Assalamualaikum


Welcome To My Thread


Hallo, selamat malam, Agan-Sista. Mari simak berita yang bikin hati meringis sakit ini.


Baru saja, ane membuka acount media Instagram ane, dan dihadapkan langsung dengan seauatu yang seketika membuat air mata ane menetes begitu saja. Bagaimana, tidak? Vidio yang terpampang jelas itu, memerlihatkan bagaimana menyedihkannya kehidupan seorang kakak beradik asal Gelumbang, Muara Enim, Sumatera Selatan.

Kakak beradik itu ditemukan oleh personel polisi dan TNI yang sedang melakuka bakti sosial terkait corona. Keadaan kakak beradiknya sangat-sangat memprihatinkan. Tubuh mereka telah kurus kering karena kelaparan.

Siapa pun yang melihat keadaan kedua kakak beradik ini, pasti akan menangis sedih. Yang paling membuat ane tak bisa berkata-kata, ketika sang kakak menyambut personel polisi dan TNI tersebut, sembari bertanya,

Bapak bawa nasi?

Ya Allah, betapa menyedihkannya. Sementara dibantara kita semua, termasuk ane tentunya, masih sering menyisakan nasi hingga basi begitu saja.

Entah sudah berapa lama anak-anak ini menahan lapar. Sehingga, yang satunya tidak lagi sanggup untuk berdiri, bahkan mungkin untuk sekadar duduk. Tubuhnya tinggal tulang-belulang yang terbalut kulit. Berikut vidionya, GanSist.





Terlihat polisi dan TNI berjalan menuju rumah yang pintunya terbuka. Kemudian masuk dan menemukan kakak beradik yang tampak kurus kering tak terurus. Yang satu terbaring lemah di ranjang. Sementara sang kakak berdiri menyambut kedatangan personel polisi dan TNI.

Yang menjadi tanda tanya besar, apakah mereka tidak punya keluarga sama sekali? Keluraga dekat atau jauh? Baiklah jika memang mereka tidak punya keluarga.

Lalu, bagaimana dengan tetangga? Apakah tidak mengetahui ada orang yang menghuni rumah di sana? Atau memang para tetangganya tidak mau memerhatikan mereka?

Dalam vidio terlihat jelas, di samping rumah kedua anak yang kelaparan itu terdapat rumah besar. Bagaimana mungkin mereka tidak mengetahui keadaan dan kehidupan kedua anak ini, ya? mustahil! Jika memang tahu dan sengaja tidak minat membantu, oh, betapa tega para tetangga dan orang-orang yang mengetahui keadaan mereka berdua.

Ya Allah, ane tidak habis pikir. Ini terjadi di negara Indonesia yang konon katanya, termasuk negara maju. Apa, sih, yang dikerjakan oleh pemerintah daerah setempat? Ketua Rt atau siapa pun itu. Harusnya mengetahui bagaimana kehidupan warganya. Kecuali dua anak ini tinggal di tengah hutan yang tidak ada siapa-siapa.

Bagaimana pendapat kalian, GanSist? Perihal tetangga dan pemerintah daerah terkait? Tidakkah mereka pantas dicap buruk karena tidak memerhatikan tetangga atau warganya yang kelaparan?

Melihat dan membaca berita ini, membuat ane berpikir, betapa di luar sana masih banyak yang kehidupannya jauh dari kata baik-baik saja. Namun, dalam keadaan tidak baik-baik saja itu, mereka masih mampu bertahan.

Alangkah buruk dan menyedihkannya kita yang masih mampu dan bisa makan tiga kali sehari, tapi masih sering mengeluh tidak punya ini dan itu. Masih sering merasa tidak beruntung dan tidak punya apa-apa.

Lihatlah mereka, kedua anak di atas. Betapa tidak beruntungnya. Betapa sulit dan memilukannya. Hidup berdua tanpa ada apa-apa yang bisa mereka makan. Tidak punya siapa-siapa untuk meminta bantuan. Hanya menunggu orang-orang yang ringan tangan untuk mengulurkan bantuan dan memberinya makanan.

Jika tidak ada kegiatan bakti sosial ini, mungkin mereka benar-benar akan mati kelaparan. Ane masih heran akan orang-orang di sekitar rumah mereka. Apa yang terjadi, sehingga mengabaikan kedua anak tersebut?

Semoga Allah memberi mereka kekuatan untuk kembali pulih. Dan pemerintah segera menangani dan meberikan kehidupan atau bantuan yang layak untuk mereka.

Sekian thread terngenes yang pernah ane buat setelah sekian banyaknya thread. Semoga tidak ada lagi orang-orang yang hidup kelaparan di negeri ini. Untuk kita semua, mari menghargai makanan yang kita punya. Jangan lagi membuang-buang makanan. Atur porsi makan sesuai kesanggupan, agar sisanya bisa diberikan pada mereka yang membutuhkan.


Wassalam



Penulis: @darmawati040
Referensi: di sini


Bima, 22 April 2020