napelogini
TS
napelogini
Ustadz Kok Gitu Amat, Atau Cuma Karbitan?


Selain pernah mengalami swasembada beras di era kepemimpinan Soeharto, beberapa waktu tahun yang lalu Indonesia juga sempat mengalami yang namanya 'swasembada ustad'.

Karena dalam rentang waktu 5 hingga 12 tahun terakhir Indonesia benar-benar kebanjiran ustadz-ustadz kondang yang konon diproduksi oleh media.

Sebagai seorang muslim saya sendiri merasa bingung dan tidak tahu. Entah harus bangga atau merasa sedih dengan 'swasembada ustad' tersebut.....

Terlebih mereka yang sempat menjadi ustadz kondang itu kini hilang begitu saja entah kemana?

Kesedihan saya sejujurnya bukan karena mereka yang mengaku ustadz itu sekarang menghilang bak ditelan bumi. Tapi sedih karena merasa ustadz kok gitu amat?


Tentunya kita mungkin masih ingat dengan boomingnya ustadz dan ustadzah (seleb) dadakan hasil bentukan media. Beberapa diantaranya adalah :



Ustadz nganu yang istrinya artis yang jika ceramah selalu minta tarif tinggi. Pernah mau digebukin warga dan juga pernah bermasalah dengan TKI di Hongkong.



Lalu si nganu yang suka manggil jamaah oooough jama'aaaah.....



Ada juga si nganu yang mantan pemain film dan sinetron tetiba jadi ustadzah.



Lalu adalagi si nganu yang mengaku bisa mengobati penyakit dengan cara rukyah tapi ujung-ujungnya nipu kemudian di penjara........



Ada lagi si nganu yang tidak tahu pernah mondok dimana tetiba dengan entengnya mengatakan bahwa ada pesta sex di surga.



Kemudian ada lagi si nganu yang tempramental yang pernah menganiaya dan menginjak kepala orang.....

Dan beberapa nama lainnya yang malas saya sebutkan satu persatu. Belum lagi dengan munculnya fenomena da'i karbitan "cap kampak beracun" yang kerap mengaku sebagai mantan ini dan itu.

Serius mereka ustadz?

Beberapa nama yang saya sebut di atas oleh sebagian kecil penggemarnya disebut sebagai "ustadz". Entahlah ustadz apaan namanya?

Dan entah kenapa juga, saya kok, merasa geli jika mereka disebut sebagai ustadz.....

Ajaibnya mereka semua tiba-tiba menghilang begitu saja entah dimana sekarang? Sudah tidak laku atau emang ganti profesi?

emoticon-DP

Karena menurut pemahaman saya yang faqir ilmu ini, bukankah yang layak dan pantas diberi gelar ustadz itu adalah mereka yang jelas bagaimana latar belakang, sanad, dan keilmuannya?

Bagi saya, ustadz itu harus tawadhu dan berilmu (alim). Selain menguasai Al Quran dan hadist, seorang ustadz juga harus bisa memahami puluhan bahkan ratusan kitab-kitab tentang akidah, hukum-hukum Islam (fiqih), adab dan etika, serta disiplin ilmu lainnya sebagai perbandingan.

Dan itu semua tidak bisa dipelajari secara instan melalui Google apalagi Youtube. Butuh waktu bertahun-tahun bahkan tak berbatas.

Dan untuk bisa menguasai semua itu dibutuhkan banyak guru (ulama atau kyai) yang jelas, yang sholeh, yang tawadhu dan mumpuni di bidangnya.


Pertanyaannya adalah, apakah ustadz-ustadz dadakan yang menurut saya lebih pantas disebut selebritis itu pernah belajar sampai tamat kitab Al-Ajurumiyah, Amtsilah At-Tashrifiyah, Mushtholah Al-hadits, Arba’in Nawawi, Arba’in Nawawi, Fathul Qorib, Tausyaikh, Fathul Mu’in, Riyadhus Sholihin, Al-Adzkar, Minhajut Tholibin, Syarh Muslim, dan segudang kitab njlimet lainnya?

Sekali lagi saya tanya, pernahkah mereka membacanya? Dan jika kitab-kitab klasik di atas itu dianggap sangat berat, maka setidaknya mereka yang mengaku ustadz dan ustadzah ini bisa membaca "Juzz Amma" dengan qiroah, tajwid, dan makhroj yang benar.......


Fenomena Ustadz Produk Google & Trend Hijrah



Fenomena banjir ustadz dan ustadzah dadakan ini memang agak dilema. Di satu sisi ini menunjukan adanya peningkatan kuantitas jumlah para da'i dan jemaah. Terlebih mereka yang mengaku ustadz ini menyasar kalangan remaja dan anak-anak gaul yang katanya sedang dalam proses hijrah.

Tapi karena prosesnya sangat instan, maka tak heran jika kita kerap mendengar berita di media tentang seseorang yang ujug-ujug pakai jilbab lalu melepasnya lagi.

Ada juga beberapa artis sensasional yang hanya karena sedang terbawa suasana lalu nekat berangkat umroh. Pulang umroh pakai jilbab dan pakaian syar'i. Tapi sebulan kemudian pake bikini dan pamer aurat lagi......

Demi Allah, bukan karena saya benci kepada mereka yang hijrah atau mereka yang mengaku ustadz (hasil polesan media). Saya cuma merasa kasihan, kok, bisa ustadz dibuat dengan cara instan? Kok bisa hijrah tapi gak kaffah?

Asal bisa ngomong "Subhanallah, Walhamdulillah, Walaila Hailallah" lalu sudah merasa pantas disebut ustadz?

Apa hanya karena pernah mengisi acara televisi di bulan Ramadhan lalu boleh dipanggil ustadz?

Apa hanya karena pernah sekolah di perguruan tinggi Islam selama 5 tahun lalu merasa lebih tinggi ilmunya dibanding Kyai Idrus Romli, Gus Baha, Emha Ainun Nadjib, Ustadz Adi Hidayat hingga Ustadz (beneran) Abdul Somad?

Apa hanya karena memiliki 20 orang jemaah lantas merasa dirinya ustadz?

Apa hanya karena modal jenggot dan sorban merek nganu lalu bisa disebut ustadz?



Saya kok curiga, jangan-jangan mereka yang mengaku ustadz (seleb) itu tidak pernah mengenal apalagi mempelajari yang namanya kitab "Taklim al-Muta’allim" apalagi "Ihya Ulumuddin". Sehingga tidak heran jika ada orang yang mengaku ustadz tapi akhlaqnya bobrok....



Masa ada ustadz kondang dipenjara gara-gara menganiaya?



Masa ustadz jebolan tivi memelintir dan menginjak kepala orang di atas panggung. Ustadz kok gitu amat?

Jika memang demikian maka saya juga tidak heran jika ada ustadz yang masih bisa berbohong kepada jemaahnya. Pantas saja jika ada ustadz yang mau digebuki oleh jemaah di Anyer karena dengan sengaja memperlambat jadwal ceramahnya......

Atau pantas saja jika ada ustadz yang dengan sengaja mencari uang dengan memasang tarif setinggi langit. Belum lagi fenomena ustadz yang banyak pamer tentang harta dan istri-istrinya yang mantan artis atau sok ngartis.

Dan yang paling menjijikan adalah mereka yang mengaku ustadz tapi kerjaannya sibuk mencari subscriber dan like di media sosial......


Dan saya yakin, para jemaah yang hadir bukan untuk mendengarkan tausyiahnya, melainkan hanya sekedar ingin melihat dari dekat wajah sang ustadz yang kerap muncul di televisi..........

Ustad dan Kyai beneran



Bagi saya, mereka yang layak dan paling pantas disebut sebagai ustadz atau ulama adalah mereka yang menghindari politik praktis dan nafsu duniawi sebagai alat mencari uang dan kekuasaan.



Mereka yang layak dilabeli ustadz adalah mereka yang konsisten serta fokus mengurus umat dan santrinya agar menjadi manusia yang berakhlak dan berilmu. Sehingga bisa memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, bangsa dan agamanya......

Ustadz asli adalah orang alim yang jelas latar belakang pendidikan agamanya, juga jelas siapa gurunya......

Ustadz beneran adalah mereka yang dekat dengan santri dan masyarakat......

Dan yang terakhir, ustadz beneran adalah ustadz yang senantiasa sowan kepada para ulama besar untuk terus mengaji dan menderas ilmunya. Itulah makanya ustadz beneran setiap harinya selalu berada di majelis-majelis ilmu. Bukan ngeksis di televisi atau pamer istri dan kekayaan.......




Semoga Allah SWT, senantiasa memuliakan dan menempatkan guru-guru alim di tempat yang terbaik.

Wabil khusus kepada Syekh Nawawi Al-Bantani (Banten), Syekh Asnawi (Caringin-Banten), Alm. Syekh Cholil (Madura) Alm. KH. Hasyim Asyari (Jombang) Alm. KH. Ahmad Dahlan (Sumbar), Alm. Abuya Dimyati (Pandeglang), Alm. kyai Abdurahman Wahid (Jombang), Alm. Gus Ma'syum (Kediri), Alm. kyai Maimoen Zubair (Rembang), Alm. kyai Abdul Hamid Hasbullah (Tambak Beras), Alm.Aki Fuad (Pandeglang).

Serta nama lainnya yang dimuliakan Allah SWT dan dicintai umat..........






Saya, napelogini.........Terima kasih

Photo : Google

Diubah oleh napelogini 18-02-2020 02:38
4iinchiamnooneeni050885
eni050885 dan 177 lainnya memberi reputasi
168
44K
395
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.3KThread80.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.