Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ElviHusnaAvatar border
TS
ElviHusna
Aku, Kamu Terpisah Karena Alasan

Patah hati

Hai, hai, sahabat Kaskuser. Kali ini ane akan menulis tentang cerita patah hati. Ya, sesuai dengan tema event dua hati yang tak bisa menyatu.


🍁🍁🍁

“Aku harus kerja ke negeri jiran.”

“Aku punya tanggungan emak dan adik. Aku harus ngebahagiain mereka dulu.”

“Aku ... aku ....”

Yang kutuliskan di atas adalah alasan lelaki yang paling bullshit yang pernah kudengar. Kadang mereka membuat alasan yang paling masuk logika untuk menghancurkan hati seseorang perempuan. Ya, masuk logika. Logika keegoisan mereka sendiri.

Pexels

***

Beberapa tahun lalu, aku pernah jatuh cinta. Seorang lelaki yang memang giat bekerja. Ia anak rantau dari kota lain di Aceh. Rian namanya. Setahuku ia tinggal bersama teman-teman di sebuah rumah milik bos. Di kampung, ia masih punya ibu dan seorang adik perempuan. Sudah tak ada lagi ayah, sehingga ia menjadi tulang punggung keluarga.

Sosok itu telah berhasil membuatku berbunga-bunga. Resah jika sehari tak ada kabar. Juga merasa bersalah saat malam teleponan, dan terkadang aku sampai tertidur dengan telepon masih tersambung. Mungkin karena terlalu mengantuk.

Awal bertemu ketika pulang sekolah dan ban motorku bocor, tepat di depan tempat ia bekerja. Kebetulan ia memang bekerja di bengkel. Ia menolongku menyeberang mendorong motor untuk ditambal bannya. Kalau mengingat masa ini, jadi tersenyum sendiri. Manis memang.

Modus para lelaki saat meminta berkenalan, aku tahu itu saat ia meminta nomor WhatsApp-ku. Karena memang masih remaja, masih labil, ya aku kasih aja gitu. Mikirnya cuma buat iseng-iseng, atau nanti kalau motor rusak lagi bisa minta diperbaiki sama dia.

Namun, awal yang iseng-iseng itu kemudian jadi baper. Namanya perempuan bapernya tinggi kan? Kemudian rasa baper itu menjelma menjadi rasa yang entah. Sayang, cinta. Mungkin memang karena sudah terbiasa bersama. Aku suka cambang tipisnya, senyumnya juga sifat humoris yang ia tunjukkan.eskipun dia gak putih, tapi Rian manis. Aku terlanjur nyaman.

Saat itu baru selesai Ujian Nasional, ia menyatakan cintanya untukku. Bahkan beberapa bulan kemudian ia datang ke rumah untuk mengatakan jika ia berminat menjadikanku sebagai istrinya. Masalah aku mau kuliah dulu, ia bersedia menunggu. Menunggu kapan pun aku siap.

Dia memang tak punya banyak waktu untuk jalan-jalan, dan aku tidak mempermasalahkan itu. Toh, aku juga gak terlalu suka keramaian, dan mengerti kesibukannya.

Pexels

***

Singkat cerita, kami menjalin hubungan hampir tiga tahun. Lalu, berbagai kabar angin menggoyahkan kepercayaan. Kakak sepupuku bilang bahwa Rian sering keluar dengan perempuan lain. Awalnya aku tak percaya, dan menganggap ini mungkin godaan dalam menghadapi hubungan ke jenjang yang lebih serius.

Dua kali.

Tiga kali.

Beberapa kali. Ini masih penuturan dari kakak sepupuku. Lalu aku berinisiatif untuk bertanya langsung pada Rian. Jawabannya meyakinkan. Dia berdalih itu adik sepupunya yang juga merantau.

***

Jawaban itu bertahan hingga beberapa waktu sebelum aku bertanya kapan ia bersedia melamar secara resmi.
Lalu, ia meminta maaf dan mengatakan alasan-alasan bullshit seperti yang kusebut di paragraf awal.

Oke, kupikir memang ia butuh duit lebih untuk dua rumah yang akan dibina. Rumah orang tuanya, dan rumahnya bersamaku.

Aku tak mentah percaya, kudatangi tempat ia bekerja dan bertanya pada teman-temannya. Benar, ia sudah tak lagi bekerja di situ.
Namun, nyatanya aku telah meletakkan seseorang dalam hati paling dalam. Hingga saat aku dibuang terasa begitu menyakitkan. Karena beberapa bulan setelah mengatakan itu, ia menikah. Bukan denganku, melainkan dengan wanita yang entah siapa namanya. Aku tahu melalui akun media sosial, ucapan selamat dari teman-temannya.

Aku dipaksa patah hati tanpa tahu alasan yang masuk logikaku. Bukan tak masuk logika. Hanya saja aku terlalu sakit untuk menerima kenyataan. Setelah itu, aku berusaha untuk menghapus semua kenangan tentangnya. Berat, sulit.

Pexels

🍁🍁🍁

Menyakitkan memang saat kita terluka dan tahu obatnya. Namun, kita tak bisa sembuh karena sakit dan obat ada pada orang yang sama.

Sumber : Opini pribadi
Diubah oleh ElviHusna 27-04-2020 15:06
ButetKerenAvatar border
abellacitraAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 37 lainnya memberi reputasi
38
784
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.