Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fitrijunitaAvatar border
TS
fitrijunita
Kisah Yang (Tak) Pernah Ada
Hanya sebuah cerita fiksi (bersambung) dan kalau ada kesamaan kisah pada tokoh dan konfliknya, murni hanya kebetulan semata.
Selamat membaca dan semoga suka 🌹🌹🌹



Part 1

Paling tidak suka ditolak dan tidak menyukai kekalahan. Laki-laki berparas Jawa itu diam sambil menahan amarah yang entah, karena ia telah diblokir oleh lawan ngobrolnya di aplikasi messenger atau karena mengetahui bahwa dia, lagi, telah kehilangan seseorang yang ia sayangi.

Sesak saat harus menahan rasa tak nyaman di hati, itu juga yang dirasakan oleh lawan chatting Ilham. Mozza, Seorang wanita yang mencoba memahami dan menuruti semua keinginan laki-laki yang telah ia anggap teman baik.

Namun, malang tak dapat ditolak, mujur pun tak bisa diraih. Sebuah pepatah yang menggambarkan keadaan wanita yang memiliki tinggi badan 155cm ini. Andai waktu bisa berputar kembali, ingin sekali Mozza melakukan sesuatu yang bisa membuat keadaan saat ini tidak terjadi.

***

Cinta dan sayang. Suatu rasa yang indah ketika datang di waktu dan dengan orang yang tepat. Ketika rasa fitrah tersebut datang di masa yang salah, maka, sudah seharusnya untuk segera membunuh rasa itu. Karena jika tidak, akan ada diri yang akan terbunuh karena rasa itu.

[Sejujurnya, aku takut jatuh cinta kepadamu.]

Mozza berulang kali membaca pesan yang datang dari seseorang yang salah untuknya. Mencoba menyakinkan diri bahwa indera penglihatannya telah salah membaca.

[Aku ... takut ingin lebih. Aku ingin memilikimu.]

Sudut netra Mozza mengembun saat membaca pesan yang datang kemudian. Tiba-tiba dirinya yang sedang tiduran di atas kasur dengan seprai bermotif bunga-bunga kecil berwarna hijau kesukaannya, merasa kepalanya sedang dihantam palu godam yang teramat besar.

Mozza merasa ada yang salah, tapi ia sendiri tak tahu, di mana letak kesalahan tersebut. Aplikasi pesan masih terbuka, dan tanda ‘online’ masih tertera dengan jelas di atas ruang chat pribadi antara dirinya dengan Ilham.

Suasana tiba-tiba hening, seolah-olah keduanya sibuk dengan menanti salah satunya untuk mengirim pesan terlebih dahulu, padahal Mozza paham betul, kalau saat ini, dirinya yang sedang ditunggu-tunggu.

[Tolong, jangan kayak gini, Mas]

Entah apa yang ada di dalam pikiran wanita yang memiliki lesung pipit di pipi sebelah kanannya. Mozza hanya ingin semuanya kembali seperti dulu, berteman tanpa ada rasa lain yang ikut mewarnai.

[Aku tersiksa, Mozz]
[Andai kita bisa ketemu di waktu yang tepat, pasti akan lain ceritanya.]

Mozza mengerti dengan pesan terakhir yang dikirimkan oleh Ilham. Tapi nyatanya, kehidupan tidak bisa terjadi sesuai dengan keinginan kita. Tak ingin menambah rasa lelah karena aktifitas harian, Mozza pun akhirnya meminta sosok yang berada di seberang sana untuk istirahat dan berhenti memikirkan hal yang aneh-aneh.

Selesai membalas pesan dari Ilham, Mozza dengan cepat menonaktifkan ponsel dan segera menchargernya untuk ia gunakan kembali esok hari. Dan mencoba untuk terlelap meski pesan-pesan dari Ilham terus membayangi pikirannya.

***

“Gimana Moz, naskah yang gue minta, udah selesaikan?” tanya Bagas to the point, saat bertemu dengan Mozza di pintu masuk kantor pagi hari.

“Udah, Mas. Bentar lagi aku antar ke meja Mas Bagas ya,” jawab Mozza dengan diiringi sebuah ulasan senyuman pagi yang menyenangkan bagi siapa pun yang melihatnya.

“Oke. Gue tunggu cepat ya!” Bagas mengacungkan ibu jari sambil berlalu menuju ruangannya yang berada di lantai dua.

Dengan cepat wanita yang berusia dua puluh lima tahun ini mengeluarkan laptop dari tas ransel favoritnya yang telah lama menemani sejak dari ia mulai menginjakkan kakinya di dunia kampus penuh warna, dan segera menekan tombol power.

Sembari menunggu laptopnya siap digunakan, Mozza merogoh kantong blazernya yang berukuran jumbo untuk mengambil ponselnya yang belum ia nyalakan sejak obrolan dengan Ilham semalam. Setelah menekan tombol on pada samping smartphonenya, wanita berkacamata minus empat dan bersilinder dua ini langsung mempersiapkan apa yang diminta oleh manajer editor tempat dia bekerja.

Ponsel Mozza bergetar, menampilkan semua notifikasi aplikasi yang terunduh di gadgetnya. Mozza hanya melirik sekilas dan berusaha untuk mengabaikan semuanya. Yang berada di pikirannya saat ini yaitu untuk bisa bekerja profesional dengan baik sesuai SOP.

Lima belas menit waktu yang dibutuhkan Mozza untuk menyiapkan naskah yang diminta Bagas tadi pagi. Kakinya segera melangkah menuju lantai dua, ke ruangan yang tak terlalu besar tapi cukup nyaman sebagai tempat diskusi dengan lima atau enam orang.

“Mas, aku masuk ya?” sapa Mozza setelah dirinya telah berdiri tepat di depan ruangan Bagas.

“Yuk.” Bagas yang sedang mengetik sesuatu di atas keybord laptopnya, terpaksa menghentikan aktifitasnya demi melihat hasil kerja dari salah satu teamnya.

“Lemburan semalam, Moz?” tanya Bagas yang sempat memperhatikan mata Mozza. Meski tertutup lensa kacamata, tapi Mozza hampir tidak pernah menggunakan produk skincare apa pun untuk wajahnya selain bedak tabur dan liptint.

“Eh, kenapa emang, Mas?” jawab Mozza bingung dengan pertanyaan salah satu bosnya.

“Tuh, mata kamu.” Jari telunjuk laki-laki yang berusia selisih empat tahun dengan Mozza ini, mengarah ke matanya yang memang terlihat seperti mata panda.

Dengan cepat, Mozza meraba matanya sendiri, dan tiba-tiba dirinya merasa malu karena terlihat berpenampilan kurang maksimal.

“Udah, nggak papa kok. Duduk deh,” pinta Bagas saat melihat wanita di depannya belum juga duduk saat sibuk meraba wajahnya khususnya bagian matanya.


"Gimana? Udah selesai semua kan, naskah yang gue minta kemaren, Moz?" Bagas menanyakan ulang kinerja anak buahnya.

"Udah, Mas. Ini, cek aja dulu."

Mozza menyerahkan map yang ia bawa kepada laki-laki yang berada di depannya. Suasana menjadi hening, saat Bagas mulai mengecek lembar demi lembaran hasil kerja wanita yang baru setahunan menjadi bagian dari teamnya.

"Gas, gue ganggu nggak?" Suara bass dari arah pintu masuk ruangan Bagas mengalihkan fokus kedua orang yang berada di dalam ruangan tersebut.

"Eh, masuk dulu deh, Il. Gue cek kerjaan Mozza bentar ya."

Ilham pun masuk sembari mengacungkan ibu jarinya kepada rekan sejawatnya, dan beberapa detik kemudian duduk di samping kanan wanita yang membuatnya tersiksa semalaman.

Mozza yang menyadari siapa yang datang ke ruangan Bagas, langsung menundukkan pandangannya karena merasa risih dan tak nyaman. Apalagi menyadari bahwa ada sepasang mata yang tak berhenti memandangnya.

"Mozza cantik banget ya, Il? Sampe segitunya lo ngeliatin dia." Suara Bagas tiba-tiba mengagetkan dua orang yang berada di dekatnya.

Ilham pun berdeham salah tingkah, sambil memperbaikim posisi duduknya.

"Udah oke, Moz. Udah gue acc juga. Tolong langsung kasih ke bagian lay out ya. Biar bisa cepat naik cetak. Oke?"

"Siap, Mas Bagas. Kalau gitu, aku permisi dulu ya."

Bagas pun menganggukan kepalanya beriringan dengan Mozza yang berdiri dan melangkah keluar.

"So, gimana, Bro?" sapa Bagas kepada sosok berbadan tegap yang dari tadi hanya diam mengamati anak buahnya.

Ilham hanya diam dan menghembuskan napas beratnya. "Anak buah lo, nyiksa gue, Gas."

"Bukan dia yang nyiksa lo, tapi lo yang plin plan." Bagas menggelengkan kepalanya melihat Ilham yang sedikit muram. "Kalau gue boleh ngasih saran, mending lo berdamai dengan takdir dan nggak usah ngoyo mempertahankan sesuatu yang mustahil."

Ilham terdiam mendengar saran dari laki-laki yang sudah berteman dengannya sejak mereka masih mengenakan seragam putih abu-abu.

"Gue numpang merem bentar deh."

Bagas hanya mengedikkan kedua bahunya cuek dengan apa yang akan dilakukan Ilham.

***
Diubah oleh fitrijunita 30-04-2020 15:58
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
firdainayahAvatar border
firdainayah dan 27 lainnya memberi reputasi
28
1.8K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.