross c1 jadul senjata satu-satunya untuk aku mulai memberikan sinyal-sinyal jika aku suka kepadanya, saling sapa via chat, mengingatkan makan tak pernah absen bahkan sampai-sampai kita mempunyai panggilan akrab 2 sejoli yang menjalin cinta.

Dalam puncak rasa cintaku, aku mengutarakan apa yang menjadi pengganjal di hati ini, ya ... Aku menyatakan cinta pada Nanda, aku tak peduli akan diterima atau tidak.

Namun memang keberuntunganku sedang tak berpihak kepadaku, sial ! Ternyata Nanda sedang berhubungan dengan salah satu pria santri yang tentu level nya jauh diatasku.

Pada saat itu aku mempunyai seorang senior perempuan yang kebetulan dia dekat dengan Nanda, dia berkata kepadaku jika Nanda bercerita kepadanya jika sebetulnya Nanda ingin menerima cintaku namun ia takut jika kekasihnya yang tengah mondok pulang kembali dan kembali kepada Nanda.

Pada akhirnya cintaku belum terbalas, Nanda masih terjebak dalam rasa bimbangnya.

Disaat ia sudah nyaman dan berhubungan denganku layaknya pasangan kekasih, Nanda masih terikat dengan kekasihnya yang tak ada kabar.

Kala itu terhitung satu bulan lamanya aku menjalani masa-masa indah bersamanya, namun sekarang semua sirna.

Pada pengalaman hidupku, aku belajar jika inilah benar-benar cinta, bukan nafsu belaka.

Cinta adalah ketika ia hadir membawa bahagia dan ketika jauh aku akan merindukannya.

Tak dipungkiri jika sampai saat ini aku masih berharap jika jodohku adalah Nanda.

Namun jika ia bukan jodohku, nasihat penyair sudah terlanjur merasuk dalam relung hatiku.