Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

akhyarmustafaAvatar border
TS
akhyarmustafa
Suami Dari Alam Barzah
Kisah Nyata


June mulai percaya desas-desus yang membuat dirinya bimbang. Kekasih yang telah melamarnya beberapa hari lalu, Dofa, ternyata bukanlah seorang perjaka.

Ya ... Dofa tak lagi bisa menyembunyikan belangnya, jika Ia telah memiliki anak dari perempuan yang selama ini ditakuti June. Yaitu Rika.

Desas-desus itu membuat June mencari semua informasi tentang Rika.

Usahanya justru seperti menabrak tembok dinding. Walau satu kampung, June ternyata tidak pernah mengenal wanita tersebut.

Apalagi, menurut penuturan sebagian warga, Rika adalah sosok aneh yang tak diketahui asal-usulnya. Siapa keluarganya, dari mana asalnya, semuanya tidak ada yang tahu. Seolah-olah seluruh warga lupa sejak Kapan Rika ada di kampung mereka.

Tapi data dirinya jelas tercatat sebagai warga di kampung mereka.

Pak Burhan selaku kepala kampung juga tak bisa menjawab. Dirinya mendapat jabatan tersebut baru beberapa bulan ini. Kepala kampung sebelumnya mati kecelakaan saat hendak mengikuti rapat di kantor kecamatan.

"Maaf Non, kami juga tidak ingat. Rasa-rasanya dia sudah ada di sini sejak lama. Tapi ...," ujar Bik Nah.

Pembantu itu tak bisa melanjutkan kata-katanya saat June bertanya.

June terpaku menatap cermin. Sisir di tangan tetap tak bergerak. Pintu kamarnya masih terbuka.

Kata-kata Bik Nah sore tadi membuatnya bingung. Walau sekedar isu, tapi hatinya sangat meyakini jika calon suaminya telah menikahi Rika secara diam-diam.

Tapi June tak berani bertanya langsung pada Dofa. Setiap bertemu dan hendak menanyakan perihal desas-desus tersebut, ada saja kendala. Mulutnya seperti terkunci. Pikirannya seperti tertutup. Tak ada kalimat yang bisa diucapkannya terkait Rika.

Padahal pesta pernikahan hanya tinggal hitungan hari. Semua surat undangan telah disebar, pelaminan pun telah dibayar, dan semua warga juga sudah mengetahui. Bahwa dirinya tak lama lagi akan melangsungkan pernikahan.

Sisir di tangan June jatuh. Ia seperti tersadar dari mimpi. Bukankah rumah Bik Nah bersebelahan dengan Rika?

"Aku harus memaksa Bik Nah," gumamnya seraya mengambil ikatan rambut yang tergantung di samping cermin.

Lalu menggelung rambut panjangnya sambil berjalan ke luar kamar.

Langkahnya bergerak cepat. Biasanya, setelah jam sembilan malam wanita tua itu sudah beristirahat dan tak bisa lagi dibangunkan.

Namun, saat satu kakinya hendak ke luar pintu, June kembali bimbang dan membatin, 'Tapi mengapa Bik Nah tidak tahu tentang wanita jalang itu?'

"Belum tidur, Non?"

Gubrak!

Tubuh June terdorong membentur pintu saking terkejutnya.

Bik Nah muncul dengan tiba-tiba. Kedua tangannya memegang sapu.

Entah kapan pembantu tersebut muncul. June tak bisa berfikir. Jantungnya masih terasa sakit karena Bik Nah.

"Bibik ... kok, bisa berada di sini?" Tanya June, pelan, sembari mengatur nafas.

Antara bingung dan penasaran, didekatinya wanita tersebut.

"Ya ampun, Non ... bibik dari tadi di sini terus, mondar-mandir nyapu. Emangnya tidak lihat dari cermin?" Jawab Bik Nah, kembali menggerakkan sapu di tangannya ke lantai.

June menggeleng. Semakin bingung. Kepalanya menoleh ke arah cermin di dalam kamar yang searah dengan pintu.

Aneh. Padahal dirinya sangat yakin, kedua matanya sama sekali tak melihat Bik Nah lewat. Wanita tersebut tidak terlihat berlalu-lalang dan menyapu lantai.

"Masih memikirkan perempuan itu, ya?" Selidik Bik Nah.

"He'eh. Aku gak bisa tidur. Ehm ... Bik Nah ...." June sedikit ragu.

Ditatapnya wajah Bik Nah. Sapu di tangan wanita 60 tahun tersebut tak lagi bergerak. Garis-garis tergambar melengkung di setiap inchi wajahnya, terlihat menyeramkan saat terpendar cahaya lampu. Ia tersenyum.

"Istirahat saja, Non. Tak baik berfikir yang aneh-aneh. Apalagi kamu segera menjadi istri dari Mas Dofa. Kamu harus bersyukur. Jarang lho bisa dapat suami seperti dia. Walau tidak kaya, tapi orangnya baik dan ganteng," ucap Bik Nah, seperti dapat membaca pikiran June.

"Tutup pintunya. Sudah malam, bibik mau lanjutin nyapu dan langsung istirahat."

Entah mengapa June tak bisa berbuat apa-apa. Perintah Bik Nah segera dijalankan. Menutup pintu dan langsung merebahkan tubuhnya ke atas kasur.

Tapi di luar kamarnya, June sama sekali tak mendengar suara sapu yang menyentuh lantai. Tak mendengar langkah kaki Bik Nah. Semuanya terasa sepi dan hening.

Jantung June mulai berdegup. Tidak seperti biasanya. Rumahnya benar-benar hening seperti tak berpenghuni.

Bahkan suara Bapak dan Ibu tak terdengar sejak sore tadi. Padahal keduanya selalu menonton tv hingga larut malam.

"Kemana mereka semua?"

Bersambung ....
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
1K
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.