Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ttobbiiiAvatar border
TS
ttobbiii
Aku Dan Toilet
[Story][Aku Dan Toilet]



Kisah ini terjadi sekitar 15 tahun yang lalu saat aku menuliskan nya sekarang. Tak ingat pasti waktu tepat nya, tetapi aku masih mengingat saat itu di dinding rumah ku yang rapuh tertempel kalender tahun 2004 bergambar Presiden Indonesia Ke 5, Megawati Soekarnoputri. Pada masa itu segala macam kesederhanaan merupakan batas tertinggi yang dapat kami capai, memiliki hal-hal yang dibutuhkan oleh sebuah keluarga kecil berisikan sepasang suami istri dan sepasang anak. Rumah yang dapat melindungi dari panas dan hujan, baju yang bersih, peralatan masak dan makan, motor Astrea butut yang diberi nama Kadal oleh bapak ku, bahkan toilet.

Kami memiliki semua itu, namun tetap dengan kesederhanaan nya. Berbicara perihal toilet atau WC, di benak kita akan langsung terpikir bahwa toilet merupakan tempat terbaik untuk bernyanyi? [Hahaha]. Tidak, toilet adalah tempat kita melaksanakan panggilan alam yang bisa dibarengi dengan bernyanyi, menghisap benda berasap dan memikirkan masa depan.

Masih tentang toilet, pasti kalian berpikir bahwa letak toilet kalau tidak berada di dalam rumah dengan ruangan tersendiri yaaa pasti di luar rumah tentunya. Dan kebetulan letak toilet yang menjadi inti tulisan ku ini berada di luar rumah, lebih tepat nya terletak di belakang rumah ku dan berjarak 20 sampai 25 meter dari bagian belakang rumah ku. [Lumayan jauh bukan?].

Untuk dapat sampai ke toilet tersebut, aku harus melintasi bagian halaman belakang rumah yang di salah satu sudut terdapat tumpukan sampah rumah tangga kami, setelah itu melewati dua buah kolam yang cukup besar dan melewati parit kecil dengan jembatan kayu kecil di atas nya, barulah aku sampai ke toilet tersebut.

Tak ingat pasti bagaimana bentuk toilet ini, namun satu hal yang pasti pintu toilet tersebut hanya bermodalkan karung goni yang dikaitkan. Dinding nya sendiri cuma bermodalkan kayu tipis dan beberapa seng atau atap berkarat tak terpakai, tanpa atap, dan ember cat sebagai wadah air nya.

Namun tetap dengan kesederhanaan nya, dibagian tengah toilet hanya ada lobang kecil yang dibentuk agak menurun dan diberi seng bekas agar si "dia" bisa turun ketika disiram.



Tak tahu pasti apakah dibawah toilet tersebut ada lobang yang besar untuk menampung si "dia" atau langsung di alirkan ke parit kecil dibelakang nya, aku tak pernah memikirkannya apalagi memeriksanya.

Tak ada masalah serius sebenarnya di toilet sederhana ini, yang menjadi masalah di toilet ini ialah pada malam hari, tanpa cahaya sedikitpun dan aku harus membawa air sendiri dari rumah untuk berjaga-jaga jikalau tak ada air di ember cat tadi. Saat itu umur ku sekitar 5 atau 6 tahun, dan melaksanakan panggilan alam di malam hari adalah masalah besar!

Pikiran dan imajinasi ku langsung bermain, apa yang akan terjadi jika aku ke toilet yang begitu jauh di gelap nya malam?. Aku selalu berharap aku tidak melihat apapun ketika ke toilet tersebut [Karena gelap, hehehe].

Jika sudah seperti itu maka aku akan meminta ibu ku untuk menemani ku untuk pergi ke toilet, bermodalkan senter yang berisikan batu baterai ABC dan terkadang untuk menyalakan nya bukanlah menekan tombol nya melainkan memukul bagian kepala senter, serta ember berisikan air untuk ritual pembersihan.

Di gelapnya malam tentunya sangat seram dan mengerikan bagi anak berusia 6 tahun yang ingin pergi ke toilet, imajinasi ku membawa ku berprasangka bahwa akan ada kepala yang keluar dari lobang toilet tersebut [Hahaha, coba bayangkan].

Aku akan meminta ibu ku untuk menunggu di samping toilet sementara aku melaksanakan tugas ku dengan cepat sembari melihat bintang yang bersinar indah di langit malam. Untuk beberapa waktu terasa sunyi yang terdengar hanya suara jangkrik, kodok dan suara hewan malam lainnya. Mengingat bagian depan toilet langsung berhadapan dengan kebun sawit tetangga ku yang sangat menyeramkan di waktu malam.

Beberapa kali aku memanggil ibu ku untuk memastikan bahwa ia masih ada di luar menunggu ku.

["Maaakkk!?]
["Heemmmm...]

Mendengar ada suara nya merupakan kebahagian tersendiri bagiku. Setelah selesai akupun bergegas dan kembali ke rumah, tentunya aku akan berada di depan.

Namun semua mulai berubah ketika keluarga ku pindah rumah, saat itu kami memiliki toilet sendiri di dalam rumah dan akhirnya aku tak lagi punya masalah dengan toilet di malam hari. Bahkan sekarang ini aku memiliki toilet sendiri di kamar ku [Hahaha, kehidupan ku berubah drastis].

Mungkin bagi kalian tak ada yang istimewa dengan cerita Aku Dan Toilet ini, namun bagiku toilet sederhana yang kuceritakan merupakan keunikan tersendiri dari kehidupan. Sebenarnya aku pernah melaksanakan panggilan alam di berbagai tempat, mulai dari sungai, parit, bahkan toilet tanpa gayung. Namun tetap tak semenarik toilet sederhana ku yang begitu membekas di ingatanku, walaupun mungkin ada beberapa peristiwa yang tak ku ingat lagi.

[Hahaha, aku mulai merindukan toilet itu]
Apakah aku masih akan ketakukan untuk buang air di malam hari? [Hmmm aku rasa tidak!].

Aku mulai berpikir apakah kalian pernah merasakan hal yang pernah aku rasakan, atau bahkan lebih buruk?

Aku harap kalian tak punya masalah ya dalam melaksanakan panggilan alam[Hahaha]. Atau kalian punya cerita tersendiri dalam hal ini? Kalau ada kenapa tidak diceritakan, ayoolah ini akan menjadi rahasia kita.

Ok Sekian dulu cerita nya emoticon-Big Grin
Aku Tobiii and Goodbye!
lina.whAvatar border
azhuramasdaAvatar border
azhuramasda dan lina.wh memberi reputasi
2
707
0
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Riau Raya
Riau RayaKASKUS Official
932Thread322Anggota
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.