Jakarta, CNBC Indonesia - Istilah 'Indonesia adalah bom waktu virus corona (COVID-19)' ramai diperbincangkan belakangan. Itu terjadi setelah seorang dokter Malaysia bernama Musa Mohd Nordin mengungkapkan istilah itu dalam sebuah wawancara dengan channel berita Malaysia Astro AWANI, Minggu (5/4/2020).

"Saya khawatir dengan Indonesia. Indonesia adalah bom waktu. Kami tidak mengerti lagi," kata pria yang juga menjabat sebagai Konsultan Spesialis Pediatri dan Pengobatan di Rumah Sakit KPJ Damansara itu.

Lalu, apa sebenarnya yang membuat dirinya bisa membahas hal tersebut? Dari pantauan CNBC Indonesia, sebelum membahas tentang Indonesia, Nordin sebenarnya membahas mengenai wabah COVID-19 di Malaysia.

Pada awal wawancara, Nordin mengimbau warga Malaysia untuk mematuhi aturan yang diterapkan pemerintah, seperti tinggal di rumah dan hanya keluar untuk melakukan hal penting, dan menjaga jarak sosial (social distancing).

Selain melindungi diri dan keluarga dari terjangkit, upaya itu juga bisa membantu pihak rumah sakit dan petugas medis dari kelebihan pasien.

"Anda rakyat Malaysia bisa membantu kami. Kalau Anda tidak sehat, Anda masuk rumah sakit jadi pasien COVID-19, Anda membebani kawan-kawan kami di rumah sakit-rumah sakit COVID-19," katanya.

Lebih lanjut, Nordin membahas mengenai negara-negara yang sudah sukses menekan kasus corona. Di antaranya yaitu Korea Selatan, Singapura, Taiwan dan China. Nordin mengatakan Malaysia seharusnya meniru negara-negara itu dalam menangani wabah di dalam negerinya.

"[Kurva kasus COVID-19] kita belum mendatar. Kalau kita lihat Korea Selatan yang telah melakukan pengujian, contact tracing, quarantine dan social distancing, [kurva] mereka telah naik secara mendadak dan sekarang telah turun mendadak juga. Jadi, kita harus belajar pada Korea Selatan, Singapura, China, Taiwan, kalau kita ingin menyelamatkan negara kita," jelasnya.

"We have to work together."

Menurut Nordin, beberapa cara yang bisa ditiru dari negara-negara itu termasuk melakukan tes massal serta memanfaatkan teknologi dalam prosesnya. Selain itu, harus ada sinergi juga dari pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan dan swasta untuk bersama-sama memerangi wabah.

Ia juga menyarankan agar masyarakat mematuhi aturan pemerintah dan tidak menanggapi situasi sebagai sesuatu yang enteng mengingat cepatnya penyebaran wabah yang belum memiliki vaksin maupun obatnya tersebut.

Untuk memastikan rakyat menjalankan aturan, Nordin mengatakan pemerintah harus lebih dulu memberikan contoh nyata.

"Itu penting," katanya. "Dewan Keamanan Nasional (MKN) harus memberi contoh. Semua menteri Malaysia harus memberi contoh. Jika tidak, kita akan gagal karena kita gagal dari atas."

Ia juga meminta agar mereka yang melakukan isolasi mandiri (self-isolating) untuk menjalankan aturan dengan benar. Sebab menurutnya, banyak sekali yang gagal melakukan self-isolating di rumah dan malah menularkan wabah hingga membahayakan orang-orang yang berada di sekitarnya. Selain itu, hot spot pandemi juga harus dikunci (lockdown).


"Orang yang kembali dari London, Italia, Iran, Anda harus memastikan mereka ditempatkan dalam tempat terpisah, pusat isolasi, rumah sakit sementara, tidak boleh kembali ke keluarga mereka karena China sudah membuktikan bahwa isolasi dengan keluarga adalah sebuah kegagalan," jelasnya.

"It doesn't work. We have to be clear on this."

Langkah lain yang penting dan harus diperhatikan adalah mengawasi akses keluar-masuk di perbatasan, apalagi dari negara-negara yang mencatatkan banyak kasus seperti Indonesia, katanya.

"Saya khawatir dengan Indonesia. Indonesia adalah bom waktu. Kami tidak mengerti lagi," katanya. "Saya sarankan kepada Dewan Keamanan Nasional (MKN) Malaysia, kita harus menjaga perbatasan kita atau itu akan menjadi cluster baru dari COVID-19. Wallahu a'lam."(res)




Biasa aja, orang malaysia nih lebay amat



Presiden sini aja msh santai liat warganya pada mudik


Menkes negeri ini sakti koq gak perlu diragukan