Melakukan ibadah haji bagi yang mampu, tentu kita semua telah mengetahui rukun islam yang ke lima ini.
Semua umat muslim memegang teguh kelima rukunnya untuk menemui kesempurnaan dalam beragama.

Begitu juga dengan kisah seorang Raja besar yang berasal dari daratan Afrika Barat. Seorang Raja yang kisahnya diceritakan secara turun temurun karena ke dermawan di tengah kekayaan yang dia miliki.

Raja ini bernama Mansa Musa, seorang Raja di abad ke 14.
Mansa Musa sendiri lahir di dunia pada tahun 1280 dari keluarga para penguasa, salah satu saudaranya yang menduduki sebagai Raja sebelum Mansa Musa adalah Mansa Abu Bakr II.
Mansa Musa sendiri adalah cicit dari pendiri kerajaan Mali, yang didirikan oleh Sunjata pada tahun 1312.

Mansa Musa adalah sosok yang mempunyai dasar agama dan ilmu dagang sejak dia kecil, dia belajar ilmu agama dan ilmu dagang dari saudaranya sampai mengantarkan Mansa menjadi seorang Raja kaya raya dan mampu memakmurkan mastarakatnya. Bahkan pada masa kepemimpinan Mansa menjadi seorang Raja, dia mampu membawa Mali kepada kejayaan.

Konon menurut sejarah yang tercatat, Mansa Musa adalah orang terkaya di dunia yang kekayaannya tidak dapat ditaksir banyaknya.
Menurut Rudolph Butch, Profesor University of California, Mansa Musa dinobatkan menjadi manusia terkaya sepanjang masa.
Kekayaannya tidak terkira banyaknya, menurut hitung-hitungan orang yang pernah memperkirakan kekayaan Mansa Musa mencapai 5.700 triliun, namun itu hanya perkiraan dan mendapatkan sanggahan dari beberapa sejarawan yang memperkirakan harta Mansa Musa lebih dari yang telah dihitung.

Kerajaan Mali memang terkenal kaya dengan sumber daya alam emas dan garamnya, sampai merajai daratan Afrika Barat hingga sebagian Gurun Sahara. Kekayaan ini lah yang membawa rakyat Mali menjadi rakyat yang makmur serta sejahtera!

Nampaknya tidak hanya kaya harta, Mansa Musa juga mempunyai kedermawanan yang tinggi.
Dengan kekayaannya dan keimanannya Mansa Musa melakukan kewajibannya menjadi muslim yang baik!

Pada tahun 1324 Mansa Musa menetapkan keinginannya untuk beribadah Haji ke tanah Makkah Al Muqaromah, dengan penuh keyakinan dan kemantaban hati di usianya yang ke 44 tahun dia akan menunaikan rukun islam yang ke lima.
Jika dilihat dari kecukupan harta tentu dia sudah sangat berlebih, jika dilihat dari kecukupan iman serta keluhuran dia juga tidak dapat diragukan, telah memakmurkan semua rakyat Mali di bawah pimpinannya.

Perjalanan dari Afrika Barat ke Mekkah tentu bukan perjalanan yang sebentar.
Mansa Musa memutuskan untuk mengajak semua pelayannya yang ditaksir mencapai 60ribu orang serta membawa semua bawahannya sebanyak 12ribu orang untuk ikut serta beribadah haji melewati Gurun Sahara dan Mesir.
Bahkan di dalam perjalanannya, Mansa Musa sempat tinggal di Mesir mendiami kerajaan musim panas dari Raja Mesir yang dipinjamkan selama Mansa Musa rehat di sana sebelum akhirnya Mansa menetap tinggal 3 bulan di Kairo.

Tidak hanya pelayan dan bawahan yang ikut serta dia bawa, ribuan unta dan kekayaan dia bawa di dalam perjalanan.
Sepanjang perjalanan Mansa Musa membagikan hartanya kepada orang-orang tidak mampu yang dia temui sepanjang perjalanan.

Perjalanan panjang Mansa Musa selama satu tahun menuju Makkah, nampaknya meninggalkan dampak positif bagi daerah-daerah yang dia singgahi.
Perekonomian dan kesejahteraan mereka sangat terbantu dan angka kemiskinan pun menurun karena kehadiran Mansa Musa.

Jika dibahas lebih jauh tentu sejarah Mansa Musa tidak habis satu buku besar, karena keimanan dan ketaqwaan Mansa Musa ini sangatlah luas.
Di dalam perjalanannya ke Makkah pun penuh gejolak, dia sempat bersitegang dengan penguasa Mesir yaitu Sultan Al Nasir saat menginjakan kakinya di Mesir, yang mewajibkan siapa pun yang datang ke Mesir harus sujud ke tanah dan mencium kaki Sultan Al Nasir.

Tapi karena keteguhan iman Mansa Musa, dia tidak menerima untuk melakukan hal itu dan menggunakan salam biasa setelah beberapa kali melakukan kompromi. (Sejarahnya akan diceritakan lebih lanjut di thread yang lain).

Setelah melakukan perjalanan yang cukup lama dan menyelesaikan ibadah haji, Mansa Musa pulang ke Afrika Barat dengan gelar haji yang sebenarnya.
Ketawaduannya semakin bertambah, dan sisa usianya ia habiskan untuk menjadi pelayan rakyatnya.
Bahkan tidak segan Mansa Musa mendatangkan para penyiar agama islam dari daratan Jazirah Arrab untuk mengajarkan ilmu agama di Afrika Barat, agar rakyatnya lebih paham tentang agama yang mereka peluk.

Namun sangat disayangkan, Mansa Musa tidak berumur panjang, Raja Mansa Musa meninggal dunia di tahun 1337 dengan usianya yang ke 57 tahun.

Setelah sepeninggalan Raja Mansa Musa, tentu duka mendalam rakyat Mali sangat dirasakan. Ditambah Raja pengganti dari Mansa Musa tidak dapat mengikuti jejak kejayaan Mansa Musa!

Bagaimana GanSis, apakah kita bisa mengambil kesimpulan dari sejarah singkat Mansa Musa Raja Mali ini?
Tentu kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran hidup, bahwa meski pun kekayaan mengelilingi kita karena kerja keras diri sendiri, bukan berarti kita dapat melupakan orang di sekitar dan Tuhan yang telah memberikan kehidupan!
Kita tetap harus beriman dan bertaqwa kepada Tuhan serta berguna bagi masyarakat yang ada di sekitar kita.

Oke, semoga thread kali ini bermanfaat bagi kita semua dan memberikan pelajaran baik untuk dipraktekan.
Terima kasih buat yang sudah singgah, jangan lupa tinggalkan jejak pendapat Agan dan Sista dengan ikut berkomentar di bawah!