cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
Bab 37 : Too Excited
Bab 37 : Too Excited

🌸🌸🌸

"Rion beneran nggak mau bobok sama mama dan papa??." Tanya Lily ketika Rion berkata bahwa ia mengantuk dan mau tidur di kamarnya.

Pria yang duduk santai di atas tempat tidur menyunggingkan senyum senang.

"Iya. Lion belani."

"....."

"Tapi....

"Mama bobok aja cama papa yah. Jangan cedih."

"....."

"Benar jangan sedih. Kan ada papa yang nemenin. Sini biar papa anterin Rion bobok di kamar."

"......"

Varo berada di kamar Rion cukup lama karena si kecil itu meski mengantuk tapi belum mau memejamkan matanya. Alhasil Varo harus membacakan buku cerita, lalu mengajari Rion berhitung sampai 50 dan begitu sampai hitungan ke 50, si kecil itu akhirnya tertidur.

Varo kembali ke kamarnya ketika mendapati Lily menatapnya dengan pandangan penuh selidik.

"Sekarang katakan apa yang sebenarnya kamu rencanain??".

Varo masih berdiri di depan pintu ketika menjawab dengan tenang "Mengabulkan keinginan Rion."

"Dan keinginannya??."

"Sekolah, punya banyak teman, dan...tentu saja...punya adik."

Lily menatap pria itu heran. "Dia bahkan belum 3 tahun, dia belum boleh sekolah. Temannya sudah cukup banyak dan...

"Dan dia belum punya adik, jadi sebagai papa yang baik, aku benar-benar ingin mengabulkannya." Pria itu berkata sambil melepas baju sweater yang dipakainya lalu mendekat kearah Lily dengan senyum mesum.

"Ayo main sampai pagi."

"......"

Lily mencubit kedua pipi Varo dengan kesal. "Bilang dulu...kamu kan yang bikin Rion pengen punya adik??."

"Iya."

"Kenapa??, Bukannya kita sepakat menundanya."

Varo duduk di atas tempat tidur, meraih ponselnya dan menunjukkan pesan dari Jinhyuk.

"......"Maksudnya???

"Pesan ini sudah ada sejak kita bulan madu. Kita menikah lebih dulu, tapi mereka punya anak lebih dulu. Lalu pria itu pamer foto USG, pamer beli susu ibu hamil, pamer beli baju bayi."

"......."

"Awalnya biasa aja, toh kita emang komitmen menunda, tapi....kamu mendadak sibuk dan kurang perhatian padaku dan...aku nggak bisa pamer." Varo merengut, tak suka. Album fotoku yang ke 25 tentangmu belum terisi penuh sampai sekarang.

"Lalu....aku melihat Arion bermain dengan si kembar dan...kamu yang terlihat menggemaskan saat mengendong bayi, dan....aku ingat umur Varo sebentar lagi dua tahun, jadi...ku putuskan untuk mengajarinya mandiri, nggak manja padamu dan juga...menginginkan seorang adik."

"Sebenarnya...aku cukup iri melihat orang lain punya banyak anak. Dulu...juga cuma ada aku dan kakak ku di rumah dan rasanya...sepi sekali."

Varo menatap Lily sementara Lily kembali menghela nafas dalam. "Apa kamu yakin kita bakal langsung punya anak??." Lily bertanya ragu.

"Dari hasil tes, kita berdua subur. Dan aku udah baca artikel tentang waktu yang tepat kapan harus berhubungan intim agar dapat hamil. Disitu ditulis kalau saat yang tepat adalah 14 hari setelah kamu menstruasi, di situ puncak masa subur, dan aku sudah menghitungnya, hari itu...hari ini."

"....."Kenapa dia harus penuh perhitungan seperti ini.

"Aku nggak tau itu artikel benar atau tidak, kita coba saja setiap hari."

Lily menatap pria didepannya itu lalu menghela nafas dalam. "Kamu nggak nanya aku siap apa nggak punya anak??."

"....."

"....kamu nggak mau punya anak denganku??." Tanya Varo langsung murung.

Lily kembali mencubit pipi pria itu. "Yang bilang nggak mau siapa!. Aku nanya kan aku siap atau nggak punya anak."

"Tapi kamu 30 tahun besok, yakin belum mau punya anak??."

"....besok....

"Besok hari ulang tahunmu." Varo memotong ucapan Lily. "Dan aku menghadiahkan diriku untukmu. Kamu...bebas melakukan apapun padaku."

"......Tapi....dulu kamu bilang kalau nggak akan siap punya anak karena takut cemburu sama mereka. Kamu yakin kamu siap??, Aku jelas bakal lebih perhatian pada mereka karena mereka masih kecil."

"....."Kali ini Varo terdiam. Ia memikirkan sesuatu sebelum akhirnya tersenyum

"Aku akan mengajari Rion cara mengurusi adiknya nanti. Rion udah hampir 3 Tahun dan karena anak kita yang satu itu tau cara bersikap dewasa dan juga pintar, dia pasti bisa mempelajari semuanya.

"Kamu ini...anak usia 3 tahun bisa apa??."

"Bisa makan, mandi, tidur dan jalan-jalan sendiri.Kamu nggak perlu repot merhatiin dia lagi,hahahaha...."

"......"

"Ayo berusaha malam ini, ah tidak...mari berusaha setiap malam. Rion udah berharap banget jadi kakak, jangan kecewakan dia."

"......"

Jadi mereka benar-benar melakukan hal itu tanpa pengaman.

Varo mengambil baju sweeternya lalu berbaring menghadap Lily yang tertidur karena kelelahan. Pria itu tidak bisa berhenti tersenyum.

Selamat malam istriku. Semoga kamu cepat hamil.


🌺🌺


"YEEEE~."

Yang satu berteriak girang. Yang satu lagi hanya menarik nafas dalam.

Lily bukannya tidak bahagia karena ia benar-benar positif hamil, hanya saja sudah 3 minggu terakhir ini di sering mual muntah dan pusing. Dia bahkan nggak sanggup mencium bau masakannya sendiri yang membuat Lily akhirnya tak bisa kerja sebagai koki.

"Nggak papa. Aku udah nyuruh Uda Adnan dan Uni Ella (ayah ibu si kembar) untuk tinggal di rumah kita selama kamu hamil, dan mereka setuju."

Lily menatap Varo takjub. "Aku dan kamu bahkan baru tau aku hamil, gimana kamu bisa...

"Rion ngebet pengen tidur bareng si kembar, aku nggak mungkin nyuruh dia tidur di rumah orang lain. Lebih aman kalau orang lainnya yang tidur disini. Mereka orang baik, aku yakin dan...kita bisa belajar dari mereka tentang kehamilan kamu. Ah..ngomong-ngomong, aku suami yang siaga kan!."

"....."

"Soal cafetaria, kamu bisa kesana asal nggak masuk dapur. Tapi untuk 3 bulan ini kamu nggak usah banyak beraktivitas dulu, terutama masuk dapur. Normalnya mual muntah dan pusing itu terjadi pada awal kehamilan, yah 3 bulan ini jadi kamu harus tahan yah."

".....Kamu ngomongnya udah kayak dokter kandungan aja."

Varo tersenyum. Ia mengambil foto bersama testpack itu dan mengirimkannya ke Bunda, dan adik-adik Lily. Ia juga mengirimkannya ke Jinhyuk dengan caption 'Aku juga bakal jadi ayah'.

Mereka pergi ke dokter kandungan untuk memastikan kehamilan Lily dan begitu Lily USG, ia dan Varo terkejut mendapati hal itu.

Tiga.
Mereka akan memiliki 3 anak sekaligus. Varo spontan mencium kening Lily saking bahagianya.

Selesai dari Rumah Sakit. Varo mengajak Lily ke super market, membeli suplemen dan susu untuk ibu hamil, membeli pakaian ibu hamil dan bahkan hendak membeli perlengkapan bayi, namun Lily segera menghentikannya.

"Pak!!!, Dirimu ini benar-benar terlalu excited. Bayinya belum lahir. Lagipula pakaian Rion waktu bayi juga udah banyak dan masih bagus."

"Nanti mereka marah kalau pakai pakaian bekas."

"Mereka nggak akan tau kalau itu pakaian bekas. Yang belum dipakai juga masih banyak."

Varo masih memanyunkan mulutnya ketika Lily menariknya dari toko perlengkapan bayi.

"Ah...kita belum beli bantal khusus ibu hamil. Ayo beli!!." Varo berkata ketika mereka hampir keluar super market. Alhasil mereka kembali masuk dan membeli bantal itu.

🌺🌺

"Mama cakit ya??." Rion bertanya khawatir. Si kecil itu mengikuti Lily ke wastafel dapur dan melihat Lily muntah.

Lily hanya tersenyum dan mengelus kepala si kecil itu dan memintanya kembali sarapan.

"Kamu nggak apa-apa??." Varo berdiri disamping Lily sambil memegang segelas air hangat.

Lily menggeleng. Ia mengelus perutnya yang masih mual, tapi ia sudah berhenti muntah.

Kehamilannya baru menginjak 1 bulan setengah. Tapi berat badannya sudah turun 2 kg, dan itu membuat sangat Varo khawatir.

"Biar Uda Adnan yang masakin sarapan Rion lain kali. Kamu sarapan di kamar aja biar nggak mual." Pinta pria itu, tapi Lily kembali menggeleng.

"Aku nggak mau makan sendirian."

Ucapan polos itu membuat Varo mencium kening istrinya. "Aku temenin."

Lily mengangguk dan akhirnya mereka makan di kamar.

Karena Lily sering mual ketika mencium bau yang terlalu menyengat.

Varo jadi membiasakan diri sarapan pagi dengan sepotong sandwich isi telur jika di dekat Lily, lalu lanjut sarapan lagi ketika tiba di kantor. Karena sebelumnya sejak ada Lily ia selalu makan nasi ketika sarapan.

Varo melirik makanan Lily yang hanya buah. "Menu makanan kamu mirip orang diet. Kamu harusnya minum susu bukan minum jus.

Lily yang baru saja menyerubut jus jeruk hangatnya tersenyum senang. "Enak."ucapnya sambil tersenyum.

"Aku udah nyuruh supir buat jemput Bunda dan adik-adik kamu. Aku juga udah nyuruh Jinhyuk dan istrinya juga Revan dan anak istrinya datang kesini. Mereka bakal nginap mungkin 3 hari, buat ngerayain ulang tahun Rion. Dan kamu...,nggak usah banyak gerak, nggak usah ikut mereka ke pasar dan kalau ada apa-apa segera telpon aku. Ma'af karena aku harus meeting di Jogja 2 hari ini."

Rion merasa bersalah karena nggak bisa nemenin Lily dan hadir di acara ulang tahun Rion.

"Nggak apa-apa. Cukup telpon dan video call, TV di ruang tamu kita yang besar itu, bakal nampilin wajah kamu dan Rion pasti senang." Lily berkata sambil mengelus pipi Varo.

"Karena acaranya jam 7 besok malam. Aku usahain bisa datang dan nggak mengecewakannya."

Lily tersenyum dan mencium pipi suaminya itu. "Yang penting kamu pulang dengan selamat. Nggak usah buru-buru."

Varo manyun dan memeluk Lily. "Aku benar-benar nggak mau pergi."

"Jangan dong. Nanti kamu bangkrut, terus anak kita makan apa. Aku juga lagi nggak kerja."

"Kamu ngidam kek, pengen deket-deket aku terus gitu. Biar akunya nggak pergi kemana-mana."

Itu nggak mungkin banget kan. "Udah sana pergi, entar telat lagi!."


🌸🌸🌸

Bab selanjutnya :

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...972e489d01834a
Diubah oleh cicimasni 23-04-2020 13:41
ZieYoAvatar border
aryanti.storyAvatar border
ceuhettyAvatar border
ceuhetty dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.6K
0
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread•41.6KAnggota
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.