"Hallo...."terdengar suara yang asing ditelingaku.rupanya suara itu adalah gadis yang kukenal dari sebuah media
Entah kenapa pada saat pertama kali kudengar suaranya aku merasakan ada sesuatu yang tak pernah kurasakan sebelumnya,sementara aku belum pernah melihat rupa atau apapun tentang dia sekalipun.

Obrolan pun berlanjut layaknya dua orang manusia yang tumbuh dan besar bersama dalam satu lingkungan.
Setelah berbincang-bincang melalui telpon selular akhirnya baru aku tahu kalau dia tinggal jauh dari tempatku.

"LOMBOK" ya Lombok,Nusa tenggara barat,sebuah tempat yang rasanya tak terjangkau olehku yang hidup hanya menjadi pengangguran dan makan atau minum hanya mengandalkan belas kasih orangtua ku.

Setelah momen untuk pertama kali aku mendengar suaranya,hari-hariku diisi dengan penuh kegelisahan yang sangat menyiksa, CINTAKAH INI? Mengapa aku sulit sekali untuk menerjemahkan perasaan ini.

Hari berganti bulan,namun harapan untuk bersua kian tak terbendung,hingga suatu hari datang sebuah pesan singkat kedalam ponselku,"Aku sudah kirim WESEL,kita harus bertemu,aku tunggu kamu di KRIAN,segera!!!"
Antara bahagia dan gengsi,karena harus terlihat tak berdaya dan tanpa harga diri karena untuk menjumpaimu saja aku tak mampu.

Tiba hari dimana aku sudah berdiri di stasiun pasar senin,kulihat kembali tiket kereta berwarna merah muda dan berharap kereta yang akan mengantarku menemuinya.
penuh dengan rasa cemas kutunggu kereta TIRTO NADI yang dalam 12 jam kedepan akan "mengabulkan" mimpi dua manusia yang dipenuhi rindu tak terperi.

Pagi itu di sebuah tempat yang hanya aku tahu dari cerita orang-orang. "MOJOKERTO" ya stasiun Mojokerto,aku masih tertegun setelah sebelumnya aku merasa Kereta Tirtonadi seolah-olah berkata padaku:"anak muda,disini kamu harus turun,naiklah kendaraan menuju terminal Mojokerto,lalu naiklah minibus jurusan Surabaya,di pasar KRIAN seseorang sedang resah menunggumu,ya dia gadis yang sama tersiksanya denganmu"
Belum sempat aku mengucapkan terimakasih,Tirto nadi sudah meninggalkanku seolah tak ingin lagi bertemu denganku,mungkin karena sudah banyak mengantarkan keresahan-keresahan tanpa ada yang peduli dengan keresahannya sendiri,entahlah.

Diseberang pasar aku berdiri tertegun menatap seseorang yang juga menatapku dari seberang jalan.
Adakah itu dia?gadis yang hanya kudengar suaranya?
Lalu gadis itu mengeluarkan ponsel dan menelpon,hanya hitungan detik dari saat dia menempelkan ponsel ditelinganya ponselku berdering,lalu kudekatkan ketelingaku sambil terus menatap gadis diseberang jalan itu,dan detik itu juga pasar yang penuh lalu lalang orang dan deretan kaki lima mendadak berubah menjadi sunyi dan sepi hanya aku dan gadis diseberang jalan itu saja yang ada.

Tiga hari berlalu dimana hari-hari dipenuhi dengan kebahagiaan tak terperi dan membuat aku mendadak tidak mengerti apa arti menderita.

Didepan pasar krian aku dan dia tak bicara sepatah katapun,bibir ini seolah terkunci,hanya mata kami yang tak mampu memutupi kesedihan dua insan yang dimabuk cinta harus menerima kenyataan bahwa masing-masing dari mereka harus kehilangan separuh jiwanya.
Sayup-sayup terdengar sebuah lagu dari penjual CD bajakan:


"Aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
Aku ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa
kau rindu
Karena langkah merapuh tanpa dirimu
Oh, karena hati telah letih...."


Belum usai lagu itu tiba-tiba terdengar suara yang baru kukenal tiga hari lalu:"Anak muda aku akan menyeretmu jika kau tidak segera naik,cepatlah naik!!!!"

"TIRTO NADI" ya Tirto nadi yang akan kembali mengantarkanku pada kerinduan yang makin tak terperi.


sumber gambar:www.kota-malang.web.id

SEKIAN