- Beranda
- Heart to Heart
Bunda,jangan menangis
...
TS
kangbubun17
Bunda,jangan menangis
asslamu alaikum
hai agan dan sista berikut cerber dengan tema bullying ,semoga menjadi teman bacaan buat agan dan sista yang sedang nikmati waktu berkumpulbareng keluarga. Dahsyat ya gant dan sist wabah corona ini. semoga cepat berlalu.
Ane kasih kisah menarik nih gant, biar bisa mengambil pelajaran. Dengan tema bullying. Bisa menghargai keadaan sseorang di sekeliling kita, menjadi diri lebih toleran.
oke, selamat membaca ya gant kisahnya!
Bunda, jangan menangis
#Part I
#Part I
"ya-ng merah, ya-ng ada bunga ma-wa nya !" teriak Laras terbata bata. dengan melemparkan bando yang ada di tangan pemberian Ratmi.
Teriakan Laras makin menjadi, menguling - gulingkan badan, tak henti Laras meminta bando kesayangan. Ratmi sebenarnya kasihan si kecil bergulingan di tanah. Hatinya teriak. Tak tega membiarkan putrinya terus menyakiti badan di tanah . Sering ia angkat dan pindahkan ke tempat yang tidur atas setidaknya alas yang lebih lembut cukup untuk tidak menyakiti badan, tetapi Laras akan teriak dan pindah berguling-guling di tanah. Bahkan bisa menjadi-jadi dengan membentur-benturkan [s]kan[/s] kepalanya ke tembok.
Kuping Ratmi sudah kebal dengan cemoohan orang. Ia tidak peduli. Hinaan tetangga masuk dan keluar tak pernah mampir di kepalanya . Ratmi tak buka suara sedikitpun. Ia lebih baik mencari bando itu. Matanya yang berkeliaran ke sana kemari mencari bando merah, tak luput di setiap kolong-kolong yang ada. Lelahnya setelah berjualan pecel tak dirasanya. Ia ingin putri kecilnya bahagia. Memakai bando yang menjadi kesukaannya.
Laras putri Ratmi yang keempat, kedua putra putri yang lain sudah besar dan berumah tangga dan memilih tinggal di kota, seperti kebanyakan pemuda di desanya memilih merantau setelah lulus sekolah SMA untuk mengadu nasib di kota. Namun setelah berhasil bukan tinggal di desa tapi memilih menetap dan akhirnya berkeluarga di kota. Sesekali saja datang ke desa.
Ratmi ditemani oleh Laras dan Jaka, putra ketiganya. Jaka sendiri masih menempuh sekolah ditingkat SMU. Syukurlah Jaka termasuk yang bisa diandalkan. Sekolahnya dapat beasiswa. Ia memang terhitung anak pintar. Sejak duduk di (SD) sudah mendapat peringkat kesatuterus.
Sementara Laras, divonis menderita Tunagrahita, hal ini diketahui setelah putrinya itu berusia tiga tahun. Ratmi sadar setelah anaknya itu lambat tumbuh kembang bicaranya dari teman teman sebaya. Ternyata tunagrahita memiliki kemampuan inteligensi lamban IQ di bawah 70 . Laras tak pernah mengenal wajah ayah. Darno meninggal saat Laras masih berusia 5 bulan dalam kandungan.
Darno yang memang bekerja sebagai sopir di sebuah perusahaan mengalami kecelakaan hingga menewaskannya. Dari situ semua kehidupan Ratmi berubah seratus derajat. Maklum Ratmi hanyalah seorang ibu rumah tangga. Pundi keuangan hanya datang dari suaminya. Walaupun begitu Ratmi tidaklah mengeluh atas pendapatan suami. Menerima dan sabar.
Kamu juga mungkin jadi anak yang pintar nak, jika hal hal itu tidak menimpamu, batin Ratmi. Tak terasa air mata mengalir dari bola mata dan menyeka dengan tangannya.Tak mudah bagaimana Ratmi mengayomi anak bontot nya itu, harus, tidak boleh lengah sedikitpun. Hasil tak kunjung datang, walau setiap sudut, tumpukan pakaian sudah di acak masih belum juga ditemukan bando itu.
----------------&&-------------------------------
Setelah tiga puluh menit berlalu suara itu tak lagi terdengar di telinga. Ratmi langsung sadar. Jangan jangan...,(“Jangan … jangan ….” Ratmi langsung panik dan segera bergegas. Terlalu lama meninggalkan gadis kecilnya itu di luar.
"Laraaaaas!" teriak Ratmi, begitu mengetahui putrinya sedang buang-buang dan melempar sapu lidi. Bitingan itu ngampar di mana saja, berserakan. Bagi Ratmi tentu bukan karena tingkah Laras. Sapu itu . Ya sapu itu yang jadi masalah, siapa si empu sapu itu. Ratmi ambil langkah seribu, segera ia rapikan, lebih baik ia membiarkan Laras nangis lagi dibandingkan si empu sapu itu tahu. Bisa merah kupingnya seminggu denger ocehannya.
"Hey...." teriak Karin.Sapu gw mau diapain heh, Lu ya nyusahin mulu hidup lu.” Spontan saja, Ratmi kaget. Orang yang dihindarinya sudah ada di belakang. "Minggir sana, ya Tuhan dosa apa gw. Dikasih tetangga ama yang ginian. Biar pada pergi ngapa Tuhan.” ketus Karin.
Bagi karin, Laras dan keluarga tak lebih bagai kotoran yang menjijikan. Setidaknya keadaanya seolah merusak pemandangan.Ratmi sudah faham betul tetangganya itu. Keluarganya tidak ada baiknya di mata karin . Entahlah apa penyebabnya.
Dulu masih ada suami, keluarga itu baik.Itulah roda kehidupan, dulu bisa saja kuat dan kaya tapi semua itu kalau sudah diambil yang Kuasa, siapapun tak bisa menolaknya. Ratmi sadar derita ini pastilah akan ada akhir. Sambil menggendong Laras, dia buru-buru masuk rumah. Meninggalkan ocehan Karin, tetangga sebelah rumahnya.
nona212 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
746
6
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
21.6KThread•27.5KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru