Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tulisajaganAvatar border
TS
tulisajagan
Tak Semurni Cinta Yang Kubayangkan





Aku mengenal Gadis sejak kami duduk di bangku SMA, tepat di tahun terakhir kami berseragam putih-abu. Ruang kelas bimbel menjadi tempat kami bertemu, ketika belajar Matematika.

Gadis, adalah wanita paling aktif bertanya. Dia seperti sudah terbiasa mengacuhkan pandangan tajam dari teman-teman yang pantatnya kepanasan ingin segera keluar kelas. Dia adalah wanita dengan rasa tahu yang sangat tinggi. Menanyakan setiap rumus yang tak ia pahami.

Sedangkan aku, adalah satu dari siswa yang pantatnya kepanasan tadi. Sepanjang pelajaran kegiatanku hanya mengutuki kelakua Gadis. Namun, kecantikannya tak bisa aku pungkiri. Semenyebalkan apapun dia, tetaplah Gadis yang cantik.

Pergelutan antara keinginan untuk pulang dan kepuasan melihat paras cantiknya akhirnya membuatku lelah. Persetan jika harus pulang lebih lama, asal aku bisa melihatnya, kurasa waktu bukanlah halangan.

"Kamu pulang naik apa, Dis?" Aku memberanikan diri bertanya padanya yang sedang berdiri sambil gelisah di pinggir jalan.

"Eh, emmm, harusnya sih ini dijemput bapak tapi katanya ada urusan pekerjaan mendadak jadi harus nungguin angkot" jawabnya, sedikit kikuk

Aku tersenyum sebentar, "aku antar, ya?" Tawarku, langsung.

"Nggak ah, ngerepotin, makasih" dia menolak sambil tersenyum

"Gapapa, rumah kita searah kok"

Beberapa kali Gadis masih sempat menolak ajakanku. Dia terlihat takut aku macam-macam. Namun bukan Andi namanya kalau tak bisa mendapatkan yang ia mau.

Seribu satu jurus aku keluarkan untuk membujuknya, sampai Gadis bersedia pulang bersamaku.

Sejak saat itu hubungan kami makin dekat. Aku dan dia lebih sering berangkat dan pulang sekolah bersama. Tentu saja dengan ijin bapaknya.

Di bulan keenam kedekatan kami, aku menyatakan perasaanku padanya. Gadis, seperti kebanyakan wanita lain yang pernah aku dekati, menerima perasaanku dengan senang hati.

Kami menghabiskan sisa-sisa waktu di SMA untuk mengejar mimpi masuk ke PTN favorit kami. Tentu saja, di tengah-tengah kesibukan belajar dan mengerjakan tugas, kami selalu menyempatkan diri menghabiskan waktu berdua untuk sekedar makan atau nonton.

*** *** ***

Hari ini, aku resmi menyandang gelar Sarjana di kampus swasta kota tempat tinggalku. Ya, aku gagal masuk ke PTN pilihanku saat lulus SMA dulu.

Gadis, tentu saja dengan kecerdasan yang ia miliki, berhasil memasuki PTN pilihannya. Sejak awal kuliah kami LDR beda kota namun ini bukan masalah, toh setiap libur semester dia selalu pulang. Kami punya waktu banyak untuk melepas rindu setiap tahunnya.

"Kamu kapan sidang, Dis?" Tanyaku lewat telfon

"Gatauu aku, dosbim satunya sulit banget ditemuin. Kamu tadi lancar gak sidangnya?"

"Alhamdulillah lancar, tapi revisinya lumayan banyak sih. Untung cuma di latar belakang sama kesimpulan doang"

"Syukurlah kalau gitu, cepet diselesain revisinya ya"

"Iya pasti, tapi tiga hari ini aku mau liburan dulu. Pusing banget kepalaku enam bulan ngerjain skripsi non stop"

"Hahaha gapapa, one step closer Andi sayang"

"Iyaa sayang, kamu kapan ke kampus lagi?"

"Nanti siang kayanya. Mau nyuci dulu. Dosbimku juga belum bales chatku"

"Yaudah, semangat ya. Aku mau masuk ke ruangan lagi"

"Iyaa, selamat ya sayangku. Bye"

"Daaah"

Begitulah hubungan kami selama ini, sama-sama fokus menyelesaikan pendidikan agar bisa lulus dengan nilai memuaskan dan cepat mendapatkan pekerjaan.

Seingatku, hampir setiap hal kami selesaikan bersama-sama. Mendiskusikan apa saja, termasuk permasalahan yang muncul dalam hubungan kami.

Kadang, kami bermimpi menghabiskan hidup bersama sampai nanti maut memisahkan. Menyaksikan anak-anak kami tumbuh, berlarian kesana-kemari.

*** *** ***




"Saya terima nikah dan kimpoinya Gadis Permatasari Binti Dendi Hikmah dengan maskimpoinya yang tersebut diatas tunai.”

"Sah?"

"Saaaah"

Alhamdulillahirrobbilalaminhadirin serentak membaca doa dipimpin penghulu.

Aku ikut mendoakan kebahagiaanmu bersamanya dari tempatku berdiri, di bawah pohon mangga depan rumahmu. Tempat favorit kita saat menghabiskan malam minggu yang dingin.

Satu tahun setelah kelulusan kita, kamu mengabari tenteng perjodohan yang sudah lama direncanakan oleh orang tuamu bersama temannya.

aku selalu percaya cinta milik semua makhluk hidup. Dia bebas, tak terikat apapun selain pengorbanan dan waktu yang diberikan penikmatnya. Ternyata tak ada cinta yang murni seperti itu. Pada akhirnya, cinta hanyalah sebuah alat untuk keberlangsungan hidup manusia.
3770372Avatar border
gpanditaAvatar border
gpandita dan 3770372 memberi reputasi
2
276
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.