cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
Bab 24 : Kalah
Bab 24 : Kalah

🌸🌸🌸

Varo membaca surat perjanjian itu. Dan pria itu menambahkan persyaratan dari dirinya sendiri. Kalau sampai Lily ketahuan selingkuh, maka pria itu berhak melakukan hal yang sama termasuk hak asuh anak, akan jatuh ditangan Varo.

Tak butuh waktu lama, Varo segera menandatangi surat itu dan memberikannya pada Lily untuk ikut menandatangani surat itu juga.

"Aku....boleh mengajukan persyaratan juga nggak?? tanya gadis itu.

Dan dia mendapat jawaban 'enggak' yang kompak dari ibundanya dan juga adik-adiknya.

Lily langsung cemberut. Varo yang melihat itu langsung bertanya apa persyaratan yang ingin diajukan gadis itu.

"Aku hanya ingin berhenti makan siang di kantor dan.....

"Enggak!!!."

Lily bahkan kembali menerima jawaban 'enggak' sebelum ia menyelesaikan ucapannya.

Varo memberikan penjelasan dengan kesal. "Kamu kan istriku, tentu kamu harus melakukannya, aku nggak suka makan sendirian, aku udah terbiasa dengan masakan kamu, aku tau kamu ingin berkunjung ke restoran itu, kamu melakukannya tiap ada waktu luang atau ketika aku tidak ada di rumah, aku nggak suka kamu bicara sama pria lain."

"....."Ngomong apa sih nih orang....

"Woy Bos...dia akan segera menikah, hentikan kecemburuan nggak jelas mu itu."

"Tapi mereka belum menikah, kita juga belum menikah, perjanjian pranikah ini bisa tidak ada gunanya, kalau kalian sampai selingkuh sebelum kita resmi menikah. Aku tidak mau itu terjadi."

"....."

Ibunda Lily menatap anaknya dengan pandangan curiga, dan Lily mengerti arti pandangan itu.

"Mom, I'm not that kind of person. Dia teman Lily, pacarnya juga teman Lily dan Lily bahkan lebih dekat ke pacarnya ketimbang pria itu. Ah......kalian pasti tau...kalian adalah penggemar novel misteri karyanya, penulisnya itu....

Lily langsung membungkam mulutnya. Ia juga menepuk jidatnya sendiri. Oh my God, aku harusnya nggak bilang kan!!!, dasar mulut ember ini!!

Lian, Dinda dan Reyna menatap Lily secara bersamaan. Mereka jelas ingat novel favorit yang pernah mereka baca, dan Lily mengetahuinya karena pernah memberitahu mereka soal meet and greet penulis novel itu di Bali.

"Mocca." Ucap mereka bersamaan dan menunggu reaksi dari kakak perempuannya itu.

Lily akhirnya mengangguk dan tentu saja teriakan gembira dari ketiganya membuat orang lain terkejut.

"Yak ampun kak!!, kakak temenan sama penulisnya, Seriusan???, kenal dimana??. aku udah penasaran setengah mati dengan wajah cewek mungil itu."

Cukup aneh ketika mendengar pernyataan itu datang dari gadis yang juga bertubuh mungil seperti Lian. Lily hanya tersenyum.

"Kakak punya nomor telponnya??, beneran dia akan menikah??, kapan??....kapan???, apa kakak diundang??, bisa minta tolong undang kami juga??, please."

Reyhan bahkan sampai speechless melihat tunangannya itu. Ia tau kegilaan Reyna akan novel misteri, ia yang menemani gadis itu ke Bali bersama kedua kakaknya.

Suami Dinda, Devan sudah tersenyum duluan kearah istrinya itu. Ia berharap Dinda mengerti kode darinya bahwa ada orang tuanya yang mewajibkan table manner ketika mereka makan. Dinda hanya balas tersenyum pada suaminya. Lalu berkata dengan nada sopan pada adiknya. "Kita..tidak akan tidur malam ini."

"....."

Dan makan malam itu berakhir dengan persetujuan Ibunda Lily bahwa Varo dan Lily akan menikah 3 hari lagi.

Lily tidak bisa membantah lagi. Gadis itu kalah suara.

Soal sanak keluarga Lily serta mertua dari adik-adiknya, mereka di sana bertindak sebagai saksi dari sahnya perjanjian pranikah itu.


🌺🌺


"Kita hanya akan menikah di rumah, kenapa harus beli baju pengantin mahal??, dipakai juga cuma berapa jam doang. Sewa aja bisa kan!!, lebih murah, nggak ribet!"

Varo menatap calon istrinya ini dengan tatapan tidak senang. "Pertama. Aku punya uang lebih. Kedua. Aku nggak bisa pakai baju bekas orang lain, takut penyakit kulit. Dan ketiga. Kita udah ada didalam butik dan butik ini milik adikmu, mahal dari mananya???, ribet dari mananya??. Kamu bahkan mendapat diskon 99%. Sisa 1% cuma buat bayar pegawai yang ngelayanin kamu."

"...."

Sepasang calon pengantin itu ribut memilih baju. Lily tidak suka hal-hal yang terlalu mewah sedangkan Varo tidak mau kalau itu harus terlihat sederhana.

"Kamu harus terlihat paling cantik, paling elegan, dan paling berkelas, kita punya uang, kita mampu menunjukkan pada sanak keluargamu yang mata duitan itu, bahwa derajat kamu jauh lebih tinggi dari mereka."

"Tapi aku nggak suka pamer."

"Apa salahnya pamer pada orang-orang seperti itu. Kamu pamer dengan tujuan tidak akan merasa terhina dan diinjak-injak lagi oleh mereka. Kamu pamer...karena aku tidak mau kamu jadi bahan celaan mereka. Kamu punya aku, dan aku memiliki segalanya. Aku mengizinkanmu untuk pamer pada siapapun yang kamu mau dan yang kamu benci."

Lily tidak menyukai sikap Varo yang seperti ini. "....Udah terbiasa jadi setan ya??."

Sindiran itu sama sekali tidak mempengaruhi Varo. Pria itu kembali sibuk memilih baju pengantin untuk Lily.

"Kita menikah cuma satu kali dan momen ini aku harapkan terjadi hanya satu kali, jadi....aku ingin semuanya sempurna."

"...."

"Ayo pilih lagi!." Pria itu kembali memberi perintah, kali ini mereka melihat semua pakaian dari majalah.

"Ini terlalu mewah."

"...."

Yang ini terlalu seksi."

"...."

"ini terlalu pendek."

"...."

Varo menarik nafas dalam, lalu membalik lembar masalah itu kehalaman selanjutnya. "Nah, bagaimana dengan yang ini??"

Lily melihat pakaian itu dan sontak langsung menutupi dadanya.

"Ah..pasti kedodoran ya..., itu kamu...terlalu kecil kan, hahaha."

"....." Kampret!!!

Akhirnya mereka berhasil memilih pakaian yang cocok dan keluar dari butik itu setelah 6 jam lamanya. Pelayan yang melayani mereka hanya menggeleng-gelengkan kepala berusaha sabar dan lega akhirnya mereka pergi dari butik.

🌺🌺

Varo membawa Lily ke tokonya yang baru buka beberapa hari yang lalu. Ini adalah ribut ronde kedua untuk pasangan itu.

"Terlalu mewah"

"....."Oke...

"Terlalu banyak batu berliannya."

"......"

Lily memasangkan cincin pemberian Varo ke jari manisnya.

"Woww...batunya besar sekali, hahaha...Ada yang biasa aja nggak??"

"...."

Varo mengurut pelipisnya. Ia tidak marah pada Lily, hanya tidak sanggup dengan apapun pilihan gadis itu, Lily selalu menginginkan hal yang sederhana.

Lily tersenyum, kita pilih yang ini saja, terkesan biasa namun cantik dan aku menyukainya. Yang ini ya..."😊

"......"😳
Gadis itu melakukannya lagi, sama seperti ketika Varo menyetujui pilihan pakaian pengantin mereka tadi. Lily tersenyum sangat manis dan mata itu menatapnya dengan pandangan memohon yang sangat menggemaskan hingga Varo sama sekali tidak bisa menolaknya. Varo kembali mengaku kalah di ronde kedua.

Ronde ketiga mereka berdebat masalah sepatu. Lily berkata kalau ia tidak harus memakai sepatu, toh pernikahannya diadakan didalam rumah mereka sendiri. Tapi Varo bersikeras bahwa itu tidak sopan dan ia ingin memilihkan sepatu untuk Lily.

"Jangan terlalu tinggi karena aku nggak bisa pakek high heels, tidak perlu terlalu mewah, toh sepatunya tersembunyi di balik gaun. Dan tolong kalau bisa...pilihkan yang paling murah yang ada di toko ini. Oke???."

Varo mengangguk setuju. Ia mulai berkeliling toko sepatu sementara Lily duduk sambil menunggu pria itu.

Setelah ditolak hampir 15 kali. Akhirnya pilihan Lily jatuh pada sepatu flat yang terlihat cantik dimatanya.

Untungnya, Varo telah dengan sengaja melepas label harga di sepatu itu. Jadi Lily sama sekali tidak tau, kalau ia telah membeli sepatu yang paling mahal di toko itu.

Seharusnya ku lakukan ini dari tadi. Pikir pria itu tetap merasa kalah.


🌸🌸🌸

Bab selanjutnya :

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...ab257a1103dc25
Diubah oleh cicimasni 20-04-2020 14:06
brina313Avatar border
putramelankolisAvatar border
defriansahAvatar border
defriansah dan 16 lainnya memberi reputasi
17
1.4K
0
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThreadβ€’41.6KAnggota
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
Β© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.