Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

han766Avatar border
TS
han766
DI TANAH PERANTAUAN MEREBAKNYA VIRUS CORONA
Covid '19



Di perantauan kita sering dibuat rindu kampung halaman, bukan karena apa kita dibuatnya rindu, melainkn tentang bagaimana kita mengukir banyak hal indah semasa di kampung halaman.



Banyak hal yang akan membuat kita rindu pada kampung halaman setelah kita lama di tanah perantauan. Ya, beberapa hal itu tidak lain yang akan pertama kali kita datangi setelah sampai di kampung halaman. Diantaranya sebagai berikut.



Hal pertama yang pasti kita rindukan dan ingin segera kita tunaikan adalah Ibu dan Ayah. Kedua insan ini adalah motivasi terbesar kita untuk segera pulang saat di tanah rantau. Mereka alasan terbesar untuk pulang ke kampung halaman apapun alasannya. Keduanya telah memberikan segalanya untuk kita agar kita bisa menjalani hidup dengan baik. Masa iya kita gak bisa berbuat yang sama pada mereka?



"Kapan kamu akan pulang, nak?" kalimat sederhana itu mungkin terdengar begitu simple bagi sebagian orang, termasuk kita. Tapi yang perlu kita semua ketahui, di balik kalimat itu menggunung rasa rindu yang tak sanggup mereka lontarkan hanya karena takut menyinggung kita atau mereka takut mengganggu aktivitas kita di luar sana. Kita sebagai anak harus peka dan segeralah mengatur jadwal untuk pulang menemui ayah dan ibu sesibuk apapun. 



Dulu saat kita masih kecil, Ayah dan Ibu kita selalu berkorban demi kebaikan kita sekalipun mereka sibuk dengan berbagai kesibukan, tapi mereka tetap meluangkan waktunya untuk memberikan yang terbaik untuk kita anaknya. Lantas bagaimana dengan kita?



Hal kedua yang akan kita rindukan dari kampung halaman adalah makanannya. Ya, sejauh apapun kita merantau, seenak apapun makanan yang kita makan di tanah rantau, tetaplah makanan kampung halaman yang kita rindukan. 



Hal selanjutnya yang tak bisa kita pungkiri kerinduannya adalah pada suasana di kampung halaman. Mungkin mulut kita akan berkata bahwa di tanah rantau, pada gemerlapnya kota yang menyambut kita saat pertama kali datang adalah moment indah yang ada dalam hidupnya. Tapi itu hanya di mulut saja, karena dalam hatinya tetap merindukan suasana kampung halaman yang pertama kali menyambut kita saat pertama kali melihat dunia. Namun jika ada orang yang tak pernah merindukan kampung halamannya, itu artinya dia belum pernah menggunakan hatinya untuk merasakan apa yang telah kampung halamannya berikan, tak pernah bersyukur.



Tahun ini, moment pulang kampung itu lebih awal kita rasakan bukan karena kita rindu Ayah dan Ibu, bukan karena rindu makanan di kampung halaman dan bukan juga merindukan suasana kampung halaman melainkan kita pulang gara-gara virus corona mewabah di tanah rantau. Ya, ini apa yang juga kurasakan saat ini. Mewabahnya virus corona di tempatku mengajar, membuatku harus pulang kampung lebih awal.



Pemerintah memberikan kebijakan di minggu pertengahan maret tentang diliburkannya aktivitas belajar mengajar, dan segala aktivitas di luar rumah termasuk para pekerja dan menghimbau kepada seluruh murid di Indonesia untuk belajar di rumah. Hal itu mengharuskaku tetap di rumah saja, padahal aku harus mengajar di luar rumah. Selama dua minggu lebih aku dan beberapa guru lainnya hanya berdiam diri di dalam rumah walau sesekali membantu murid yang sedang belajar di rumahnya via Wa, tetaplah kita tidak bekerja. Selama dua minggu itu kita mulai merasa jenuh, tapi kami tetap di rumah untuk kebaikan Indonesia.



Empat belas hari anjuran pemerintah untuk tetap dirumah masih belum memberikan peluang untuk memutus rantai penyebarab virus, lantaran sebagian besar mereka tetap beraktivitas sebagaimana mestinya tanpa memikirkan penyebaran virus itu sendiri.



Kembali pada aku yang dua minggu lebih di sana tanpa bekerja dan mungkin masih banyak di  luar sana yang sama merasakan apa yang aku rasakan. Dengan tanpa kerja di tanah rantau itu akan mengakibatkan kita dalam melanjutkan kehidupan, karena kehidupan seorang perantau adalah bagaimana mereka bekerja dan menghasilkan uang. Kalau tidak bekerja bagaimana kita menyambung hidup? terlebih bagi mereka yang hanya menunggu dari hasil kerja setiap bulannya? 



Kenapa pulang kampung? Bagaimana jika membawa virus dari sana? Apa kamu gak sayang pada orang rumah? pertanyaan itu secara langsung menyemprotku yang baru saja pulang ke kampung halaman. Maaf, bukan aku tak sayang atau tidak memikirkan mereka, tapi ini langkah yang harus aku ambil bersama dengan beberapa teman seperantauan. Jika kita tidak pulang kampung, bisa-bisa kita lebih resah, karena faktor ekonomi. Bisa saja di rumah aja dan terbebas dari virus, tapi bagaimana dengan ekonomi kita? Aku rasa semuanya mengerti lah... toh! kita berani pulang kampung karena kita gak bisa apa-apa di tanah rantau. Hanya pilihan pulang kampung saja yang bisa kita ambil.



Semoga pulang kampung yang kami pilih ini bukan penyebab menyebarnya virus di kampung halaman. Sebisa mungkin kita tetap mengikuti prosedur yang pemerintah anjurkan.


Semoga negeri ini segera membaik.



Sumber tulisan : Opini pribadi
Pict : Google
Diubah oleh han766 10-05-2020 16:00
tomygunawanlieAvatar border
deep.blueAvatar border
NadarNadzAvatar border
NadarNadz dan 17 lainnya memberi reputasi
18
882
53
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
KASKUS Kreator Lounge
KASKUS Kreator LoungeKASKUS Official
1.2KThread993Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.