Lebih baik diam ketimbang bersuara namun menyakitkan.


Orang yang Pamer, atau Kamu yang Hasad?




Yang namanya netizen di Negeri berflower kita tercinta ini, tidak pernah yang namanya merasa puas.
Selalu saja mereka bisa menemukan titik celah kekurangan orang lain untuk dikomentari.

Contohnya ini, kalau kita bikin status di facebook, mengupload foto sendirian dibilangnya sok kecakapan biar dianggap single dan lain sebagainya.

Terus kalau kita mengupload foto bareng suami atau anak, eh, malah dibilangnya sok pamer keluarga bahagialah apalah inilah itulah. Dan ... kalau cuman upload foto berdua suami, bilangnya eh hati-hati nanti di rebut sama pelakor.
Kalaupun upload foto anak aja dibilanginnya pamer, kasihan katanya yang belum punya anak nanti sedih melihat kebahagiaan orang lain.

Hai, para netizen yang budiman di negara kita tercinta ini! Tolonglah yah, yang kata kamu itu orang posting ini dibilang pamer, posting itu dibilang pamer. Terus apa bedanya kamu sama mereka?

Kamu punya penyakit hati yang orang lain posting membuatmu pusing sendiri.
Kalau kita tidak suka melihatnya wara-wiri di social media, silahkan diblokir ataupun di unfriend.

Dengan begitu kamu tidak akan lagi bisa melihat postingan mereka, apapun yang mereka bagikan. Mau makanan, kendaraan, rumah, mobil, ataupun keluarga bahagia, itu urusan mereka, itu terserah mereka, itu hak mereka!

Bisa jadi mereka membagikannya karena ingin berbagi kebahagiaan, ingin orang lain melihat dan itu bisa menjadi sebuah support dan inspirasi untuk mereka.

Untuk yang belum mempunyai anak, bisa berusaha lebih lagi, untuk yang belum mempunyai pasangan bisa berusaha lagi, terlepas dari jodoh sudah ada yang mengatur

Melihat orang memposting makanan, jangan langsung menjudge, kamu bisa mengambil hal positif dari sana. Bisa memberikan ide untukmu memulai usaha dengan menu-menu yang tersebar di sosial media oleh orang yang kamu katakan selalu pamer.




Jangan Ribet untuk Hal yang Tidak Mengganggumu Secara Pribadi




Sebenarnya bukan orang lain yang membuat kita sakit hati, tapi diri kita sendirilah terlalu meribetkan hal yang sebenarnya tidak penting. Selagi mereka tidak mengganggu kita secara pribadi, itu adahal hak mereka. Mereka membuat akun sendiri, tanpa berniat melukai hatimu yang iri.

Iya, kan? benar, kalau kita sendiri yang membuat semua itu merepotkan?

Begitulah kalau kita tidak memiliki jiwa bersosialisasi, tidak akan pernah merasa puas dengan orang lain, tidak akan pernah merasa cukup untuk mengomentari kehidupan orang lain. Selalu saja ada hal yang kurang.

ingatlah wahai netizen, bukan cuma orang lain yang bisa kita komentari tapi orang lain juga bisa mengomentari tentang hidup kita.

Jadi ... berhenti berpikiran negatif. Selalu berpikiran positif biar hati tidak sakit.

Belajar lagi tentang intropeksi diri.
kita boleh beropini, tapi jangan kita mencaci.
Boleh berkomentar, asalkan jangan terlalu berkata kasar.
Kalaupun orang lain terlihat salah di matamu wahai para netizen julid bin nyelekit, tegurlah secara halus, agar tak menyakiti hati.

Ambil sisi baiknya, jangankan dengan orang lain, dengan saudara pun kita terkadang memiliki opini yang berbeda dalam berbagai hal. Tapi, semua punya solusinya.
Karena kita semua saudara.

Bisa jadi, ada kisah tragis dibalik sebuah poto yang mereka posting. Karena sebenarnya mereka hanya tidak ingin menceritakan kedukaan mereka pada orang lain.

Jadi ... bukan orang lain yang pamer, tapi hatimu-lah yang menyimpan kedengkian.

Sekian, dari manusia yang awam akan ilmu. Jika salah kata, mohon dimaafkan. Tidak ada niatan menyinggung siapapun.





Opimi : Pribadi
Gambar : Google dan di sini