kangbubun17Avatar border
TS
kangbubun17
Bunda,jangan menangis
# Part 2
Hai agan dan sista terima kasih yangsudah melihat story ane, bagaimana kisah laras berikutnya. yuk di pantengin ya agan dan sista. 
     
Usia Laras kini  sudah dua belas tahun, Laras memiliki paras yang cantik, rambut panjang terurai, ini hari yang bahagia baginya, ia mendapat kado manis dari Jaka, kaka yang selalu memperhatikan dia.

“Hayyu dong dibuka !” pinta Jaka sambil merayu.

“ntar…”

Laras berlari ke sudut  rumah, disobeknya kado. Sebuah boneka elsa, berwarna biru, warna kesukaannya. Dipeluk erat tangannya begitu kencang memegang boneka itu, diam dan tertidur. Terbang bersama mimpi.

***

"Teng..Teng" bunyi bel masuk kelas terdengar kencang. keasikan bermain akhirnya disudahi. masuk kelas dengan wajah penuh berseri. Pak guru masuk dan menyapa dengan senyuman.pelajaran pun dimulai

Semua siswa sedang asik menulis pelajaran yang diberikan guru, kecuali Tania dan Sisil selalu aja bikin heboh kelas, bukannya menulis berdua malah saling lempar kertas. Mulut mereka membuat siswa yang lain kesel.

“Tania bias diam tidak, berisik !” ujar Romlan.

“Apa an sih,” sambil melemparkan cibiran ke arah  Romlan.

“Ada apa sayang?”

Geeer…. Semua siswa dibuat tertawa oleh ulah Sisil.

“Hey… di - am, di di – am,” Laras mencoba menenangkan.

Karuan saja, dengan suara Laras yang terbata - bata, siswa bukan diam bahkan makin ramai. Apalagi dengan sikap Tania dan Sisil. Keduanya kembali meniru suara Laras. Tentu bukan untuk menenangkan tapi untuk meledek dan mem-bullyLaras. Laras langsung teriak dan mengacak-acak buku dan apa saja yang  ada di atas meja. Guru Jon langsung menghampiri. Tetap tak dapat meredam amarah Laras.

Tania melihat hal itu bukan iba, dia bahkan berujar, “Dasar idiot!”

Sudah Pa, bawa ke kantor, habis kenapa sih tuh anak di sekolahkan di sekolah ini. Inikan kan buat sekolah normal. Dia harusnya masuk ke sekolah  SLB. Sekolah idiot maksudnya.

“Iya, Pa. Anak tidak waras bawa ke kantor, pindahkan Pa !” tambah Sisil.

Sikap Tania dan Sisil terus berlajut saut sautan memojokan Laras. Ramlan sebagai ketua kelas mencoba mendiamkan ocehan keduanya. Laras mengalami puncak emosi, bangun. Pa Guru di hadapan  yang sedang merayu Laras, di lewatiya.

Breeekk ...Laras melabrak. Tania jatuh dan kepalanya terbentur ke meja hingga KepalaTania berdarah. Semua kaget. Diam. 

Ratmi begitu mendengar informasi dari pihak sekolah lansung datang. Di kantorsudah ramai dengan wali murid. Laras berdiri kaku. Mulutnya rapat. Semua mata memandang, bagai rusa yang siap diterkam dan di kelilingi oleh harimau. Ratna memeluk sang buah hati.

Pelukan Laras begitu kuat dan tak mau dilepaskan, penuh ketakutan,gigi nya mengigil. Di gendong dan di bawa keluar. Teriakan murid lain penuh cibiran orang tua, mungkin juga wali dari Tania atau Sisil tak hentinya memaki.

“Dasar Anak Idiot!”

“Tidak punya otak!”

(Sekolah aturannya jangan terima anak seperti dia. Dia punya sekolah sendiri sana,di sekolah ABK. Untung anak saya tidak kenapa kenapa, hanya luka.”).

Ratmi berjalan, mengayun kaki dengan berat, air matanya tak dapat dibendung. Menetes dan mengucur ke pipi Laras yang ada di pangkuannya .

“Bunda. Jangan menangis,Laras cinta bunda. Laras janji tidak akan nakal lagi. Jangan tinggalkan laras.” Dipeluknya Ratmi makin kencang.

“Bunda akan selalu bersamamu sayang!” bisik Ratmi.

 

-----------------------------&&&&------------------------------------------

Sepekan sudah, bangku itu kosong. Penghuninya tak pernah hadir. Bangku itu dibiarkan kosong oleh teman-teman Laras. Mereka mulai kehilangan, Tania pun sadar, dialah yang bersalah. Tidak ada kabar yang datang ke sekolah. Laras anak baik. Penurut. Ia tidak pernah menyakiti. Kecuali teman-teman terlebih dahulu yang mengolok-olok. Ada kerinduan menghampiri teman-teman. Ia lucu. Polos, tak hanya itu kadang Laras lera tak makan, kalau teman-teman menyukai makanan yang ia bawa.

Beberapa wali murid mulai mempertanyakan keberadaan Laras, menanyakan kabar nya. Di group kelas, Rini sebagai korlas membuka pembahasan. Semestinya kita mengunjungi rumah Ratmi, dan mencari informasi kenapa Laras setelah peristiwa itu tidak hadir kesekolah.

Peristiwa itu, pukulan berat buat Laras. Ratmi sudah menerima. Tapi bagi Larasocehan mamah Tania, bagai ombak yang menghancurkan sendi-sendi. Harimau yang akan menerkamnya. Ketakutan. Penuh ketakutan. Ia tidak mau bertemu dengan siapa pun. Hanya Ratmi dan boneka Elsa yang menjadi teman sejatinya.

Rasa bersalah akhirnya menghantui mamah Tania,ia sadar bagaimana kalua hal itu menimpa keluarganya.apakah ia pun akan kuat menerima kenyataan itu. Desakan wali murid  di group kelas, memecah egoisme.Tak lama akhirnya ia bisa ketemu Laras. Memohon maaf.
 
 




4iinchAvatar border
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
421
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.6KThread27.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.