Sebelumnya saya mohon maaf jika tulisan ini kurang menyenangkan dan terkesan riya,tapi apapun itu saya berharap tulisan ini bisa bermanfaat.

Sebagai anak yang bersekolah jauh dari rumah,atau sekolah diluar kota yang mengharuskan kita tidak tinggal bersama orangtua dan mengandalkan biaya hidup dari orangtua yang dikirim tiap bulan melalui WESEL(metode kirim uang jaman dulu yang bisa memakan waktu sebulan baru bisa sampai dan dicairkan).




Tak jarang uang yang seharusnya bisa untuk biaya hidup sebulan justru habis sebelum waktunya,dan ini mungkin adalah masalah yang paling sering terjadi buat anak yang sedang merantau untuk menuntut ilmu.
Karena kebetulan dulu sejak smp sering membantu pekerjaan disebuah tambal ban didekat rumah orangtua,hal ini membuat saya terbiasa hidup susah.
Suatu hari ketika sedang bingung karena keuangan sudah mulai habis,saya melihat sebuah truk yang terparkir dipinggir jalan,tampak sang supir yang sudah agak tua sedang melepas ban truk nya seorang diri,lelah dan kesal tersirat dengan jelas diwajahnya,lalu tanpa babibu saya segera menghampiri dan menawarkan bantuan untuk membuka ban truknya,saya langsung mengambil alih pipa panjang yang dihubungkan ke kunci roda dan langsung memberi aba-aba agar sang supir memegangi kunci agar tidak meleset atau keluar dari baut yang mengikat ban truknya,awalnya sibapak supir keberatan mungkin karena merasa tidak yakin aku bisa membantunya.akhirnya setelah melihat cara aku membantunya baru dia mulai tampak tenang dan tidak berbicara sepatah katapun.setelah ban terlepas lalu aku dorong ban truk yang besarnya bisa dipastikan mampu meremukan tubuhku,ketempat menambal.setelah proses menambal selesai aku kembali membantu memasangkan ban.selesai sudah ,aku mencuci tangan lalu aku pergi pulang untuk mandi karena hari sudah hampir gelap.



Suatu hari sepulang sekolah ketika baru turun dari bus,ada suara yang memanggil,aku menoleh dan kulihat bapak penambal ban melambaikan tangannya agar aku menghampirinya,lalu aku hampiri dia,tiba-tiba dia memberikan selembar uang 5000 padaku,aku mempertanyakan untuk apa ini? Dia cuma bilang ini dari bapak supir yang kubantu melepas dan memasang ban truknya.
Wow aku sebenarnya senang karena ketika sedang kekurangan tiba-tiba dapat dana segar.lalu aku terima uang itu dan meminta ijin untuk pulang.
Dalam hati aku bertanya apakah aku layak menerima uang itu padahal aku hanya ingin membantunya karena aku teringat orangtuaku yang rela membanting tulang demi aku bisa bersekolah.
Hari berikutnya aku jadi akrab dengan bapak penambal ban dan aku sering duduk ditempatnya menambal ban untuk ngobrol dan kadang sambil belajar.
Kian hari aku makin banyak kenal dengan para sopir yang sering berhenti disitu,banyak hal sering mereka tanyakan padaku,kadang ada yang meminta aku untuk mencari kan kernet untuk sopir,dan lagi-lagi aku sering diberi uang karena menganggap aku membantu teman mendapatkan pekerjaan meski hanya sebagai kernet.
Dari satu hal kecil ternyata jadi awal hal-hal berikutnya yang mungkin sangat berguna buat kita.
Jadi menurut aku tak perlu sempurna untuk berbuat baik,disaat paling sulitpun berusahalah berbuat baik meski hanya sekedar senyum.












Sumber gambar:google