melastdeeAvatar border
TS
melastdee
Sendiri Itu Menyakitkan ? Namun Ada Sebuah Jawaban


Sudah tiga tahun aku merasa menjadi anak yang tidak berguna, aku tinggal di Jakarta bersama keluarga, ibu ku sudah tidak lagi usaha dan ayah ku sudah meninggal sejak aku kelas 5 SD. Umurku kini 25 Tahun. Susahnya mencari kerja saat ini karna pendidikan ku yang terlalu rendah. Bukannya ibuku tidak bisa membiayai sekolah, hanya saja aku terlalu malas saat itu untuk sekolah, karna susah untuk ku bersosialisasi, jadi tidak ada teman dekat semasa aku sekolah. Akhirnya akupun keluar.  Aku anak ke tiga dari empat bersaudara, kedua kakak ku sudah menikah, dan adik ku masih berumur 7 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, aku, adik, dan ibuku, kami bertiga hanya mengandalkan uang yang dikirim dari kakak pertama. Aku bangga kepada kakak pertama, karna dia orang yang paling sukses diantara kami, terkadang juga aku iri karna tidak bisa menjadi orang seperti dia.


Kala itu aku sering melamar kerja kesana kemari, namun tidak pernah ada panggilan sama sekali. Ijazah SMP ku ternyata benar-benar tidak berguna, dan sekarang aku bingung harus bagaimana ?. Setiap hari di rumah, aku hanya memainkan game yang ada di ponsel ku, kadang juga aku merenung cukup lama memikirkan mau jadi apa aku kedepannya ? Sampai saat ini pun aku tidak tahu. Karna sering terlalu bersantai-santai, ibuku kini sering memarahiku dan mulai membanding-bandingkan aku dengan kakak-kakak ku yang lain. Mereka sudah mandiri, berkeluarga, dan mempunyai kehidupan mapan. Aku jadi sering depresi ketika ibuku sering merendahkan ku, kadang-kadang emosiku juga kini tidak bisa terkontrol. Sesekali aku selalu membentak ibuku ketika ibuku marah sambil mengatakan kata-kata kasar kepadaku.

Kini aku merasa bahwa keluarga ini sudah tak harmonis lagi, sudah tak tenang seperti dulu lagi. Setiap hari di rumah yang ada hanya keributan. Rasanya aku benar-benar mau mati saja, hidup pun jika tak berguna buat apa ? Aku lemah, aku lelah, dan aku pasrah. Ada satu rumah di Tasikmalaya milik kakak ku yang tak ditempati, saat itu juga aku pergi kesana untuk menenangkan diri. Hanya berbekal kunci, dan uang untuk ongkos naik bus juga uang makan selama satu minggu disana. Hari pertama di Tasik, aku merasakan ketenangan yang luar biasa, suasana saat itu benar-benar tenang, apalagi rumah ini berada tepat di pedasaan yang jauh dari kotanya. Bisa di bilang pinggiran. Hari Kedua masih tenang, Hari ketiga mulai jenuh, hari ke empat sangatlah hening, hari ke lima aku tidak keluar rumah seharian. Dan hari ke enam aku benar-benar merasa sendiri, seperti halnya tak terlihat, aku mencari keramaian, tapi seakan orang tak bisa melihat ku. Aku benar-benar merasa sendiri.

Aku mulai banyak menemukan sebuah jawaban, aku mulai bisa bersyukur dengan kehidupan ku yang sekarang. Meskipun keluarga ku sedang tak harmonis tapi aku sangat berterimakasih sudah di beri keluarga yang bisa melengkapi hidupku. Sungguh sendiri bagiku adalah penderitaan yang sangat sakit. Percuma seandainya aku seorang milyader pun jika hidup sendiri sama saja aku di ambang kesengsaraan yang luar biasa. Uang tak bisa mendengarkan ku bercerita. Selama enam hari ini aku menderita karna sendiri, dan saat hari ke tujuh aku akan pulang ke Jakarta lagi, aku baru sadar! Ternyata aku tak pernah sendiri ? Aku melupakan tuhan yang selalu menemani, dan dialah selama ini yang membuat kesadaran di jiwa ku. 


seokpoway1990Avatar border
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 17 lainnya memberi reputasi
18
1.8K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.6KThread27.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.