sumber gambar

Kisah ini sudah lama terjadi, kebetulan saya adalah salah seorang supir taksi biasa di panggil dengan nama Niko. Terlihat keren tapi nama panjang saya adalah Jatniko.

Malam ini seperti biasa saya berputar-putar area Jakarta mencari penumpang, rasa lelah memang menghampiri tubuhku tapi tak kuindahkan. Setidaknya hidup itu perlu makan, kalau ga narik ya bisa kelaparan nantinya.

Tiba-tiba ada dua orang wanita menyetop taksiku, rasa senang ada penumpang di tandai dengan senyum sumringahku.

Aku pun menanyakan kemana tujuannya, ditambah dengan senyum manis agar penumpang senang.

"Karet Bivak ya Pak!"

Ujar salah satu wanita, lalu aku mulai mengendarai taksi dengan kecepatan sedang. Ada keanehan ketika kedua penumpang ini masuk, tercium bau melati menusuk hidung.

Aku pun melihat ke arah spion untuk melihat kebelakang, kedua penumpang hanya diam saja dan menunduk. Namun ku enyahkan bau melati yang membuat bulu kudukku berdiri. Kemudian tak lama ada bau gosong yang tercium olehku, apakah ada kabel yang terbakar? Kuperiksa bawah tak ada tanda-tanda yang konslet, aku pun tetap terus menjalankan mobil dengan santai. Kubuka jendela sedikit agar hawa udara malam masuk mengurangi bau yang ku cium.

Lalu seseorang dari gadis penumpangku pun memberikan intruksi menuju jalan singkat.

"Pak lewat sini aja belok kiri terus kanan lurus ya?"

"Ohhh iya mbak" taksi ku arahkan sesuai petunjukknya.

"Nah terus kiri lagi pak, pelan-pelan nanti tinggal lurus aja!"

"Iya mbak" aku pun mulai melambatkan mobil.

Kulihat samping kiri kanan perumahan elite yang megah, nampaknya perumahan orang kaya. Tapi keadaan jalan sepi sekali tak ada kendaraan yang lewat.

"Sebentar ya pak, ada yang mau saya ambil"

Salah seorang dari wanita itu pun turun dari taksi, setelah itu bau daging terbakar sangat terasa di hidungku. Busuk dan rasanya seperti mau muntah, kemudian aku pun menengok ke arah penumpangku di belakang.

"Astaga" aku langsung loncat ke luar taksi ketika penumpangku berubah menjadi hitam legam, dan gosong baik tubuh dan wajahnya bahkan dari bagisn tubuhnya mengeluarkan asap.

"Mau kemana pak? Ini belum sampai rumah!" Dia memanggilku.

Aku pun berlari keluar, dan aku bertemu dengan wanita yang tadi keluar dari taksiku. Wajah cantiknya berubah menjadi pucat lalu tertawa cekikikan "Mau kemana pak?"

Aku terus berlari, entah sudah sampai mana. Kurasa air kencingku membasahi celana saking takutnya dengan kedua hantu tadi. Apalagi aku melihat bayangan putih sambil tertawa yang terbang di udara mengejarku, tak ayal aku ambil langkah seribu.

Aku terengah-engah, hingga aku besandar di sebuah halte bus tapi tiba-tiba bukan sebuah halte yang kududuki tapi kuburan cina. Dan tepat di depanku ada pocong yang semakin lama semakin dekat, ia melompat dan wajahnya gosong terbakar.

Kepalaku pun pusing hingga akhirnya pandanganku pun gelap. Lambat laun ada suara berisik di telingaku, aku pun lekas terbangun ternyata warga sudah banyak berkerumun.

Aku juga masih berada di dalam taksi, bukan di kuburan China. Lalu aku segera keluar dari taksi makin aneh lagi lah apa yang kulihat! Taksiku sudah berada di gang sempit tanpa tergores apapun, pas banget satu badan mobil.

Taksiku pun terjebak di gang sempit, ini semua di luar nalar manusia. Tak ada yang tergores sedikitpun, namun untuk keluar taksi ini terjebak oleh pohon-pohon yang di tanam warga.

"Ini kok bisa gini pa?" Salah satu warga bertanya, kuceritakan semua yang kualami.

"Waduh pak, itu sih demit klender" kata warga yang lebih muda.

"Iya pak Mall Klender pas tahun 1998 kan dibakar, makanya banyak yang penasaran pak!" Sambung warga yang lainnya.

Aku hanya diam tak bisa berkata banyak, setidaknya dunia lain itu memang ada dan mereka juga mereka ingin eksis. Untuk itu berhati-hatilah kalau pulang malam, terkadang apa yang kita temui bisa saja bukan manusia tetapi hantu.

Kerusuhan Mei 1998 juga menimbulkan trauma, maka jangan sampai pembakaran toko terjadi lagi dan hindarilah kerusuhan, agar tak ada lagi mahluk yang penasaran yang akhirnya menganggu manusia.

#######

Penulis boyo.