Assalamualaikum





Siang, GanSist. Ane kembali lagi, nih. Barusan ane berbagi berita mengenai vidio TikTok yag sedang viral. Jika GanSist belum sempat atau belum melihatnya, bisa kalian kunjungi di sini, ya.

Sekarang, ada berita duka sekaligus haru yang sedang dirasakan oleh seorang laki-laki muda calon prajurit. Untuk menjadi seorang prajurit, baik angkatan udara atau laut. Tentu bukan hal mudah, ya, GanSist. Harus melalui proses yang panjang. Dari tes ini dan itu. Berbagai hal harus dipersiapkan. Kekuatan fisik, kesehatan, juga kesiapan mental menghadapi segala kemungkinan.

Belum lagi berada jauh dari keluarga, dan orangtua. Akan tetapi, meski demikian, menjadi seorang prajurit untuk melindungi bangsa adalah hal yang luarbiasa. Begitulah yang dilakukan seorang anak laki-laki ini dan calon prajurit lainnya.

Meninggalkan keluarga untuk sebuah pengabdian. Menahan kerinduan dan rasa ingin pulang. Juga harus merelakan orang-orang terkasih berpulang tanpa dirinya di sisi mereka. Sebagaimana yang dirasakan dan dialami oleh anak laki-laki dalam berita kali ini.

Di tengah suasana haru dan detik-detik diumumkannya kelulusan menjadi seorang Tentara Nasional Indonesia angkatan laut, anak laki-laki ini tidak hanya mendapatkan kabar gembira, tetapi juga menerima berita duka dari keluarga. Kabarnya, orantuanya meninggal dunia. Harapan untuk memberi kabar gembira kepada sang ibu, pupus begitu saja oleh kehendak Yang Maha Kuasa.

Bagaimana perasaannya? Semua pasti tahu, kehilangan tidak pernah menjadi sesuatu yang menyenangkan. Bukan sesuatu yang banyak diharapkan terjadi. Kehilangan merupakan pukulan untuk kita semua. Apalagi jika kehilangan orang-orang tercinta dan paling berharga dalam hidup kita.




Entah harus bahagia atau bersedih. Yang jelas, ia menerima dua kabar yang membuatnya menangis haru juga menahan sakit. Setelah berjuang dan dinyatakan lulus, ia harus menerima kenyataan, bahwa, sang ibu telah berpulang ke Rahmatullah, sebelum sempat memberinya kabar gembira tersebut.

Semoga ia tetap kuat dan tabah, ya, GanSist. Dan ibundanya khusnul khotimah. Perjuangan orangtua dalam mendidik, membiayai dan merawatnya, semoga dapat mengantarkannya ke surga Allah. Ya, meski memang kematian bukanlah sesuatu yang diharapkan. Namun, tanpa kematian, kita tidak akan bisa menemukan surga.

Kematian itu tak bisa dipungkiri. Tidak dapat ditunda pun diprediksi. semua yang hidup pasti akan mati pada waktunya. Dan, kehilang orang-orang terkasih tentu meninggalkan duka yang mendalam.

Terlebih, seorang ibu. Ibu adalah mata bagi seorang anak. Nasehat dan cintanya, membuat seorang anak merasa tenang, tentram, dan bisa melalui jalan yang baik dan benar.

Ibu adalah kekuatan. Di saat semua menghilang, bahkan ketika kita merasa terbuang, cinta dan kasih sayang ibu menopang untuk terus dapat berjalan dan menggapai impian. Doa-doa ibu bagai harmoni yang mengalun lembut menembus langit. Mengantar sejuta harap untuk dikabulkan Tuhan.

Tapi, begitulah takdir kematian. Tidak ada yang tahu kapan dan di mana tepatnya akan mengembuskan napas terakhir. Dalam keadaan yang bagaimana pun. Jika tuhan menghendaki kita untuk kembali, Ia akan mengambil nyawa kita tampa kompromi dan aba-aba. Tidak peduli apakah, seseorang sedang menunggu kabar gembira atau sebaliknya.

Hay, GanSist. Yang menjadi pertanyaan sekarang, sudahkah kita menjadi anak yang berbakti dan berbuat baik kepada orangtua? Sudahkah kita membahgiakannya? Jika belum, ayok kita perbaiki secara perlahan. Buat orangtua kita merasa bahagia dengan sering-sering memberi kabar atau mengungkapkan perasaan cinta kita terhadap mereka. Semoga kedua orangtua kita ridha dengan segala yamgbmereka berikan. Baik tenaga, materi, dan cintanya yang luarbiasa.


Sekian thread dari ane. Segala kebaikan menyertai kita semua. Aamiin.


Wassalam ...



Penulis: @darmawati040
Referensi: di sini


Bima, 20 Maret 2020