Rambutnya panjang dengan ciri khas model kepang, kupingnya tanpa anting. Wajahnya natural tanpa aneka perona. Tubuhnya mungil--hanya 148 cm, usianya baru menginjak 17 tahun, namun energinya berlimpah, dedikasinya tinggi, dan cintanya pada pelestarian lingkungan sungguh nyata.

Ia adalah Greta Thunberg.


Kisahnya bermula pada 20 Agustus 2018, ketika Greta bolos sekolah untuk melakukan protes di luar gedung parlemen Swedia, the Riksdag, seorang diri. Dalam spanduk dan selembaran yang ia bawa, Greta mengkritik sekaligus menuntut agar otoritas terkait segara mengambil tindakan terkait perubahan iklim.

Ia kemudian melakukan hal yang sama setiap minggunya. Aksinya pun mulai menarik perhatian media. Greta lantas mencoba mengajak semua anak muda dari seluruh penjuru dunia melakukan hal yang sama.

Perjuangannya tak sia-sia. Siapa sangka ternyata aksi tunggalnya bisa menginisiasi gerakan massal dunia. Puncaknya ialah pada 20 Agustus 2019, di mana lebih dari 4 juta orangdari seluruh penjuru dunia turun ke jalan dalam aksi 'School Strike for Climate'.


Tak diragukan lagi, kini Greta telah menjadi ikon aktivis lingkungan. Bahkan, ia terpilihmenjadi Person of the Year 2019 versi majalah Majalah TIME.

Ketika anak-anak muda seusianya masih sibuk dengan masalah cinta monyet dan bermain gim daring favorit, Greta telah menjelma menjadi ikon dunia. Greta memilih menghabiskan masa remajanya memikir masalah yang jauh lebih beresensi daripada kebanyakan remaja lain. Tak sampai di situ, ia juga berhasil membuat banyak orang lebih sadar dan serius menghadapi masalah kerusakan lingkungan.

Melalui Greta, kita sadar bahwa ternyata SATU ORANG DAPAT MENGUBAH DUNIA! Ya, walau masih jauh dari kata selesai, namun perjuangan Greta telah menjadi penanda awal. Kini, saya yakin banyak orang telah terinspirasi untuk melakukan hal sama seperti yang dilakukan Greta.

Maka dari itu, tak berlebihan rasanya saya mengatakan bahwa gadis mungil tersebut adalah perempuan inspiratif versi saya!