linalusianaAvatar border
TS
linalusiana
Tetangga Sebelah



TETANGGA SEBELAH

PROLOG



Usia mereka hanya berjarak beberapa bulan saja, menyebabkan semesta berkonspirasi akan dua anak manusia. Yang satunya terkenal bucin sejak dini, dan yang satunya berdiam diri tanpa ekspresi yang berarti.

Kebucinan yang mendarah daging.

Ialah ... gadis yang terlewat ekspresif ketika remaja, terlampau sering mengakui bahwa Wisnu Damara adalah Pangerannya, lekakinya, calon suami masa depannya, bahkan ia katakan menjadi cita-cita terbesarnya untuk menjadi istri lelaki itu.

Jika semua orang pada masa kecil ditanyai tentang cita-cita mereka, maka akan menjawab dengan riang gembira ingin menjadi Dokter, Guru, Pilot, bahkan Polisi.

Lain hal dengan Dayuni Puspitasari, ia akan dengan lantang menjawab, "Cita-cita Ayu menikah dan hidup bahagia bersama Kak Inu tersayang!"

Begitu berulang-ulang, dari TK, SD, SMP, bahkan hingga SMA, jawabannya tak pernah berubah. Impian terbesar dalam hidup Dayuni cuma menikah bersama Inu. Pangeran tercinta tetangga sebelah rumah.

Mengikuti hampir ke manapun lelaki itu pergi, tak peduli banyak yang nyinyir setelah ia beranjak remaja. Dayuni mana peduli, bagi dia, Kak Inu-nya adalah pusat dunia. Bagai matahari yang mengelilingi bumi. Dayuni selalu berada di dekat Inu.

Sebelum masa remaja itu berlalu dengan sangat lambat ia jalani. Dan Dayuni menimbun banyak rindu di hatinya.

Kemudian ... Dayuni harus kuat menahan hasrat yang meledak-ledak, takut tak bisa dikendalikan. Takut jiwa remajanya yang tak tahu itu merasuki kembali.

Demi jagat raya yang maha luas! Dayuni telah dewasa. Bersikap terlewat agresif, hanya akan membuat Inu ketakutan terhadapnya. Atau paling parah, ia mempermalukan diri dengan bertubi-tubi karena rasa yang tak terkendali.

__________


Inilah kisah dua manusia yang sangat biasa, namun memiliki cinta luar biasa.


♥️♥️♥️

Part_1





"Si Inu pulang." Info Nenek Nuri dengan nada riang yang begitu kentara.
"Dayu, ayo bangun. Lihat pangeran masa depanmu itu, dia ganteng sekali, rapi, wangi. Kata Rapidah, Inu mau kerja di kelurahan." Si Nenek tetap saja berbicara panjang lebar, tak peduli bahwa Dayuni sedang menata keping ingatan di kepala.

Ah, lelaki itu rupanya.

Baru sekarang terdengar kabar, setelah sekian tahun Dayuni harus puas mendengar cerita dari satu mulut ke mulut yang lain kalau Bang Inu-nya berhasil menamatkan studi dan langsung bekerja di kota sana.

Sekarang, kenapa lelaki itu kembali? Memangnya gaji di kota sudah tidak membuatnya lupa diri lagi akan kampung halaman tempat ari-arinya bersemayam?

"Dayu, lekas bangun! Bantuin Rapidah, dia mau selamatan kecil-kecilan untuk menyambut kepulangan Inu.

"Ih, Nenek saja!" Dayuni makin merapatkan selimut tebalnya, bergulung beberapakali menyerupai pisang molen.

"Anak gadis jam segini belum bangun. Dulu saja, tergila-gila sama Inu sampai malu-maluin Nenek." Nenek Nuri mengomel melihat si cucu malah membungkus diri layaknya kepompong, tanpa repot-repot membuka mata. "Nenek kira kamu akan teriak-teriak kesenangan karena pangeran masa depanmu sudah pulang. Sudah tidak suka lagi memangnya? sudah nggak cinta lagi nih, ceritanya?"

Dayuni mengomel dalam hati. Tidak tahu saja si nenek, kalau ia sedang bersusah payah menenangkan debaran jantung yang menggila. Berdangdut ria di dalam sana seolah meronta minta dipuaskan bertemu lelaki pujaan.

"Ya sudah, Nenek ke tempat Rapidah dulu. Nak Inu banyak bawa oleh-oleh, nanti jangan minta, ya."

Sebodo amat!

Dayuni mengomel dalam hati.

Setelah memastikan neneknya sudah pergi ke rumah sebelah, Dayuni menukas bangun. Keluar dari kamar dengan mengendap-endap seperti maling. Ia membuka gorden dengan sedikit celah, berharap bisa melihat lelaki itu dari kaca kusam rumahnya. Menantikan sosok pujaan hati berdiri di beranda rumah, sehingga Dayuni bisa menuntaskan rasa rindu yang menggila di dalam dada.

Sayangnya, Dayuni bukan berada dalam Novel picisan ataupun drama murahan lainnya, tidak ada kebetulan yang terancang sempurna. Ia harus berpuas diri melihat lalu lalang tetangganya yang berdatangan ke rumah Bu Rapidah. Mungkin mereka tetangga yang telah di undang untuk ikut melaksanakan selamatan seperti yang neneknya katakan tadi.

Lelaki itu, tentu saja membuat rasa penasaran Dayuni melambung tinggi. Sekian tahun berlalu, rupanya tak pernah lagi hadir memuaskan mata. Sosoknya lenyap, tanpa kabar berita.

Bukan tanpa kabar, sebenarnya Bu Rapidah selalu menceritakan tentang Inu yang berkuliah di kota. Hanya saja, Dayuni menulikan telinga. Takut kalau imannya yang hanya setipis kresek ini tak kuat, dan malah pergi meninggalkan kampung halaman mereka demi menyusul lelaki pujaan.

Iya, lelaki itu masih bertahta dengan semena-mena di hati Dayuni.


**


Sore hari, nenek Nuri sudah kembali ke rumah. Ia membawa sepiring kue penganan, cucur dan pisang goreng, yang Dayuni tebak adalah sebagai menu selamatan di rumah Bu Rapidah.

"Nih!" Dayuni keheranan, melihat dua buah paper bag di letakkan neneknya di atas meja. "Buka saja, itu dari Inu. Katanya buat kamu. Nenek saja yang selalu wara-wiri bersama Bu Rapidah nggak kebagian, kamu ... dapat."

"Nenek cemburu sama Dayu?" Gadis itu menggeleng geli melihat wajah neneknya yang berubah cemberut. Ia menghampiri, memeluk lengan si nenek, bergelayut manja seperti anak TK.

"Bukan cemburu. Nenek heran saja. Padahal, kamu sudah tidak menyukai dia lagi, kan?"

Dayuni berdeham kecil. Wah, ini ternyata cuma akal-akalan si nenek saja biar mengetahui isi hatinya.
Ia berusaha menahan diri dari rasa penasaran, supaya tidak bertanya pada nenek bagaimana rupa lelaki itu sekarang, makin rupawankah? makin gagah dengan kulit eksotisnya? Atau jangan-jangan, kulit kecokelatan Inu sudah berubah putih karena lelaki itu terlalu lama tinggal di kota? Dayuni sampai pusing sendiri memikirkannya.

"Bawa ke kamar itu, kalau kamu malu bukanya di depan nenek. Jangan lupa ... besok bilang terimakasih sama Bu Rapidah dan Inu. Kalau sudah nggak suka, tak apa. Yang penting jangan kehilangan rasa kesopanan."

"Iya, nek." Dayuni mengiyakan saja, daripada mereka berdebat. Karena sebenarnya ia belum siap mental bertatap muka secara langsung. Takutnya dia dengan norak kembali melantangkan suara kalau Inu masih tetap menjadi pangeran idaman hati yang ia patenkan selalu sebagai calon suami. Ia takut mempermalukan diri.

Setelah memakan kue cucur yang memang menjadi favoritnya, Dayuni meraih paper bag di atas meja dengan hati berdebar-debar tak karuan.

Membawa ke dalam kamar, mengunci pintu untuk memastikan neneknya tidak masuk dan memergokinya seperti orang gila karena kesenangan diberi oleh-oleh dari Inu.

Perlahan, ia membuka paper bag yang terkecil, lantas mengeluarkan isinya dengan mata berbinar.

Ya ampun. Air mata Dayuni nyaris saja meleleh saking bahagianya. Membongkar lagi paper bag yang agak besar, mengeluarkan dengan tergesa. Lalu ia memeluk kedua barang di tangannya itu dengan sangat erat. Mengucapkan nama Inu berkali-kali, bahkan kalau bisa sampai ribuan kali. Sampai ia kelelahan dan tertidur pulas.

Biar saja Dayuni dikatai tak tahu diri, dia kan mana peduli. Rasanya tidak ada yang lebih membahagiakan diri ketimbang menerima hadiah seperti ini dari lelaki yang ia gilai setengah mati.

"Kak Inu, gimana caranya Dayu harus berterimakasih, sedangkan Dayu takut memeluk kak Inu sampai sesak napas." Pipinya sampai terasa kaku karena terlampau banyak tersenyum, membayangkan kalau Inu juga tak sabar ingin berjumpa dengannya, mengucapkan kata rindu yang telah lama Dayuni damba.

Ia gila!

Hanya karena seorang lelaki bernama Wisnu Damara, hampir seluruh kewarasannya habis tak bersisa.

Segera merapal doa, dengan dua hadiah yang masih dalam dekapan, Dayuni berharap ia tertidur nyenyak dan bermimpi indah malam ini, tentu saja dengan lelaki itu yang turut hadir dalam mimpinya. Membagi bahagia yang terlalu besar untuk Dayuni rasakan sendiri.

Ah, romansa ...
Terlalu indah dirasa, sampai Dayuni melupakan fakta, kalau hari masih terlalu sore untuk tidur malam seperti yang ia gadangkan.



TBC

Story by Linasyah
4iinchAvatar border
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 17 lainnya memberi reputasi
18
2.4K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.