nuyinsAvatar border
TS
nuyins
Kembalilah Senyum Hasanah

Berbuat baik pada orang lain itu kadang tidak bisa direncanakan. Terkadang juga datangnya tiba-tiba atau spontan tergerak hati seseorang untuk berbuat kebaikan. Hal ini mengingatkan kembali pada kejadian setahun yang lalu. Ketika itu saya menjadi wali kelas VII di salah satu SMP negeri. Ketua kelasnya siswa perempuan yang mempunyai perangai lembut tetapi tegas. Dia lumayan cerdas dibandingkan dengan siswa lainnya. Namanya Hasanah, anaknya cantik dan sangat sopan.


Hasanah merupakan anak tunggal dari pasangan suami istri nyang sudah berumur. Ketika pengambilan raport semester ganjil ibunya yang datang. Awalnya saya kira neneknya, tetapi setelah saya tanya ternyata ibunya. Mungkin dari pernikahan yang sangat lama baru dikaruniai anak, pikir saya.

Suatu malam saya mendapatkan kabar melalui WhatsApp bahwa ayah dari Hasanah meninggal dunia karena sakit. Ayah Hasanah tersebut meskipun meskipun usia 70an masih bekerja sebagai satpam di salah satu pabrik dekat rumahnya. Keesokan harinya setelah koordinasi dengan bidang kesiswaan saya dengan beberapa siswa bermaksud takziyah ke rumah Hasanah. Ternyata Hasanah tetap masuk sekolah meskipun berduka. Kami pun berangkat ke rumahnya dengan ditemani beberapa guru.

Setiba di tempat takziyah ternyata saya tidak menemukan ibu Hasanah. Rumah tempat terakhir ayah Hasanah sakit adalah rumah anaknya dari istri sebelumnya. Kakak Hasanah dengan lain ibu sudah berkeluarga. Kemudian salah seorang teman saya yang kenal dengan keluarga Hasanah bertanya atau tepatnya memastikan status Hasanah di keluarga tersebut. Tanpa basa basi teman yang ku panggil Bu Hajjah tersebut memastikan bahwa Hasanah anak angkat. Sepertinya beliau tahu persis. Saya langsung melihat ekspresi Hasanah yang setengah kaget lalu tertunduk. Lalu saya memutus pembicaraaan tersebut, sambil memberikan kode pada teman yang lain untuk segera pamit.

Setiba di sekolah saya langsung menegur bu Hajjah. Saya tanyakan mengapa begitu tega di depan siswa bertanya seperti itu. Beliau sangat menyesal. Malamnya saya chat Hasanah dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dilakukannoleh bu Hajjah. Dari situ saya banyak tahu bahwa dia sedih sekali tahu yang sebenarnya. Akan tetapi dia tidak berani untuk bertanya pada ibunya. Di khawatir ibunya yang sudah membesarkannya menjadi sedih dengan pertanyaannya.

Keseharian Hasnah menjadi berubah. Dia lebih pendiam dari hari-hari sebelumnya. Badannya sedikit lebih kurus dan sering muram. Ibunya bekerja sendiri diusianya yang senja menjadi pengasuh anak-anak tetangganya. Saya tahu persis berapa penghasilannya sebagai pengasuh. Mulai saat itu Hasanah sering telat membayar administrasi sekolah. Tanpa sepengetahuan Hasanah diam-diam saya bantu. Meskipun sudah bukan menjadi wali kelasnya karena dia sudah naik kelas VIII. Saya masih memantaunya. Hari-hari berikutnya Hasanah mulai kembali banyak senyum meskipun di balik senyumnya masih menyimpan kesedihan.

Pada saat pelunasan administrasi buku sempat saya tanya pada pemegang keuangan apakah Hasanah masih ada tanggungan. Ternyata masih kurang sekian rupiah. Akhirnya saya lunasi dan pesan pada pemegang keuangan agar tidak mengatakan pada Hasanah kalau saya yang melunasi. Dengan begitu dia tidak akan tahu kalau saya meringankan bebannya. Semoga kedepannya Hasanah tetap menjadi anak yang selalu tersenyum dalam menghadapi problema kehidupan.


Dok. Pribadi

Spoiler for screenshot cendol:
infinitesoulAvatar border
sebelahblogAvatar border
deal71Avatar border
deal71 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
256
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.